Claim Missing Document
Check
Articles

Found 10 Documents
Search

Integrated Ticketing System Pada Transportasi Umum Di Jakarta Vs Värmland, Swedia Himawan, Teguh
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 4 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (255.337 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v26i4.906

Abstract

Salah satu atribut dari pelayanan jasa transportasi umum adalah ticketing system, dimana saat ini sistem tersebut belum terintegrasi dan masih memerlukan peningkatan layanan. Oleh karena itu, pengembangan ticketing system menjadi integrated ticketing system sangat diperlukan untuk menjadikan transportasi umum yang kompetitif dan memiliki daya tarik bagi pengguna jasa transportasi. Dalam melakukan analisis terkait dengan pengembangan sistem tiket baru yang terintegrasi, penyusunan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan data yang bersumber dari dokumentasi, archival records, interview, direct, dan participant observations. Selain itu, penyusunan penelitian ini juga menggunakan kasus dari Värmlandstrafik AB sebagai comparative study dan teori New Services Development sebagai pendekatan untuk memberikan penilaian tentang kemungkinan dalam menerapkan integrated ticketing system. Dengan menganalisa data hasil survai pengguna jasa transportasi, penelitian ini memberikan description dan explanation tentang karakteristik dan travel behaviour pengguna jasa transportasi, serta penilaian terhadap layanan ticketing system yang mendasari perlunya pengembangan layanan menjadi integrated ticketing system. Kemudian, dengan menggunakan comparative study akan memberikan hasil analisis terkait dengan hal-hal yang diperlukan dalam mengembangkan integrated ticketing system berdasarkan pada organizational process.
Kebutuhan Angkutan Laut yang Menghubungkan Pulau-Pulau Terpencil di Wilayah Kepulauan Riau Himawan, Teguh
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 6 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (4394.284 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v26i6.899

Abstract

Pulau-pulau terpencil dan terluar pada umumnya merupakan daerah terpencil, miskin, tidak berpenduduk dan jauh dari perhatian pemerintah. Angkutan laut yang ada saat ini baru dapat menghubungkan ibukota kecamatan dengan ibukota kabupaten, maupun ibukota provinsi, sedangkan pada tingkat desa masyarakat masih menggunakan speed boat dan perahu kecil yang disebut pompong. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah pusat dan pemerintahan provinsi, kabupaten/kota dalam hal pemberian public service obligation, bahwa perlu dikembangkan layanan angkutan laut perintis yang menghubungkan antar desa dengan ibukota kecamatan, dengan kapasitas kapal yang disesuaikan dengan perkiraan jumlah penumpang yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep peningkatan pelayanan angkutan laut pada pulau-pulau terpencil di Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan hasil analisis, dari 19 pulau terluar di Provinsi Kepulaun Riau hanya 4 pulau yang dihuni oleh penduduk dan 1 pulau sebagai pangkalan militer, yakni: Pulau Senoa berada di wilayah Kecamatan Bunguran Timur memiliki indeks konektivitas sebesar 0,05602221, Pulau Subi Kecil berada di wilayah Kecamatan Subi dengan indeks konektivitas sebesar 0,05602221, Pulau Karimun Kecil berada di Kecamatan Tebing dengan indeks konektivitas 0,02433643, dan Pulau Pelampung dan Pulau Nipah berada di Kota Batam, dengan indeks konektivitas 0,0000448.
EVALUASI SISTEM LAYANAN PELABUHAN 24 JAM DI PELABUHAN BALIKPAPAN Pramita, Dienda Rieski; Himawan, Teguh
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 3 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i3.1425

Abstract

Pelaksanaan operasi pelabuhan selama 24 jam dalam 1 hari dan 7 hari dalam seminggu telah dilaksanakan di Pelabuhan Balikpapan. Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap pengoperasian pelabuhan selama 24 jam dalam satu hari dan 7 hari dalam seminggu di Pelabuhan Balikpapan dengan menggunakan 30 variabel penelitian. Penelitian ditujukan kepada perusahaan pelayaran yang berlokasi di Pelabuhan Balikpapan. Analisis menggunakan Customer Satisfaction Index (CSI) dan menghasilkan nilai CSI sebesar 53,92% dan ini berarti bahwa secara umum kinerja sistem layanan pelabuhan 24 jam di Pelabuhan Balikpapan adalah sangat buruk (very poor). Variabel aspek pelayanan yang harus diperbaiki, karena harapan responden terhadap aspek tersebut tinggi, tetapi kenyataannya kualitasnya masih rendah, yaitu pelayanan kepelabuhanan, kesiapan kondisi alur selama 24 jam, ketersediaan telekomunikasi pelayaran selama 24 jam, ketersediaan tambatan petikemas selama 24 jam dan kemudahan dalam menemui pejabat pengambil keputusan pada saat terjadi permasalahan di lapangan. Untuk memperkecil kesenjangan antara harapan dan kondisi yang dirasakan responden, maka perlu dilakukan beberapa perbaikan misalnya dengan Mempersiapkan kondisi alur, kombinasi antara pelayanan arus fisik selama 24/7 dengan pelayanan dokumen on request dengan jam kerja diperpanjang, meningkatkan fasilitas sistem pembayaran, meningkatkan pelayanan dari proses pemeriksaan fisik, mempercepat proses dokumentasi, meningkatkan keamanan, dan meningkatkan koordinasi Instansi Pemerintah.
PENINGKATAN JARINGAN ANGKUTAN LAUT UNTUK MENUNJANG DISTRIBUSI KOMODITI BERAS DI MALUKU UTARA Himawan, Teguh
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 17, No 1 (2015): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v17i1.1419

Abstract

Secara geografis Provinsi Maluku Utara terdiri dari pulau-pulau yang sebagian besar merupakan pulau kecil dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit. Hal ini, menyebabkan keterisolasian bagi beberapa daerah, dan terbatasnya jaringan transportasi laut menjadi tantangan dalam mewujudkan ketahanan pangan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan evaluasi pelayanan transportasi laut dalam kegiatan distribusi bahan pokok beras untuk menyusun konsep kebijakan pengembangan pelayanan transportasi laut dalam mendukung ketahanan pangan di Provinsi Maluku Utara. Model yang akan digunakan antara lain adalah model transportation problem dan model minimum spanning tree. Berdasarkan hasil perhitungan transportation problem, diperoleh pola distribusi untuk komoditi beras, bahwa untuk kebutuhan beras di Maluku Utara masih harus disuplai dari Kota Bitung, Sulawesi Utara. Sedangkan, dengan perhitungan model minimum spanning tree diperoleh pola jaringan transportasi laut berdasarkan jarak adalah Sanana-Labuha-Tidore-Jailolo-Ternate-Daruba-Tobelo-Daruba-Buli-Weda PP.
PENGEMBANGAN DERMAGA PELABUHAN KARIMUN JAWA UNTUK MENDUKUNG KEGIATAN PARIWISATA Himawan, Teguh; Lestari, Erna Mei
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 18, No 2 (2016): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v18i2.1390

Abstract

Karimun Jawa memiliki luas 111.625 Ha meliputi 27 pulau, sejak tanggal 15 Maret 2001, Karimun Jawa ditetapkan oleh Pemerintah Jepara sebagai Taman Nasional. Berlayar menuju Karimun Jawa terkadang tertahan karena cuaca yang kadang tidak bersahabat, cuaca buruk, dan infrastruktur yang belum memadai menjadi kendala bagi wisatawan yang akan berkunjung. Sulitnya akses dan mahalnya ongkos ke Karimun Jawa juga menyebabkan tingkat kunjungan wisatawan belum optimal hingga saat ini, sehingga dibutuhkan penelitianpengembangan dermaga yang ideal dalam rangka upaya peningkatan pelayanan dan kegiatan pariwisata di Pelabuhan Karimun Jawa, data eksisting meliputi data dermaga Pelabuhan Karimun Jawa yang dianalisis dengan metode Berth Occupancy Ratio (BOR). Berdasarkan hasil perhitungan analisis Berth Occupancy Ratio (BOR) di Dermaga Legon Bajak sebesar 85,63%, artinya BOR diatas 70%, hal ini disebabkan berthing time-nya tinggi karena kapal harus menginap di dermaga untuk penyesuaian cuaca yang terkadang ombak mencapai 3 meter, dan pelabuhan pangkalan untuk juga berada di Karimun Jawa. Pengembangan Dermaga Legon Bajak dalam rencana jangka pendek belum diperlukan perluasan dermaga, namun diperlukan pengaturan sandar kapal. Berth Occupancy Ratio (BOR) di Dermaga Perintis sebesar 23,98%, artinya BOR dibawah 70%, sehingga tidak perlu perluasan dermaga, karena masih dibawah standar normal. Hal ini disebabkan masih sedikitnya volume kapal yang sandar di Dermaga Perintis.
PENINGKATAN PENANGANAN PENGANGKUTAN BARANG BERBAHAYA DI BIDANG PELAYARAN Lasse, D. A.; Himawan, Teguh
Jurnal Penelitian Transportasi Laut Vol 16, No 1 (2014): Jurnal Penelitian Transportasi Laut
Publisher : Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/transla.v16i1.1429

Abstract

Dalam rangka meningkatkan penanganan pengangkutan barang berbahaya di bidang pelayaran yang berhubungan dengan kepentingan masyarakat / stakeholder pelayaran, berbagai jenis dan bentuk pelayanan diberikan unit kerja pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, namun masih dirasakan belum efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. Oleh karena itu pengukuran kualitas pelayanan menjadi penting untuk mengevaluasi kinerja pelayanan yang telah dilakukan oleh unit kerja di pelabuhan. Kegiatan survei dilakukan kepada kinerja kesyahbandaran/ KPLP, Penyelenggara Pelabuhan PT. Pelindo, Ekspedisi Muatan Kapal Laut (sea freight forwarder), nakhoda dan mualim. Di fokuskan untuk menjawab identifikasi tentang kondisi eksisting pelayanan penanganan pengangkutan barang berbahaya di bidang pelayaran, hasil pengukuran untuk jenis pelayanan pengangkutan barang berbahaya yang diberikan unit kerja adalah upaya untuk memperbaiki kinerja pelayanan yang diberikan oleh pemerintah kepada masyarakat pelayaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan kualitatif untuk menganalisis berbagai fenomena yang terjadi dalam proses pemberian pelayanan penanganan pengangkutan barang berbahaya. Data-data sesuai dengan indikator penelitian terdiri dari data primer kualitatif yang diperoleh langsung dari sumbernya,berupa hasil wawancara, observasi, dan dokumen dari narasumber yang terlibat langsung atas pemberian pelayanan penanganan pengangkutan barang berbahaya dari pemerintah.
Peranan Angkutan Laut dalam Menunjang Distribusi Daging Sapi di Maluku Utara Himawan, Teguh
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 27 No. 4 (2015): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v27i4.787

Abstract

Secara geografis Provinsi Maluku Utara terdiri dari pulau-pulau yang sebagian besar merupakan pulau kecil dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit. Salah satu bahan pangan yang dikonsumsi oleh penduduk adalah daging sapi. Secara keseluruhan jumlah produksi daging sapi masih surplus jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan, namun untuk beberapa kota masih memerlukan pasokan dari daerah lain, seperti Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Kepulauan Sula, dan Pulau Morotai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengembangan pelayanan angkutan laut dalam mendukung kegiatan distribusi daging sapiuntuk menyusun konsep kebijakan pengembangan pelayanan transportasi laut dalam mendukung ketahanan pangan di Provinsi Maluku Utara. Metode analisis yang digunakan adalah model transportation problem. Berdasarkan hasil perhitungan model transportation problem, diperoleh pola distribusi untuk daging sapi, bahwa untuk kebutuhan daging sapi untuk beberapa kabupaten di Maluku Utara dapat  disuplai dari Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Utara, dan Kabupaten Halmahera Selatan.
Peranan Angkutan Laut dalam Menunjang Distribusi Daging Sapi di Maluku Utara Himawan, Teguh
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 27 No. 4 (2015): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v27i4.787

Abstract

Secara geografis Provinsi Maluku Utara terdiri dari pulau-pulau yang sebagian besar merupakan pulau kecil dengan jumlah penduduk yang relatif sedikit. Salah satu bahan pangan yang dikonsumsi oleh penduduk adalah daging sapi. Secara keseluruhan jumlah produksi daging sapi masih surplus jika dibandingkan dengan jumlah kebutuhan, namun untuk beberapa kota masih memerlukan pasokan dari daerah lain, seperti Kota Tidore Kepulauan, Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Halmahera Timur, Kepulauan Sula, dan Pulau Morotai. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk melakukan pengembangan pelayanan angkutan laut dalam mendukung kegiatan distribusi daging sapiuntuk menyusun konsep kebijakan pengembangan pelayanan transportasi laut dalam mendukung ketahanan pangan di Provinsi Maluku Utara. Metode analisis yang digunakan adalah model transportation problem. Berdasarkan hasil perhitungan model transportation problem, diperoleh pola distribusi untuk daging sapi, bahwa untuk kebutuhan daging sapi untuk beberapa kabupaten di Maluku Utara dapat  disuplai dari Kota Ternate, Kabupaten Halmahera Utara, dan Kabupaten Halmahera Selatan.
Kebutuhan Angkutan Laut yang Menghubungkan Pulau-Pulau Terpencil di Wilayah Kepulauan Riau Himawan, Teguh
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 6 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v26i6.899

Abstract

Pulau-pulau terpencil dan terluar pada umumnya merupakan daerah terpencil, miskin, tidak berpenduduk dan jauh dari perhatian pemerintah. Angkutan laut yang ada saat ini baru dapat menghubungkan ibukota kecamatan dengan ibukota kabupaten, maupun ibukota provinsi, sedangkan pada tingkat desa masyarakat masih menggunakan speed boat dan perahu kecil yang disebut pompong. Oleh karena itu, diperlukan peran pemerintah pusat dan pemerintahan provinsi, kabupaten/kota dalam hal pemberian public service obligation, bahwa perlu dikembangkan layanan angkutan laut perintis yang menghubungkan antar desa dengan ibukota kecamatan, dengan kapasitas kapal yang disesuaikan dengan perkiraan jumlah penumpang yang ada. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun konsep peningkatan pelayanan angkutan laut pada pulau-pulau terpencil di Provinsi Kepulauan Riau. Berdasarkan hasil analisis, dari 19 pulau terluar di Provinsi Kepulaun Riau hanya 4 pulau yang dihuni oleh penduduk dan 1 pulau sebagai pangkalan militer, yakni: Pulau Senoa berada di wilayah Kecamatan Bunguran Timur memiliki indeks konektivitas sebesar 0,05602221, Pulau Subi Kecil berada di wilayah Kecamatan Subi dengan indeks konektivitas sebesar 0,05602221, Pulau Karimun Kecil berada di Kecamatan Tebing dengan indeks konektivitas 0,02433643, dan Pulau Pelampung dan Pulau Nipah berada di Kota Batam, dengan indeks konektivitas 0,0000448.
Integrated Ticketing System Pada Transportasi Umum Di Jakarta Vs Värmland, Swedia Himawan, Teguh
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 26 No. 4 (2014): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v26i4.906

Abstract

Salah satu atribut dari pelayanan jasa transportasi umum adalah ticketing system, dimana saat ini sistem tersebut belum terintegrasi dan masih memerlukan peningkatan layanan. Oleh karena itu, pengembangan ticketing system menjadi integrated ticketing system sangat diperlukan untuk menjadikan transportasi umum yang kompetitif dan memiliki daya tarik bagi pengguna jasa transportasi. Dalam melakukan analisis terkait dengan pengembangan sistem tiket baru yang terintegrasi, penyusunan penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif dan data yang bersumber dari dokumentasi, archival records, interview, direct, dan participant observations. Selain itu, penyusunan penelitian ini juga menggunakan kasus dari Värmlandstrafik AB sebagai comparative study dan teori New Services Development sebagai pendekatan untuk memberikan penilaian tentang kemungkinan dalam menerapkan integrated ticketing system. Dengan menganalisa data hasil survai pengguna jasa transportasi, penelitian ini memberikan description dan explanation tentang karakteristik dan travel behaviour pengguna jasa transportasi, serta penilaian terhadap layanan ticketing system yang mendasari perlunya pengembangan layanan menjadi integrated ticketing system. Kemudian, dengan menggunakan comparative study akan memberikan hasil analisis terkait dengan hal-hal yang diperlukan dalam mengembangkan integrated ticketing system berdasarkan pada organizational process.