Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Bentuk pertumbuhan dan persentase luas tutupan terumbu karang di perairan pantai Kalagheng Kepulauan Sangihe Wuaten, Julius Frans; Langi, Edwin Oscar; Palawe, Handoko Jayaputra
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 7, No 2 (2024): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jikk.v7i2.9718

Abstract

Terumbu karang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.Pantai Kalagheng merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi sumber dayaperairan yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi bentuk pertumbuhan (life form) dan persentase luas tutupan terumbukarang di perairan Pantai Kalagheng untuk mendukung pengelolaan dan pengembanganwilayah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Line InterceptTransect (LIT) dengan mengukur persentase tutupan karang berdasarkan jenis life formyang ditemukan. Persentase tutupan yaitu persentase luas area yang ditutupi oleh karang.Persentase tutupan diperoleh dengan mengukur panjang koloni karang yang dilewati garistransek. Jumlah panjang koloni karang hidup sepanjang garis transek dibagi denganpanjang transek x 100 memberikan nilai persentase tutupan (%). pengamatan dilakukanpada 2 kedalaman yang berbeda, yaitu kedalaman 3 meter dan 5 meter yang mewakilidaerah reef flat (datar) dan daerah reef slope surut terendah. Hasil penelitianmenunjukkan berbagai bentuk pertumbuhan karang yang ditemukan dalam penelitian iniyaitu; Acropora Branching (ACB), Acropora Submassive (ACS), Coral Branching (CB),Coral Massive (CM), Coral Foliose (CF), dan Soft Coral (SC). Hasil analisis data yangdiperoleh melalui metode Line Intercept Transect (LIT) menunjukkan bahwa persentaseluas tutupan Dead Coral (DC) lebih tinggi dibandingkan dengan karang hidup di perairanini. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2001,kondisi terumbu karang di wilayah penelitian dikategorikan dalam status "KerusakanSedang". Temuan ini mengindikasikan bahwa ekosistem terumbu karang di PantaiKalagheng mengalami tekanan lingkungan yang signifikan baik dari faktor alami maupunantropogenik, yang berkontribusi terhadap degradasi ekosistem terumbu karang. Kata kunci: Terumbu karang, life form, line intercept transect, tutupan karang
PANCING SASAHAMIA BAGI NELAYAN PENANGKAP IKAN DI PULAU BEBALANG KECAMATAN MANGANITU SELATANKABUPATEN KEPULAUAN SANGIHE Bawias, Ishak; Wuaten, Julius Frans; Tatontos, Yuliana Varala
Jurnal Ilmiah Tatengkorang Vol 6 No 2 (2022): Jurnal Ilmiah Tatengkorang
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat, Politeknik Negeri Nusa Utara

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.54484/tkrg.v6i2.452

Abstract

Pulau Bebalang termasuk dalam wilayah Kecamatan Manganitu Selatan Kabupaten Kepulauan Sangihe. Pulau Bebalang memiliki potensi untuk dikembangkan khususnya potensi ikan karang karena banyak terdapat terumbu karang yang merupakan habitat dari berbagai jenis ikan karang atau demersal. Ada dua spesies ikan demersal yang memiliki nilai jual yang tinggi dipasaran yaitu ikan kurisi yang dikenal oleh masyarakat di Sangihe dikenal dengan nama sahamia dan bembu yang dalam bahasa latinnya dinamakan Etelis carbunculus dan Pristipomoides typus. Alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan sahamia dan ikan bembu yaitu pancing (handline) yang oleh masyarakat Pulau Bebalang dan sekitarnya dinamakan Sasahamia sesuai dengan nama ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari alat tangkap ini. Namun demikian terbatasnya sarana alat tangkap pancing sahamia yang digunakan dan sarana pendukung lainnya berupa tempat penampungan sementara hasil tangkapan ikan diatas perahu, menjadikan pendapatan nelayan dari hasil tangkapan tidak maksimal dan kualitas ikan yang ditangkap tidak bertahan lama dan cepat membusuk dikarenakan tidak memiliki tempat penampung ikan diatas perahu yang memadai. Berdasarkan permasalahan yang ada di Mitra maka solusi yang ditawarkan untuk mengatasi permasalahan pada nelayan di Pulau Bebalang ini adalah sebagai berikut : 1) Introduksi penerapan ketrampilan teknik pembuatan alat tangkap ikan yang ramah lingkungan; 2) Penerapan metode/teknik penanganan ikan diatas perahu penangkap ikan; 3) Penyuluhan tentang pentingnya mempertahankan kesegaran ikan hasil tangkapan nelayan sebagai produk yang bisa dijual dengan harga tinggi untuk meningkatkan ekonomi keluarga nelayan penangkap ikan. Bebalang Island is included in the South Manganitu District, Sangihe Islands Regency. Bebalang Island has the potential to be developed, especially the potential of reef fish because there are many coral reefs which are the habitat of various types of reef fish or demersal. There are two species of demersal fish that have a high selling value in the market, namely Kurisi fish which is known by the people in Sangihe known as Sahamia and Bembu which in Latin is called Etelis carbunculus and Pristipomoides typus. The fishing gear used to catch Sahamia and Bembu fish is a fishing line (handline) which the people of Bebalang Island and its surroundings call Sasahamia according to the name of the fish that is the purpose of catching this fishing gear. However, the limited means of fishing gear used for fishing rods and other supporting facilities in the form of temporary shelters for fish caught on boats, makes fishermen's income from the catch not maximized and the quality of the fish caught does not last long and rots quickly due to not having a fish holder above. adequate boat. Based on the problems that exist in Partners, the solutions offered to overcome the problems for fishermen on Bebalang Island are as follows: 1) Introduction of the application of skills in making environmentally friendly fishing gear; 2) Application of methods/techniques for handling fish on fishing boats; 3) Counseling on the importance of maintaining the freshness of fish caught by fishermen as a product that can be sold at high prices to improve the economy of fishing families.
Bentuk pertumbuhan dan persentase luas tutupan terumbu karang di perairan pantai Kalagheng Kepulauan Sangihe Wuaten, Julius Frans; Langi, Edwin Oscar; Palawe, Handoko Jayaputra
Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan Vol 7, No 2 (2024): Jurnal Ilmu Kelautan Kepulauan
Publisher : Fakultas Perikanan dan Kelautan. Universitas Khairun

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33387/jikk.v7i2.9718

Abstract

Terumbu karang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut.Pantai Kalagheng merupakan salah satu wilayah yang memiliki potensi sumber dayaperairan yang dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan. Penelitian ini bertujuan untukmengidentifikasi bentuk pertumbuhan (life form) dan persentase luas tutupan terumbukarang di perairan Pantai Kalagheng untuk mendukung pengelolaan dan pengembanganwilayah tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Line InterceptTransect (LIT) dengan mengukur persentase tutupan karang berdasarkan jenis life formyang ditemukan. Persentase tutupan yaitu persentase luas area yang ditutupi oleh karang.Persentase tutupan diperoleh dengan mengukur panjang koloni karang yang dilewati garistransek. Jumlah panjang koloni karang hidup sepanjang garis transek dibagi denganpanjang transek x 100 memberikan nilai persentase tutupan (%). pengamatan dilakukanpada 2 kedalaman yang berbeda, yaitu kedalaman 3 meter dan 5 meter yang mewakilidaerah reef flat (datar) dan daerah reef slope surut terendah. Hasil penelitianmenunjukkan berbagai bentuk pertumbuhan karang yang ditemukan dalam penelitian iniyaitu; Acropora Branching (ACB), Acropora Submassive (ACS), Coral Branching (CB),Coral Massive (CM), Coral Foliose (CF), dan Soft Coral (SC). Hasil analisis data yangdiperoleh melalui metode Line Intercept Transect (LIT) menunjukkan bahwa persentaseluas tutupan Dead Coral (DC) lebih tinggi dibandingkan dengan karang hidup di perairanini. Berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 4 Tahun 2001,kondisi terumbu karang di wilayah penelitian dikategorikan dalam status "KerusakanSedang". Temuan ini mengindikasikan bahwa ekosistem terumbu karang di PantaiKalagheng mengalami tekanan lingkungan yang signifikan baik dari faktor alami maupunantropogenik, yang berkontribusi terhadap degradasi ekosistem terumbu karang. Kata kunci: Terumbu karang, life form, line intercept transect, tutupan karang