Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Faktor yang Berpengaruh terhadap Konsentrasi Pengemudi Nurdjanah, Nunuj; Puspitasari, Reni
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 29 No. 1 (2017): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1682.97 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v29i1.318

Abstract

Kecelakaan di jalan sering diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak terduga-duga akibat kesalahan/kelalaian satu pihak sehingga menyebabkan pihak lain terlibat dalam kejadian kecelakaan di jalan raya. Dari pengertian kecelakaan tersebut dapat dianggap bahwa penyebab pertama kejadian kecelakaan sebagian besar adalah oleh pengemudi yang kurang siap ketika berada di jalan dan kondisi lingkungan/cuaca. Hal tersebut ternyata sesuai dengan data-data yang ada, yaitu faktor penyebab kecelakaan transportasi jalan itu di dominasi oleh faktor manusia sebesar 67%, teknis 22% dan lainnya 11%. Faktor kesalahan manusia tidak tiba-tiba muncul saat tabrakan, tetapi potensial ada dalam perilaku berlalu lintas pengemudi dan awaknya. Beberapa kecelakaan yang merenggut korban jiwa belakangan ini rata-rata diakibatkan hilangnya konsentrasi pengemudi. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat sebagian besar kecelakaan yang memakan korban jiwa pada Tahun 2015 diakibatkan oleh kelalaian pengemudi, lengah dan kurang konsentrasi. Kondisi lain pada pengemudi yang sering menyebabkan kecelakaan adalah pengemudi mengantuk, mabuk, lelah, tidak terampil, tidak tertib, dan menggunakan telepon seluler saat berkendara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi pengemudi khususnya bus AKAP, dimana konsentrasi pengemudi menjadi sorotan sebagai penyebab utama kecelakaan. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner kepada 150 pengemudi bus AKAP di wilayah Jabodetabek. Berdasarkan hasil analisis, faktor dominan yang berpengaruh terhadap konsentrasi, kondisi kendaraan sebesar 31%; kondisi kesehatan pengemudi sebesar 23%; kondisi jalan sebesar 22%; kondisi cuaca sebesar 10%; kondisi/masalah keluarga sebesar 8%; kondisi lingkungan, manajemen perusahaan dan masalah operasional di lapangan sebesar 1%; sedangkan responden yang tidak menjawab ada sebesar 3%.
Kajian Dampak Pertumbuhan Sepeda Motor Terhadap Dcelakaan Lalu Lintas Dan Konsumsi Bbm Nurdjanah, Nunuj
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 22 No. 9 (2010): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (5774.787 KB) | DOI: 10.25104/warlit.v22i9.1126

Abstract

Growth in number of motorcycles that have an impact so rapidl.y than indicated on the number ofaaidents, al.so have an impact on fuel amsumption. Acamhng to motorcycle users can save the useof fuel and transportation costs, but on a natianal. scale the high number of motorCtjCle sparked thehigh fuel consumption, -particularly in subsidized fuel.This studtj aims to determine how much impact the growth of motorCt;cle fuel consumption andtraffic accidents nationwide. The analysis used in this studt; uses descriptive methods and Simplelinear Regression.Based on the analysis significantly proven that the growth of motorcycle acci.dent has resulted inincreased traffic and fuel consumption nationally with a fairly strong correlation.Keywords: Growth Motorcycles, Tmffic Accidents, Fuel Consumption
Mitigasi Risiko Penyebaran Virus Covid-19 di Stasiun Kereta Api Hadi, Muhammad Pramono; Putra, Ika; Widyastuti, Dyah Titisari; Nugroho, Deni Prasetio; Putro, Arsito Bayu Pramono; Sasmito, Dindi Eneng Chandraning; Nurdjanah, Nunuj
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 34 No. 2 (2022): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v34i2.2113

Abstract

Pergerakan orang antarwilayah dapat mempengaruhi penyebaran virus dalam wilayah tersebut. Status zona pandemi di wilayah menjadi salah satu faktor analisis risiko stasiun sebagai klaster penularan dan risiko penumpang tertular COVID-19 di kereta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko penyebaran virus ketika menggunakan perjalanan dengan moda kereta api dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran virus di stasiun kereta api. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengukuran risiko yaitu pengukuran potensi penyebaran COVID-19 di stasiun Kereta Api. Metode ini dilakukan dengan mengukur tingkat risiko penumpang Kereta Api tertular virus COVID-19. Metode pengukuran konsep risiko terkait dengan fenomena COVID-19 menggunakan pendekatan persamaan risiko dengan parameter Bahaya, Kerentanan, dan Kapasitas. Penelitian ini menggunakan studi kasus Stasiun Tugu Yogyakarta yang pada saat sebelum pandemi melayani sekitar 1.219 penumpang per jam sibuk. Pada saat pandemi, jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk adalah sekitar 189 penumpang dengan berbagai kebijakan pembatasan yang dilakukan. Intervensi yang dilakukan dengan membatasi kerentanan orang (pembatasan jumlah penumpang) dan kerentanan ruang (penerapan pemanfaatan ruang agar lebih terbuka, tidak menumpuk, dan mengurangi kontak) serta meningkatkan kapasitas dengan penerapan protokol kebijakan kesehatan akan mampu mengurangi potensi risiko penyebaran virus COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status wilayah merah memiliki risiko dua kali lipat dari status oranye. Status wilayah merah diharapkan menjadi dasar mitigasi kebijakan pembatasan jumlah penumpang yang diperbolehkan naik, peningkatan protokol COVID-19 yang semakin ketat, seperti kebijakan bagi penumpang untuk diwajibkan swab atau tidak, penggunaan alat pendeteksi awal COVID-19, dan pemisahan kereta bagi penumpang yang berasal dari stasiun wilayah berstatus merah. Kebijakan pengurangan jumlah penumpang pada tiap perjalanan kereta mencapai 50% dari jumlah maksimal penumpang sudah sesuai dengan Kajian Manajemen Risiko dalam studi ini karena akan mengurangi risiko lebih dari sampai 75% dibandingkan dengan jumlah penumpang maksimal
Faktor yang Berpengaruh terhadap Konsentrasi Pengemudi Nurdjanah, Nunuj; Puspitasari, Reni
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 29 No. 1 (2017): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v29i1.318

Abstract

Kecelakaan di jalan sering diartikan sebagai suatu kejadian yang tidak terduga-duga akibat kesalahan/kelalaian satu pihak sehingga menyebabkan pihak lain terlibat dalam kejadian kecelakaan di jalan raya. Dari pengertian kecelakaan tersebut dapat dianggap bahwa penyebab pertama kejadian kecelakaan sebagian besar adalah oleh pengemudi yang kurang siap ketika berada di jalan dan kondisi lingkungan/cuaca. Hal tersebut ternyata sesuai dengan data-data yang ada, yaitu faktor penyebab kecelakaan transportasi jalan itu di dominasi oleh faktor manusia sebesar 67%, teknis 22% dan lainnya 11%. Faktor kesalahan manusia tidak tiba-tiba muncul saat tabrakan, tetapi potensial ada dalam perilaku berlalu lintas pengemudi dan awaknya. Beberapa kecelakaan yang merenggut korban jiwa belakangan ini rata-rata diakibatkan hilangnya konsentrasi pengemudi. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mencatat sebagian besar kecelakaan yang memakan korban jiwa pada Tahun 2015 diakibatkan oleh kelalaian pengemudi, lengah dan kurang konsentrasi. Kondisi lain pada pengemudi yang sering menyebabkan kecelakaan adalah pengemudi mengantuk, mabuk, lelah, tidak terampil, tidak tertib, dan menggunakan telepon seluler saat berkendara. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi konsentrasi pengemudi khususnya bus AKAP, dimana konsentrasi pengemudi menjadi sorotan sebagai penyebab utama kecelakaan. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner kepada 150 pengemudi bus AKAP di wilayah Jabodetabek. Berdasarkan hasil analisis, faktor dominan yang berpengaruh terhadap konsentrasi, kondisi kendaraan sebesar 31%; kondisi kesehatan pengemudi sebesar 23%; kondisi jalan sebesar 22%; kondisi cuaca sebesar 10%; kondisi/masalah keluarga sebesar 8%; kondisi lingkungan, manajemen perusahaan dan masalah operasional di lapangan sebesar 1%; sedangkan responden yang tidak menjawab ada sebesar 3%.
Kajian Dampak Pertumbuhan Sepeda Motor Terhadap Dcelakaan Lalu Lintas Dan Konsumsi Bbm Nurdjanah, Nunuj
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 22 No. 9 (2010): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v22i9.1126

Abstract

Growth in number of motorcycles that have an impact so rapidl.y than indicated on the number ofaaidents, al.so have an impact on fuel amsumption. Acamhng to motorcycle users can save the useof fuel and transportation costs, but on a natianal. scale the high number of motorCtjCle sparked thehigh fuel consumption, -particularly in subsidized fuel.This studtj aims to determine how much impact the growth of motorCt;cle fuel consumption andtraffic accidents nationwide. The analysis used in this studt; uses descriptive methods and Simplelinear Regression.Based on the analysis significantly proven that the growth of motorcycle acci.dent has resulted inincreased traffic and fuel consumption nationally with a fairly strong correlation.Keywords: Growth Motorcycles, Tmffic Accidents, Fuel Consumption
Mitigasi Risiko Penyebaran Virus Covid-19 di Stasiun Kereta Api Hadi, Muhammad Pramono; Putra, Ika; Widyastuti, Dyah Titisari; Nugroho, Deni Prasetio; Putro, Arsito Bayu Pramono; Sasmito, Dindi Eneng Chandraning; Nurdjanah, Nunuj
Warta Penelitian Perhubungan Vol. 34 No. 2 (2022): Warta Penelitian Perhubungan
Publisher : Sekretariat Badan Penelitian dan Pengembangan Perhubungan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/warlit.v34i2.2113

Abstract

Pergerakan orang antarwilayah dapat mempengaruhi penyebaran virus dalam wilayah tersebut. Status zona pandemi di wilayah menjadi salah satu faktor analisis risiko stasiun sebagai klaster penularan dan risiko penumpang tertular COVID-19 di kereta. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat risiko penyebaran virus ketika menggunakan perjalanan dengan moda kereta api dan kebijakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi risiko penyebaran virus di stasiun kereta api. Metode penelitian yang digunakan adalah metode pengukuran risiko yaitu pengukuran potensi penyebaran COVID-19 di stasiun Kereta Api. Metode ini dilakukan dengan mengukur tingkat risiko penumpang Kereta Api tertular virus COVID-19. Metode pengukuran konsep risiko terkait dengan fenomena COVID-19 menggunakan pendekatan persamaan risiko dengan parameter Bahaya, Kerentanan, dan Kapasitas. Penelitian ini menggunakan studi kasus Stasiun Tugu Yogyakarta yang pada saat sebelum pandemi melayani sekitar 1.219 penumpang per jam sibuk. Pada saat pandemi, jumlah rata-rata penumpang per jam sibuk adalah sekitar 189 penumpang dengan berbagai kebijakan pembatasan yang dilakukan. Intervensi yang dilakukan dengan membatasi kerentanan orang (pembatasan jumlah penumpang) dan kerentanan ruang (penerapan pemanfaatan ruang agar lebih terbuka, tidak menumpuk, dan mengurangi kontak) serta meningkatkan kapasitas dengan penerapan protokol kebijakan kesehatan akan mampu mengurangi potensi risiko penyebaran virus COVID-19. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status wilayah merah memiliki risiko dua kali lipat dari status oranye. Status wilayah merah diharapkan menjadi dasar mitigasi kebijakan pembatasan jumlah penumpang yang diperbolehkan naik, peningkatan protokol COVID-19 yang semakin ketat, seperti kebijakan bagi penumpang untuk diwajibkan swab atau tidak, penggunaan alat pendeteksi awal COVID-19, dan pemisahan kereta bagi penumpang yang berasal dari stasiun wilayah berstatus merah. Kebijakan pengurangan jumlah penumpang pada tiap perjalanan kereta mencapai 50% dari jumlah maksimal penumpang sudah sesuai dengan Kajian Manajemen Risiko dalam studi ini karena akan mengurangi risiko lebih dari sampai 75% dibandingkan dengan jumlah penumpang maksimal
Pemilihan Moda Transportasi Mudik 2023 dari Jabodetabek ke Kota Semarang dan Surabaya Nurdjanah, Nunuj; Haidar, Raihan Masyal
Jurnal Penelitian Transportasi Darat Vol. 25 No. 2 (2023): Jurnal Penelitian Transportasi Darat
Publisher : Sekretariat Badan Kebijakan Transportasi, Formerly by Puslitbang Transportasi Laut, Sungai, Danau, dan Penyeberangan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25104/jptd.v25i2.2174

Abstract

Mudik lebaran merupakan sebuah realitas sosial yang dilakukan masyarakat Indonesia menjelang Idulfitri. Dalam mudik lebaran, terdapat perpindahan penduduk dan pergerakan moda transportasi secara masif. Permasalahan dalam mudik lebaran pun sering terjadi, salah satunya adalah pemilihan moda transportasi yang digunakan. Penerapan analisis regresi logistik multinomial dapat menjelaskan hubungan antara pemudik dengan pemilihan moda transportasi. Analisis regresi logistik multinomial merupakan metode untuk mengetahui pengaruh variabel prediktor terhadap variabel respon kategorik politomus. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan faktor-faktor yang berpengaruh secara signifikan terhadap pemilihan moda transportasi mudik. Data yang digunakan adalah data sekunder yang didapat dari hasil survei mudik lebaran tahun 2023 oleh Badan Kebijakan Transportasi. Subjek pada penelitian ini adalah pemudik dari Jabodetabek dengan tujuan Kota Semarang dan Kota Surabaya, yaitu sebanyak 246 pemudik. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa 56% pemudik memilih moda transportasi jalan raya, 29% menggunakan kereta api, dan 15% pemudik memanfaatkan transportasi udara. Faktor-faktor yang berpengaruh signifikan dalam pemilihan moda transportasi yaitu jumlah anggota keluarga yang ikut mudik , tujuan mudik , dan pertimbangan . Akurasi klasifikasi regresi logistik multinomial adalah sebesar 59,3%. Dari hasil tersebut, dapat diketahui bahwa pemudik Jabodetabek yang menuju Kota Semarang dan Kota Surabaya lebih memperhatikan jumlah anggota keluarga yang akan ikut mudik, tujuan mudik, dan pertimbangan dalam memilih moda transportasi untuk mudik.