p-Index From 2020 - 2025
0.659
P-Index
This Author published in this journals
All Journal PENGABDIAN SOSIAL
Imambachri, Sapto Hadi
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PERAN KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM KEPEMIMPINAN DEMOKRATIS DI SMK SCIENCE TECHNOLOGY AND BUSINESS (STB) SAWANGAN Imambachri, Sapto Hadi; Turkamun, Turkamun; Darmawan, Deni; Junaedi, Edi; Sumadikarta, Ismul Bathni
Jurnal Pengabdian Sosial Vol 1 No 2 (2021): JURNAL PENGABDIAN SOSIAL
Publisher : Universiitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/pbs.v1i2.13958

Abstract

ABSTRACT Various studies have been carried out aimed at knowing effective communication models and leadership models in an organization. Bartol (2008: 505) states that "Leadership is the process of influencing others to achieve organizational goals". In the implementation of Community Service carried out by the lecturers of  Sekretari D-III Study Program by giving presentations and joint discussions for one day on March 27, 2021 to provide input, how a leader in this case the principal is required to become a professional leader for the teachers at SMK Science Technology and Business (STB) Sawangan and to enhance and understand all aspects that need to be improved in order to have effective communication in democratic leadership in the work place. Communication processes and skills are widely researched as ways to enable school leaders to more fully lead the schools efficiently. According to research, it is known that successful schools are the result of successful leadership policies that rely on effective communication. La Plant (1979) expressed his idea that ideal communication produces good results that affect all angles of the educational process.  After studying a number of school leaders about communication skills and concluded that one of the success factors of a principal is the ability to communicate effectively with others. The communication skills of an effective leader will be able to motivate and inspire teammates to work hard in achieving team targets and organizational goals as well. Effective communication is an advantage of a leader in leading effectively. So, based on many studies on how effective communication plays a big role, many aspects that shape an effective communication  are related to several important things such as whether all the main points that must be conveyed by the leadership when communicating have been carried out on all staff and whether staff have been given the opportunity to provide suggestions to improve communication so that leadership is more effective.  Key Words: Effective Communications, Democratic Leadership, and Communication Process  ABSTRAK Berbagai penelitian telah dilakukan yang bertujuan untuk mengetahui model komunikasi efektif dan model kepemimpinan dalam suatu organisasi. Bartol (2008:505) menyatakan bahwa “Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain untuk mencapai tujuan organisasi”. Dalam pelaksanaan Pengabdian kepada Masyarakat yang dilakukan oleh dosen Program Studi D-III Kesekretariatan dengan memberikan presentasi dan diskusi bersama selama satu hari pada tanggal 27 Maret 2021 untuk memberikan masukan, bagaimana seorang pemimpin dalam hal ini kepala sekolah dituntut untuk menjadi seorang yang profesional. mengarahkan para guru di SMK Sains Teknologi dan Bisnis (STB) Sawangan untuk meningkatkan dan memahami semua aspek yang perlu ditingkatkan untuk memiliki komunikasi yang efektif dalam kepemimpinan yang demokratis. Proses dan keterampilan komunikasi banyak diteliti sebagai cara untuk memungkinkan para pemimpin sekolah memimpin sekolah secara lebih efisien. Menurut penelitian, diketahui bahwa sekolah yang sukses adalah hasil dari kebijakan kepemimpinan yang sukses yang mengandalkan komunikasi yang efektif. La Plant (1979) mengemukakan gagasannya bahwa komunikasi yang ideal menghasilkan hasil yang baik yang mempengaruhi semua sudut proses pendidikan. Setelah mempelajari beberapa kepala sekolah tentang keterampilan komunikasi dan menyimpulkan bahwa salah satu faktor keberhasilan seorang kepala sekolah adalah kemampuan berkomunikasi secara efektif dengan orang lain. Keterampilan komunikasi seorang pemimpin yang efektif akan mampu memotivasi dan menginspirasi rekan satu tim untuk bekerja keras dalam mencapai target tim dan juga tujuan organisasi. Komunikasi yang efektif merupakan keunggulan seorang pemimpin dalam memimpin secara efektif. Maka berdasarkan banyak kajian tentang bagaimana komunikasi yang efektif berperan besar, banyak aspek yang berkaitan dengan beberapa hal penting seperti apakah semua pokok-pokok utama yang harus disampaikan pimpinan saat berkomunikasi telah dilakukan pada semua staf dan apakah staf sudah diberi kesempatan untuk memberikan saran untuk meningkatkan komunikasi agar kepemimpinan lebih efektif. efektif. Kata Kunci: Komunikasi Efektif, Kepemimpinan Demokratis, dan Proses komunikasi
PENINGKATAN KOMPETENSI PENDIDIK DALAM PENYUSUNAN MODUL BAHAN AJAR DI YAYASAN ISKANDARIYAH TANGERANG SELATAN Junaedi, Edi; Turkamun, Turkamun; Darmawan, Deni; Imambachri, Sapto Hadi; Sumadikarta, Ismul Bathni
Jurnal Pengabdian Sosial Vol 2 No 1 (2022): JURNAL PENGABDIAN SOSIAL
Publisher : Universiitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/pbs.v2i1.18433

Abstract

ABSTRACTThe teaching materials module is one consequence of the implementation of the Competency-Based Education Unit Level Curriculum in schools. The competency approach requires the use of teaching materials modules in the implementation of learning. This teaching material module can assist schools in realizing quality learning and having uniformity in the delivery of subject matter from educators to all students. The application of the teaching material module can condition learning activities to be better, planned, directed, independent, complete and with optimal results in accordance with the initial target and according to the expectations of the school/foundation. Teaching Materials Module is material that is systematically arranged in language that is easily understood by students according to their age and level of knowledge, with the aim that they (students/students) can study independently even with minimal guidance from educators (Andi Prastowo, 2012: 106). The module is a program package that is structured and designed in such a way as a material and reference for student learning and as a teaching reference for all educators. With the Teaching Materials Module, it is hoped that the student's learning process can be independent and also to help students more easily master their learning objectives. Therefore, students can learn according to their respective absorption and capture power. Our intention and purpose of conducting PKM (Community Service) by providing guidance on the preparation of Teaching Materials at the Iskandariyah Ciputat Foundation is based on our desire to play an active role in building a strong and good quality education so that it can provide satisfaction for teachers, students, staff, parents, and the surrounding community in general, whose ultimate goal is that the Iskandariyah Ciputat Education Foundation, South Tangerang, can improve the quality of the learning process, improve the quality of schools in general and be able to produce quality graduates in welcoming the world of work.  ABSTRAK Modul bahan ajar adalah salah satu konsekuensi diterapkannya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidiakn Berbasis Komptensi di sekolah. Pendekatan kompetensi mempersyaratkan penggunaan modul bahan ajar dalam pelaksanaan pembelajarannya. Modul bahan ajar ini dapat membantu sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas dan memiliki keseragaman dalam penyampaian materi pelajaran dari tenaga pendidik kepada seluruh siswa/siswinya. Penerapan modul bahan ajar dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih baik, terencana, terarah, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang optimal sesuai dengan target awal dan sesuai harapan pihak sekolah/yayasan. Modul Bahan Ajar merupakan materi yang disusun secara sistematik dengan bahasa yang mudah dipahami oleh siswa sesuai usia dan tingkat pengetahuan mereka, dengan tujuan agar mereka (siswa/siswi) dapat belajar secara mandiri walaupun dengan tingkat bimbingan yang minim dari pendidik (Andi Prastowo, 2012 : 106). Modul merupakan paket program yang disusun dan didesain sedemikian rupa sebagai bahan dan acuan belajar siswa dan sebagai acuan mengajar semua tenaga pendidik. Dengan adanya Modul Bahan Ajar diharapkan proses belajar siswa bisa mandiri dan juga untuk membantu siwa lebih mudah menguasai tujuan belajarnya. Oleh karena itu, siswa  dapat belajar sesuai dengan daya serap dan daya tangkap masing-masing. Maksud dan tujuan kami melakukan PKM (Pengabdian Kepada Masyarakat) dengan memberikan pembinaan tentang penyusunan Bahan Ajar di Yayasan Iskandariyah Ciputat ini didasari oleh keinginan kami untuk ikut berperan aktif dalam membangun kualitas pendidikan yang kuat dan baik sehingga dapat memberikan kepuasan bagi guru, siswa/siswi, staf, orang tua siswa, serta masyarakat sekitar       pada umumnya, yang tujuan akhirnya agar Yayasan Pendidikan Iskandariyah Ciputat Tangerang Selatan dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran, meningkatkan mutu sekolah secara umum dan mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas dalam menyongsong dunia kerja.
Strategi Meningkatkan Kecerdasan Emosional bagi Peserta Didik SMK Letris Indonesia 1 dalam Menghadapi Tantangan Kompetisi Dunia Kerja di Era Digital Junaedi, Edi; Imambachri, Sapto Hadi
Jurnal Pengabdian Sosial Vol 4 No 1 (2024): Jurnal Pengabdian Sosial
Publisher : Universiitas Pamulang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32493/pbs.v4i1.38298

Abstract

Kecerdasan Intektual atau yang lebih populer dan lebih kita kenal dengan nama Intelligent Quotient (IQ) dijadikan sebagai tolak ukur kecerdasan dan jalan menuju pada kesuksesan seseorang. Faktanya, tes IQ saja terkadang tidak cukup untuk menggambarkan hal tersebut. Oleh karena itu, sekian banyak para peneliti memperluas definisi kecerdasan untuk memasukkan seperangkat keterampilan yang lebih luas lagi, diantaranya hasilnya adalah emotional intelligence atau kecerdasan emosional. Tahukah Anda? Bahwa Kecerdasan emosi memiliki peran yang sangat penting dan meiliki pengaruh yang luar biasa tinggi dalam dunia pekerjaan di bidang apapun. Kita meilhat konsep emotional intelligence Quotiont (EQ) pertama kali diperkenalkan oleh psikolog Peter Salovey dan John Mayer di sebuah artikel pada tahun 1990 yang kemudian lebih dipopulerkan lagi melalui buku yang ditulis oleh Daniel Goleman Emotional Intelligence:Why It Can Matter More Than.Emotional intelligence Quotiont (EQ) merupakan kemampuan yang sangat diperhitungkan di dalam dunia pekerjaan agar setiap individu yang bergabung di dalam perusahaan dapat memberikan hasil kerja yang maksimal dan berkualitas. Secara sederhana, dapat disampaikan bahwa baik atau tidaknya pekerjaan yang kita lakukan secara tidak langsung dipengaruhi oleh kualitas emotional Qoution (EQ) yang kita miliki. Mari kenali lebih jauh pemahaman tentang emotional intelligence dan bagaimana cara meningkatkannya. Untuk itu kami dari team pengabdi ingi mencoba menggali lebih dalam lagi, sejauh mana tingkat kecerdasan emosi (emotional inteligence quotiont) dari siswa/siswi SMK Letris 1 kelas 12 ini, dan kami mencoba mengevaluasi di bagian mana hal-hal yang perlu kami perbaiki dan perlu kami tingkatkan mengenai kecerdasan emosi dari masing-masing siswa/siswi SMK Letris 1 tersebut. Sehingga pada akhirnya diharapkan siswa/siswi mampu bersaing pada saat berkompetisi untuk mendapatkan pekerjaan setelah mereka lulus sekolah atau setelah mereka lulus kuliah nanti. Kemampuan akhir yang diharapkan dapat dimiliki oleh siswa setelah mengikuti penyuluhan adalah siswa dapat memiliki kemampuan soft skill (Percaya diri, berani, adaptif, komunikatif, pantang menyerah, pandai bergaul, daya saing yang tinggi, motivasi yang tinggi dan lain-lain) yang tinggi dan siswa memiliki keterampilan dalam menghadapi tantangan abad 21 dengan ketatnya persaingan untuk mendapat pekerjaan dengan menguasai 4C yaitu: Critical Thinking (berpikir kritis), Collaboration (kolaborasi), Communication (komunikasi) dan Creativity (kreativitas). Abstract Intellectual Intelligence or what is more popular and better known to us as Intelligent Quotient (IQ) is used as a measure of intelligence and a path to a person's success. In fact, IQ tests alone are sometimes not enough to describe this. Therefore, many researchers have expanded the definition of intelligence to include a broader set of skills, one of which is emotional intelligence. Do you know? That emotional intelligence has a very important role and has an extraordinarily high influence in the world of work in any field. We see that the concept of emotional intelligence quote (EQ) was first introduced by psychologists Peter Salovey and John Mayer in an article in 1990 which was then further popularized through the book written by Daniel Goleman Emotional Intelligence: Why It Can Matter More Than. Emotional intelligence Quotion (EQ) is an ability that is highly taken into account in the world of work so that every individual who joins a company can provide maximum and quality work results. In simple terms, it can be said that whether the work we do is good or not is indirectly influenced by the quality of our emotional Qoution (EQ). Let's get to know more about emotional intelligence and how to improve it. For this reason, we from the service team want to try to dig deeper into the level of emotional intelligence (emotional intelligence quotient) of the students of SMK Letris 1 class 12, and we try to evaluate where there are things that we need to improve and need. We improve the emotional intelligence of each student at SMK Letris 1. So that in the end it is hoped that students will be able to compete when competing to get a job after they graduate from school or after they graduate from college. The final ability that students are expected to have after following the counseling is that students can have soft skills (self-confidence, courage, adaptive, communicative, never give up, sociable, high competitiveness, high motivation, etc.) that are high and students have the skills to face the challenges of the 21st century with intense competition to get jobs by mastering the 4Cs, namely: Critical Thinking, Collaboration, Communication and Creativity.