Yasir, Angga Saputra
Unknown Affiliation

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid anak dengan metode Gyssens Yasir, Angga Saputra; Merliyanti, Yustika
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 3 No. 1 (2023): June Edition 2023
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v3i1.516

Abstract

Typhoid fever is an infectious disease caused by gram-negative bacteria, namely salmonella typii. The occurrence of typhoid fever because of an unhealthy lifestyle. The management of typhoid fever therapy with antibiotics and the success of typhoid fever therapy depends on the accuracy of using antibiotics. The purpose of this study was to evaluate the rationality of the use of antibiotic drug therapy in children diagnosed with typhoid fever with the Gyssens method in the Inpatient Installation of Pertamina Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung in 2019. The method in this study was descriptive non-experimental with retrospective data collection from medical records. A child with typhoid fever. The data taken is in the form of medical record data including the name of the patient, diagnosis, age, gender, laboratory examination, drug use, dosage and duration of drug administration. The data was adjusted to the DIH (Drug Information Handbook), Clinical Pathways and Pharmaceutical Care parameters, which showed that of the 54 patients who used cefixime, ceftriaxone and cefotaxime antibiotics rationally in pediatric patients diagnosed with typhoid fever in the Inpatient Installation of Pertamina Bintang Amin Hospital, the amount was 100%.   Keywords: Typhoid fever;  Antibiotics; Pediatric; Patients   Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu salmonella typii. Terjadinya demam tifoid karena pola hidup yang kurang sehat. Penatalaksanaan terapi demam tifoid dengan diberikan antibiotik dan keberhasilan terapi demam tifoid tergantung pada ketepatan penggunaan antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan terapi obat antibiotik pada pasien anak diagnosis demam tifoid dengan metode gyssens di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2019. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif non eksperimental dengan pengumpulan data secara retrospektif dari rekam medik pasien anak demam tifoid. Data yang diambil berupa data rekam medis diantaranya adalah nama pasien, diagnosis, usia, jenis kelamin,pemeriksaan laboratorium, penggunaan obat, dosis dan lama pemberian obat. Data disesuaikan dengan parameter DIH (Drug Information Handbook Ed24), Clinical Pathways dan Pharmaceutical Care, yang menunjukkan bahwa dari 54 pasien yang menggunakan antibiotik cefiksim,seftriakson dan sefotaksim terdapat 33 pemberian antibiotik yang tidak tepat dosis yang termasuk kedalam katagiri IIA dan 21 penggunaan antibiotik tepat atau yang termasuk dalam kategori 0. secara rasional pada pasien anak yang terdiagnosis demam tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin sebesar  100%.
Rasionalitas penggunaan obat pada pasien rematoid arthritis di ruang penyakit dalam RSUD Sukadana Kabupaten Lampung Timur Tahun 2019 Saputri, Gusti Ayu Rai; Yasir, Angga Saputra; Sandika, Agung Ngurah Feri
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 3 No. 2 (2023): December Edition 2023
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v3i2.522

Abstract

Background: Rheumatoid Arthritis (RA) is a chronic systemic inflammatory disease that causes joint destruction, deformity, and disability. Rheumatoid Arthritis causes severe pain and joint destruction, causing suffering and permanent disability, and causing death. The purpose of this study was to determine the Pattern of Drug Use in Patients with Rheumatoid Arthritis in the Internal Medicine Polyclinic of Sukadana Hospital, East Lampung in 2019. This research is a descriptive study in the form of a survey research (observational) with a retrospective method. The design used is cross sectional. The population in this study were all RA patients in the sick in Sukadana East Lampung Hospital from January to December 2019, totaling 99 respondents. The sample in this study were all RA patients in the sick in Sukadana East Lampung Regional Hospital from January to December 2019, totaling 47 respondents. In this study the sampling technique used was simple random sampling. Based on the suitability and rationality of the use of RA drugs for inpatients with Rheumatoid Arthritis in Sukadana Hospital, East Lampung, the results of conformity according to the Formulary of Sukadana East Lampung Hospital are 100% appropriate, while the rationality of treatment according to Indonesian Rheumatology Association 2014 includes 80.85% indication, correct medicine 91.49%, 100% correct dose, and 87.23% correct patient. Purpose: Rational treatment of rheumatoid arthritis to reduce inflammation and inhibit the disease process Method: descriptive research, describing the frequency of indication accuracy, type of drug, dosage, and patient accuracy and in the form of a survey (observational) with a retrospective method, namely research based on the patient's medical record and looking back at events that occurred in the past. Results: The use of RA drugs in Rheumatoid Arthritis patients obtained the right dose. Conclusion: The suitability and rationality of the use of RA drugs for inpatients with Rheumatoid Arthritis at Sukadana Hospital, East Lampung, obtained results according to the Formulary of Sukadana Hospital, East Lampung, which was 100% appropriate, while the rationality of treatment according to the 2014 RPRI included exactly 80.85%, the right drug 91.49%, 100% correct dose, 100% correct method, 100% correct diagnosis and 87.23% correct patient. Keywords: Rheumatoid Arthritis; Rationality; Inpatients Pendahuluan: Rheumatoid Arthritis (RA) merupakan penyakit inflamasi sistemik kronik yang menyebabkan tulang sendi destruksi, deformitas, dan mengakibatkan ketidakmampuan. Penyakit Rheumatoid Arthritis menyebabkan nyeri hebat dan destruksi sendi, menimbulkan penderitaan dan cacat permanen, serta menimbulkan kematian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Pola Penggunaan Obat Pada Penderita Penyakit Rheumatoid Arthritis di Ruang Penyakit Dalam RSUD Sukadana Lampung Timur Tahun 2019.Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif dan berupa penelitian survei (observasional) dengan metode retrospektif. Desain yang digunakan adalah cross sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien RA Di ruang penyakit dalam RSUD Sukadana Lampung Timur sejak Januari - Desember 2019 yang berjumlah 99 responden. Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh pasien RA rawat inap di ruang penyakit dalam RSUD Sukadana Lampung Timur sejak Januari - Desember 2019 yang berjumlah 47 responden. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah simple random sampling. Berdasarkan kesesuaian dan rasionalitas penggunaan obat RA untuk pasien Rawat Inap penderita Rheumatoid Arthritis di RSUD Sukadana Lampung Timur didapatkan hasil kesesuaian menurut Formularium RSUD Sukadana Lampung Timur adalah 100% telah sesuai, sedangkan rasionalitas pengobatan menurut Rekomendasi Perhimpunan Rheumatoid Indonesia tahun 2014 meliputi tepat indikasi 80,85%, tepat obat 91,49%, tepat dosis 100%, dan tepat pasien 87,23%. Tujuan: Pengobatan rasional pada rheumatoid arthritis untuk mengurangi inflamasi yang terjadi serta menghambat proses penyakit Metode: penelitian yang bersifat deskriptif, menggambarkan frekuensi ketepatan indikasi,jenis obat, regimen dosis, serta ketepatan pasien dan berupa penelitian survei (observasional) dengan metode retrospektif yaitu penelitian yang berdasarkan rekam medik pasien dan melihat ke belakang peristiwa yang terjadi di masa lalu. Hasil: Penggunaan obat RA pada pasien Rheumatoid Arthritis diperoleh dosis yang tepat. Simpulan: kesesuaian dan rasionalitas penggunaan obat RA untuk pasien Rawat Inap penderita Rheumatoid Arthritis di RSUD Sukadana Lampung Timur didapatkan hasil kesesuaian menurut Formularium RSUD Sukadana Lampung Timur adalah 100% telah sesuai, sedangkan rasionalitas pengobatan menurut RPRI 2014 meliputi tepat indikasi 80,85%, tepat obat 91,49%, tepat dosis 100%, tepat cara 100%, tepat diagnosis 100,% dan tepat pasien 87,23%. Kata kunci: Rheumatoid Arthritis; Rasionalitas; Pasien Rawat Inap
Evaluasi rasionalitas penggunaan antibiotik pada pasien demam tifoid anak dengan metode Gyssens Yasir, Angga Saputra; Merlianti, Yustika
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 5 No. 1 (2025): June Edition 2025
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v5i1.164

Abstract

Evaluation of the use of antibiotics rationality in children's tifoid fever patients using Gyssens method Typhoid fever is an infectious disease caused by gram-negative bacteria, namely salmonella typii. The occurrence of typhoid fever because of an unhealthy lifestyle. The management of typhoid fever therapy with antibiotics and the success of typhoid fever therapy depends on the accuracy of using antibiotics. The purpose of this study was to evaluate the rationality of the use of antibiotic drug therapy in children diagnosed with typhoid fever with the Gyssens method in the Inpatient Installation of Pertamina Bintang Amin Hospital in Bandar Lampung in 2019. The method in this study was descriptive non-experimental with retrospective data collection from medical records. A child with typhoid fever. The data taken is in the form of medical record data including the name of the patient, diagnosis, age, gender, laboratory examination, drug use, dosage and duration of drug administration. The data was adjusted to the DIH (Drug Information Handbook), Clinical Pathways and Pharmaceutical Care parameters, which showed that of the 54 patients who used cefixime, ceftriaxone and cefotaxime antibiotics rationally in pediatric patients diagnosed with typhoid fever in the Inpatient Installation of Pertamina Bintang Amin Hospital, the amount was 100% Key words: Typhoid fever, antibiotics, pediatric patients Demam tifoid adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram negatif yaitu salmonella typii. Terjadinya demam tifoid karena pola hidup yang kurang sehat. Penatalaksanaan terapi demam tifoid dengan diberikan antibiotik dan keberhasilan terapi demam tifoid tergantung pada ketepatan penggunaan antibiotik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi rasionalitas penggunaan terapi obat antibiotik pada pasien anak diagnosis demam tifoid dengan metode gyssens di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin Bandar Lampung Tahun 2019. Metode dalam penelitian ini adalah deskriptif non eksperimental dengan pengumpulan data secara retrospektif dari rekam medik pasien anak demam tifoid. Data yang diambil berupa data rekam medis diantaranya adalah nama pasien, diagnosis, usia, jenis kelamin,pemeriksaan laboratorium, penggunaan obat, dosis dan lama pemberian obat. Data disesuaikan dengan parameter DIH (Drug Information Handbook Ed24), Clinical Pathways dan Pharmaceutical Care, yang menunjukkan bahwa dari 54 pasien yang menggunakan antibiotik cefiksim,seftriakson dan sefotaksim terdapat 33 pemberian antibiotik yang tidak tepat dosis yang termasuk kedalam katagiri IIA dan 21 penggunaan antibiotik tepat atau yang termasuk dalam kategori 0. secara rasional pada pasien anak yang terdiagnosis demam tifoid di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Pertamina Bintang Amin sebesar  100%
Uji aktivitas antioksidan gel kombinasi ekstrak etanol daun lidah buaya (Aloevera) dan ekstrak daun kemangi (Ocimum Basillicum l) Berbasis sodium alginat dengan metode DPPH Robiyun, Robiyun; Yasir, Angga Saputra; Martinus, Martinus
JOURNAL OF Pharmacy and Tropical Issues Vol. 2 No. 1 (2022): June Edition 2022
Publisher : Indonesian Public Health-Observer Information Forum (IPHORR) Kerjasama dengan Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.56922/pti.v2i1.180

Abstract

Pendahuluan: Kerusakan pada kulit yang menimbulkan efek berbahaya dari lingukangan, seperti sinar ultraviolet yang dapat menyebabkan kerusakan kulit adalah radikal bebas yang berupa sinar ultraviolet Daun lidah buaya dan Daun kemangi mengandung saponin, flavonoid, fenol dan tanin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dengan mengetahui nilai IC50 menggunakan metode DPPH.  kombinasi gel ekstrak etanol  lidah buaya (Aloe vera) dan ekstrak etanol daun kemanangi (Ocimum basilicum L) dengan menggunakan basis alginat. Metode yang digunakan dalam ekstraksi adalah maserasi menggunakan etanol 96% dengan nilai rendemen pada lidah buaya sebesar 19,63% dan pada daun kemangi sebesar 19,25%. Pada pembuatan kombinasi gel ekstrak  daun lidah buaya dan daun kemangi menggunakan basis yaitu Sodium Alginat. Dilakukan pengaplikasian ekstrak lidah buaya dan daun kemangi terhadap aktivitas antioksidan dengan menggunakan metode DPPH. Uji aktivitas antioksidan dilakukan dengan menggunakan metode DPPH dengan variasi perbandingan ekstrak kombinasi lidah buaya dan daun yang perbandingan 1:1, 1:2 dan 2:1. Nilai IC50 yang didapatkan perbandingan 1:1 sebesar 52,25 ppm, 1:2 sebesar 41,97 ppm dan 2:1 sebesar 58,22 ppm. Pada kontrol positif gel UV shield essential sunscreen wardah didapat nilai IC50 sebesar 60,35 ppm, dan nilai IC50 kontrol negatif sebesar 437,67 ppm. Nilai IC50 Gel 1:1 dan 2:1 termasuk dalam kategori antioksidan yang kuat karena nilai IC50 dalam range 100-150 ppm. Sedangkan gel 1:2 termasuk dalam kategori sangat kuat karena nilai IC50 < 50 ppm. Gel ekstrak kombinasi aktivitas antioksidan tertinggi dilakukan uji evaluasi gel Hasil uji evaluasi gel menunjukan bahwa sediaan gel ekstrak lidah buaya (Aloe vera) dan daun kemangi (Ocimum basilicum L) masing-masing evaluasi memenuhi persyaratan. Tujuan: Supaya dapat mengetahui aktivitas antioksidan gel kombinasi ekstrak etanol daun lidah buaya (aloevera)dan ekstrak daun kemangi (ocimum basillicum l) berbasis sodium alginat dengan metode dpph. Metode: Alat uji yang di gunakan spektofotometri uv-vis, kuvet,  timbangan, corong, mortir dan stampel, sudip, pipet tetes, tabung reaksi, oven, batang pengaduk, gelas ukur, botol gelap, kaca arloji, pH meter, spatula, aluminium foil, labu Erlenmeyer, dan alat gelas. Hasil: Dari uji menunjukan hasil sediaan gel ekstrak daun lidah buaya (Aloe vera) dan daun kemangi (Ocimum basilicum L) masing-masing kontrol uji memenuhi persyaratan Simpulan: Gel ekstrak kombinasi  daun lidah buaya dan daun kemangi 1:1, 1:2, dan 2:1 memiliki antioksidan berturut-turut 41,97 ppm, 52,25 ppm, dan 58,22 ppm. Gel 1:1 dan 2:1 termasuk dalam kategori antioksidan yang kuat karena nilai IC50 dalam range 100-150 ppm. Sedangkan gel 1:2 termasuk dalam kategori sangat kuat karena nilai IC50 < 50 ppm. Nilai IC50 vitamin C sebagai pembanding memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 sebesar 4,75 ppm, termasuk dalam range <50 ppm.