Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search

KECENDERUNGAN NAIKNYA SUHU PERMUKAAN LAUT DAN RESILIENSI KARANG SETELAH KEJADIAN PEMUTIHAN KARANG 2010 DAN 2016 DI TAMAN WISATA PERAIRAN (TWP) PULAU PIEH, PADANG, SUMATRA BARAT Wouthuyzen, Sam; Abrar, Muhammad; Corvianawatie, Corry; Kusumo, Suryo; Yanuar, Yogi; Darmawan, Darmawan; Yennafri, Yennafri; Salatalohi, Abu; Hanif, Andriyatno; Permana, Syeprianto; Arafat, M. Y.
OLDI (Oseanologi dan Limnologi di Indonesia) Vol 5, No 1 (2020)
Publisher : Indonesian Institute of Sciences

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.14203/oldi.2020.v5i1.236

Abstract

Kejadian pemutihan karang (coral bleaching) telah melanda hampir seluruh perairan Indonesia sedikitnya empat kali antara tahun 1982-2016. Dua kejadian terbaru (2010 dan 2016) telah dibahas mendalam, namun belum ada kajian rinci pada suatu lokasi yang spesifik, seperti di Taman Wisata Perairan (TWP) Pulau Pieh, perairan Padang, Sumatra Barat yang dipengaruhi oleh massa air Samudra Hindia.  Tulisan ini bertujuan mengkaji kecenderungan naiknya suhu permukaan laut (SPL) pada kejadian pemutihan karang 2010 dan 2016 dan resiliensi karang setelah kejadian tersebut. Pada kajian ini data SPL jangka panjang hasil pemindaian citra satelit Aqua MODIS digunakan secara intensif. Hasil kajian menunjukkan bahwa SPL rata-rata bulanan tertinggi (MMM) yang dapat ditolerir oleh karang di TWP ini adalah 29,6oC, lebih tinggi daripada seluruh perairan Indonesia (29,1 oC). Selisih antara SPL Anomali dan SPL normal (MMM) atau disebut Hot Spot (HS) rata-rata telah melampaui MMM pada kejadian pemutihan tahun 2010 sekitar 0,4-0,5oC dengan puncaknya di bulan April dan tingkat keparahan alert-1 (DHW < 8oC-minggu; karang mengalami pemutihan sebagian). Tahun 2016 HS rata-rata meningkat 0,5~1,0oC dengan puncak di bulan Jan-Feb dan Mei-Juni dan tingkat keparahan Alert-2 (DHW ? 8oC-minggu, karang mengalami pemutihan berat, luas dan sebagian mati). Satu tahun sebelumnya (2015) terlihat juga HS rata-rata sebesar 0,3-0,8 oC dan DHW ~ 4oC-minggu.  Hal ini menunjukkan bahwa kejadian pemutihan karang di TWP Pulau Pieh berulang-ulang dan panjang. Kecenderungan peningkatan SPL di TWP ini adalah 0,23oC/dekade lebih rendah dari seluruh perairan Indonesia (0,36oC/dekade). Kecenderungan ini menunjukkan bahwa terumbu karang di perairan Indonesia, termasuk TWP Pulau Pieh memiliki resiliensi tinggi untuk memulihkan dirinya, karena kecenderungan peningkatan SPL < 1,0oC/dekade. Dari 11 faktor kunci resiliensi karang, faktor positif yang menunjang resiliensi karang adalah rendahnya polusi, nutrien, sedimentasi, dan rendahnya aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan, sedangkan yang paling negatif adalah meledaknya populasi hewan laut Bulu Seribu, Acanthaster planci, disamping penyakit karang.