Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KURIKULUM 2013 DAN KEMAMPUAN PROFESIONALISME GURU DALAM MENERAPKANNYA Marselus Ruben Payong
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 8 No. 2 (2016): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jpkm.v8i2.685

Abstract

Kurikulum2013 (K-13) akan segera diberlakukan secara menyeluruh pada jenjang pendidikan dasar dan menengah diseluruh Indonesia. Implementasi K-13 menuntut kesiapan guru sebagai salah satu ujung tombak pentingterutama kemampuan profesionalnya. Dari analisis terhadap hasil-hasil pendidikan dan juga hasil-hasilpenilaian terhadap kompetensi guru (UKG) terutama kompetensi pedagogic dan kompetensi professionalpada 2015 memperlihatkan bahwa guru di Indonesia belum siap menerapkan K-13 secara efektif. Karena ituprogram peningkatan profesionalisme guru secara berkelanjutan merupakan salah satu cara untuk membuatguru semakin siap dalam menerapkan K-13 dalam pembelajarannya. Tulisan ini mengkaji dua hal penting:karakteristik K-13 dan kesiapan guru terutama kemampuan profesionalnya dalam menerapkan K-13.
REKONSTRUKSI PENDIDIKAN BERBASIS BERPIKIR KRITIS (PBBK) DALAM MENYIKAPI PERMASALAHAN SOSIAL AKIBAT PENGGUNAAN MEDIA SOSIAL PADA KURIKULUM SEKOLAH MENENGAH PERTAMA Marianus Mantovanny Tapung; Marselus Ruben Payong
Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio Vol. 11 No. 2 (2019): Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio
Publisher : Unika Santu Paulus Ruteng

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36928/jpkm.v11i2.763

Abstract

Dari sisi negatif, perkembangan teknologi informasi telah menciptakan permasalahan sosial yang cukup tinggi di kalangan orang muda Indonesia. Hal ini terjadi, selain karena tingkat literasi media yang masih rendah, juga disebabkan karena fasilitas pendidikan yang berbasis berpikir kritis belum terintegrasi secara baik. Padahal, salah satu potensi yang dimiliki oleh orang muda termasuk siswa sekolah menengah pertama adalah kemampuan untuk berpikir kritis. Mengingat hal ini, dengan belajar dari negara-negara maju, salah satu cara untuk menghindari siswa dan masyarakat dari dampak buruk penggunaan media sosial adalah upaya mengintegrasikan pendidikan berbasis berpikir kritis dalam kurikulum sekolah menengah. Dengan adanya pendidikan berbasis berpikir kritis siswa dapat memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan untuk memecahkan berbagai permasalahan sosial, yang salah satu disebabkan karena penggunaan media sosial yang tidak kritis. Banyak penelitian menegaskan tentang pentingnya pendidikan berbasis berpikir kritis ini untuk diintegrasikan ke dalam sistem kurikulum, konten materi, dan pelaksanaan pembelajaran di kelas. Untuk membantu pemangku kepentingan pendidikan dalam mengintegrasikannya, maka perlu rekonstruksi gagasan tentang pendidikan berbasis berpikir kritis ini. Adapun metode rekonstruksi gagasan, selain didasarkan pada kenyataan faktual mengenai kondisi riil pembelajaran di tengah perkembangan teknologi informasi digital, juga berdasarkan pada hasil penelusuran terhadap berbagai literatur yang berkaitan erat dengan pentingnya pendidikan berbasis berpikir kritis.