Pendahuluan: Melasma merupakan kondisi hipermelanosis akibat paparan sinar matahari. Melasma menyebabkan rasa kurang percaya diri yang berpengaruh terhadap kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi dan karakteristik pasien melasma di Poliklinik Dermatologi dan Venereologi RS Ngoerah, Denpasar, Bali. Metode Penelitian: Penelitian deskriptif observasional dengan desain cross sectional di Poliklinik Dermatologi dan Venereologi dan Instalasi Rekam Medis pada bulan Februari hingga Mei 2024. Hasil Penelitian: 69 (6.56%) pasien baru yang terdiagnosis melasma, dengan jenis kelamin perempuan 67 pasien (97.10%) dan laki-laki 2 pasien(2.90%), serta dominan pada usia 41-50 tahun yakni 40 pasien (57.97%). Sebanyak 50 pasien (72.25%) dengan riwayat keluarga melasma, 43 pasien (62,32%) >2 jam per hari terkena matahari, 45 pasien (65,72) menggunakan kontrasepsi hormonal, 2 pasien (2,90%) memiliki kista ovarium. Tipe melasma dominan yakni sentrofasial pada 47 pasien (68,27%) dengan kedalaman epidermal pada 47 pasien (68,11%). Payung dominan sebagai alat fotoproteksi pada 35 pasien (50,09%), dan pasien yang mendapatkan terapi tabir surya sebanyak 69 orang (100%). Kesimpulan: Rasio melasma pada laki-laki dibandingkan perempuan adalah 1:34 dan dominan pada usia 41-50 tahun. Faktor risiko utama yakni riwayat keluarga, paparan sinar matahari, dan kontrasepsi. Melasma tipe sentrofasial dengan kedalaman epidermal, fotoproteksi dengan payung, dan terapi tabir surya ditemukan paling dominan.