Litaay, Adeline Grace M.
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian Makna Verbal dalam Tembang Pengiring Pementasan Tari Muang Sangkal Litaay, Adeline Grace M.
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 12 No 1 (2019)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v12i1.2438

Abstract

Tari Muang Sangkal ialah sejenis tari penyambutan bagi tamu agung yang mulanya hanya dapat ditarikan di pendopo atau keraton di Sumenep. Kata Muang Sangkal dalam Bahasa Madura berarti membuang musibah, sial ataupun hal-hal buruk lainnya. Dalam artikel ini akan dibahas makna verbal yang terdapat dalam tembang pengiring Tari Muang Sangkal, dengan menggunakan teori perkembangan tari oleh Sedyawati dan mengaitkannya dengan teori makna verbal serta metode penelitian deskriptif kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa dalam pantun yang dinyanyikan pada tembang pengiring Tari Muang Sangkal terdapat makna verbal berupa suatu ungkapan hati penyair mengenai kisah cintanya yang tidak atau belum mendapatkan respon atau tanggapan dari lelaki pujaannya, walaupun ia telah mengungkapkan perasaannya tersebut secara gamblang.
"Mother Earth" dalam Kerumunan Terakhir Karya Okky Madasari dan Bless Me Ultima Karya Rudolfo Anaya Litaay, Adeline Grace M.; Pramesti, Tri; Yustia, Truli Suksas; Fadilla, Mega
Stilistika: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Vol 13 No 1 (2020)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30651/st.v13i1.3651

Abstract

ABSTRAKKerumunan Terakhir  karya Okky Madasari dan Bless me Ultima karya Rudolfo Anaya bercerita tentang peranan perempuan dalam menjaga alam. Di dalam Kerumunan Terakhir, Okky Madasari membandingkan kehidupan perempuan di puncak gunung dan di kota besar. Mirip dengan Okky Madasari, RudolfoAnaya juga menggambarkan kehidupan yang harmonis antara alam dan perempuan yang diwakili oleh Ultima di dalam Bless Me Ultima. Ultima tidak hanya memelihara alam, juga menggunakan alam untuk menyembuhkan penyakit. Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana perempuan di representasikan sebagai “Mother Earth” dalam dua novel tersebut. Dengan metode Pembacaan secara heuristik dan hermenuetik serta menggunakan pendekatan ekofeminis dan teori sastra bandingan, representasi perempuan sebagai mother earth dianalisa dan diinterpretasikan sesuai dengan konteks dimana representasi itu muncul. Dari hasil pembahasan nampak adanya persamaan  antara novel Kerumunan Terakhir dan novel Bless Me Ultima dalam merepresentasikan mother Earth.  Si Mbah dan Ultima adalah mother earth yang menggunakan alam sebagai tempat belajar tentang kehidupan bagi manusia.Kata kunci: pendekatan ekofeminis, mother earth, representasi, kritik sastra bandingan ABSTRACTKerumunan Terakhirwritten by Okky Madasariand Bless me Ultima written by Rudolfo Anaya tell the story of  women in protecting nature. In Kerumunan Terakhir  Okky Madasaricompares the lives of women at the top of a mountain and in a big city. Similar to Okky Madasari, Rodolfo Anaya also describes the harmonious life between nature and woman represented by Ultima in Bless Me Ultima. Ultima does not only preserve nature, she also uses nature to cure illness. Using the heuristic reading method and applying the basic principles of ecofeminism about gender equality and the close relationship between women and nature, this paper tries to see how women are represented as mother earth in Indonesia and in the United States contained in these two novels. By using an ecofeminism approach and a comparative literary theory, the representation of women as mother earth will be analyzed and interpreted according to the context in which the representation appears.Keyword: ecofeminism approach, mother earth, representation, comparative literature