Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN BIBLIOTHERAPY UNTUK MENURUNKAN TINGKAT PERILAKU AGRESI PADA REMAJA DI LPKA X Aryani, Fransiska Xaveria; Basaria, Debora; Pranawati, Santy Yanuar
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol 4, No 1 (2020): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v4i1.3803.2020

Abstract

Adolescence is a period marked by the search for self-identity. Self-identity is a concept of self, an opportunity to achieve agreeable goals, values, and beliefs starting in adolescence. When adolescents experience problems in their search for identity - or when adolescents have limited opportunities - they are at risk of displaying behaviors with negative consequences. Adolescents with poor impulse control are more likely to display aggressive behavior and not think about their future. Aggression is defined as a physical or verbal behavior that hurts, threatens, or endangers other targeted individuals or objects. Bibliotherapy is an intervention that reduces the level of aggression in children and adolescents, therefore this study aims to determine the effectiveness of bibliotherapy in reducing the level of aggressive behavior among adolescents in X LPKA. Research and group intervention using bibliotherapy involved six participants. All participants are adolescents with a tendency towards aggression and were inmates at X LPKA. This study uses one group pre-test post-test design. The intervention process was conducted throughout 6 sessions and each session lasted between 60-90 minutes. The results of the intervention shows that bibliotherapy is effective to reduce the level of aggressive behavior in adolescents in LPKA X. This can be seen from the results of the evaluation of interventions and pre-test and post-test comparison. In addition to changes in the level of aggressive behavior, changes are also seen in the proactivity of participants in the group. Masa remaja merupakan masa pencarian identitas diri. Identitas diri merupakan konsep mengenai diri, kesempatan mencapai tujuan, nilai, dan kepercayaan yang ingin disepakati mulai pada masa remaja. Ketika remaja mengalami masalah saat pencarian identitasnya – atau ketika remaja hanya memiliki kesempatan yang terbatas – remaja beresiko menampilkan perilaku dengan konsekuensi negatif. Remaja yang masih cenderung memiliki kontrol dorongan yang buruk dapat menyebabkan remaja tersebut kemungkinan besar untuk menampilkan perilaku agresi dan tidak memikirkan masa depannya. Agresi didefinisikan sebagai suatu perilaku yang dilakukan untuk menyakiti, mengancam, atau membahayakan individu lain atau objek-objek yang menjadi sasaran perilaku tersebut secara fisik atau verbal. Bibliotherapy merupakan salah satu jenis intervensi untuk menurunkan tingkat agresi pada anak dan remaja, sehingga penelitian ini bertujuan mengetahui efektifitas penerapan bibliotherapy untuk menurunkan tingkat perilaku agresi pada remaja di LPKA X. Penelitian dan intervensi kelompok dengan bibliotherapy ini melibatkan enam partisipan. Seluruh partisipan merupakan remaja dengan kecenderungan perilaku agresi dan berstatus sebagai anak didik lapas (andikpas) di LPKA X. Penelitian ini menggunakan one group pre-test post-test design. Proses intervensi dilaksanakan dalam 6 sesi dan setiap sesinya berlangsung antara 60-90 menit. Hasil intervensi dapat menunjukkan bahwa bibliotherapy efektif digunakan untuk menurunkan tingkat perilaku agresi pada remaja di LPKA X. Efektivitas bibliotherapy untuk menurunkan tingkat perilaku agresi pada remaja dapat dilihat dari hasil evaluasi intervensi dan perbandingan pre-test dan post-test. Selain perubahan pada tingkat perilaku agresinya, perubahan juga terlihat pada keaktifan partisipan dalam kelompok.
MENGENALI KECERDASAN EMOSI SEBAGAI BEKAL PERSIAPAN MASUK KERJA PADA SISWA SMKN 03 NEGERI YOGYAKARTA Basaria, Debora; Pranawati, Santy Yanuar; Aryani, Fransiska Xaveria
Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia Vol 1, No 1 (2018): Jurnal Bakti Masyarakat Indonesia
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (347.132 KB) | DOI: 10.24912/jbmi.v1i1.1898

Abstract

Vocational High School (SMK) is a school that prepares students to be ready to work after graduating from vocational education. Entering the world of work with all its challenges, can become a stressor for adolescents. Adolescence is a time of transition to adulthood where psychosocial and emotionally, they are in the stage of searching for identity. Included in the process of finding self-identity is being able to recognize emotions and have future planning. As vocational students who have the possibility to immediately work after graduation, they need to prepare carefully their internal conditions before entering the workforce. For most teenagers, the concept of the world of work before and after entering the workforce might not necessarily be the same. Adolescents who fail to adjust to the world of work can experience many problems. To prevent this, teenagers, especially vocational students, need to be equipped with an activity that helps recognize their emotional state and help open their knowledge in preparation for entering the workforce. Psychoeduaction in the form of this seminar was given to students of 10th-12th grade SMKN 03 Yogyakarta, totaling 485 teenagers with an age range of 15-19 years. The result of this PKM was the successful implementation of the seminar activities and the emotional intelligence questionnaire given after the seminar activities shows that the overall emotional intelligence of the students participating in the seminar was acceptableABSTRAK: Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu sekolah yang mempersiapkan siswanya untuk siap bekerja setelah lulus menempuh pendidikan di SMK. Memasuki dunia kerja dengan segala tantangannya, dapat menjadi suatu stressor yang berpotensi menimbulkan stres pada remaja. Seperti diketahui masa remaja merupakan masa transisi menuju dewasa yang secara psikososial emosi mereka sedang berada dalam tahap pencarian identitas diri. Termasuk di dalam proses pencarian identitas diri adalah mampu mengenali emosi dan memiliki perencanaan masa depan. Sebagai siswa SMK yang memiliki kemungkinan untuk langsung bekerja setelah lulus perlu utnuk mempersiapkan secara matang kondsi internal sebelum memasuki dunia kerja. Pada sebagian besar remaja diketahui konsep dunia kerja sebelum dan sesudah masuk ke dunia kerja belum tentu sama. Pada remaja yang tidak dapat menyesuaikan diri di dunia kerja dapat mengalami banyak permasalahan. Untuk mencegah hal tersebut maka para remaja khususnya siswa SMK perlu untuk dibekali sebuah kegiatan yang membantu mengenali kondisi emosi mereka dan membantu membuka wawasan mereka sebagai persiapan memasuki dunia kerja. Psikoeduaksi berupa seminar ini diberikan pada siswa kelas X-XII SMKN 03 Yogyakarta yang berjumlah 485 remaja dengan rentang usia 15-19 tahun. Hasil dari PKM ini adalah terselenggaranya kegiatan seminar dengan baik dan dari kuesioner kecerdasan emosi yang diberikan setelah kegiatan seminar didapatkan hasil kecerdasan emosi para siswa peserta seminar tergolong baik.
PERAN STRATEGI KOPING TERHADAP KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS MAHASISWA DALAM MASA PANDEMI COVID-19 Basaria, Debora; Zamralita, Zamralita; Aryani, Fransiska Xaveria
Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora, dan Seni Vol. 8 No. 1 (2024): Jurnal Muara Ilmu Sosial, Humaniora , dan Seni
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Tarumanagara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24912/jmishumsen.v8i1.27161.2024

Abstract

Kondisi kesejahteraan secara psikologis memiliki peran penting dalam kehidupan manusia, diharapkan dengan kesejahteraan psikologis yang baik dapat tercipta perasaan bahagia dalam menapaki kehidupan dan terbebas dari masalah mental. Diketahui pandemi saat ini sangat berdampak pada kesejahteraan psikologis individu di semua aspek termasuk di aspek pendidikan, khususnya pada mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran strategi coping terhadap psychological well-being pada mahasiswa pada masa pandemi COVID-19. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang berbentuk penelitian korelasional dan non-eksperimental. Teknik pemilihan partisipan dalam penelitian ini yaitu non probability sampling dengan teknik convenience sampling. Partisipan dalam penelitian ini merupakan 307 mahasiswa dengan kriteria partisipan yaitu merupakan individu yang berusia antara 18 sampai 25 tahun, berstatus sebagai mahasiswa aktif, dan berdomisili di Jakarta dan sekitarnya. Teknik pengumpulan data untuk mengukur kedua variabel penelitian yaitu dengan menyebarkan kuesioner. Kuesioner tersebut akan terdiri dari alat ukur Brief COPE dan alat ukur psychological well-being dari Ryff. Berdasarkan hasil pengolahan data, dapat disimpulkan bahwa strategi coping berpengaruh positif dan signifikan terhadap psychological well-being. Individu yang lebih menggunakan problem focused coping atau emotion focused coping cenderung memiliki psychological well-being yang semakin tinggi. Sebaliknya, individu yang tinggi menggunakan avoidance coping akan memiliki psychological well-being yang semakin rendah.