Claim Missing Document
Check
Articles

Found 1 Documents
Search
Journal : Nusantara of Engineering (NOE)

Analisis Mitigasi Risiko Kegagalan Operasional Peralatan Melalui Pendekatan RCM Dan MVSM Dengan Perspektif FMECA: (Studi Kasus Unit Gas Turbine Compressor Centaur 50 Pada Offshore Platform Di PT. XYZ) Sumantri, Bambang; Ismail, Ahmad Yusuf; Syamsuri, Syamsuri
Nusantara of Engineering (NOE) Vol 8 No 01 (2025): Volume 8 Number 1 - 2025
Publisher : Universitas Nusantara PGRI Kediri

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29407/noe.v8i01.24385

Abstract

Peningkatan kebutuhan energi nasional membuat industri minyak dan gas menjaga keandalan peralatannya. Gas Turbine Compressor (GTC) Centaur 50 di PT. XYZ merupakan salah satu peralatan vital dalam operasi produksi, sehingga diperlukan metode tepat untuk menjaga keandalannya. Metode Reliability Centered Maintenance (RCM) memiliki prioritisasi jenis perawatan yang tepat. Analisa keandalan menggunakan perhitungan kuantitatif dari data handbook OREDA (Offshore Reliability Data), manual book GTC Centaur 50, dan data aktual lapangan. Berdasarkan hasil analisa pendekatan Failure Mode Effect Criticality Analysis (FMECA) dan perhitungan Risk Priority Number (RPN) komponen utama penyebab kegagalan yang dibuat dalam diagram pareto, maka terdapat 20% kegagalan fungsi terbesar (27 kegagalan fungsi). Serta 26 kegagalan fungsi tambahan dari tim maintenance lapangan. Sistem perawatan GTC di PT. XYZ digolongkan dalam 14 sub-system, dimana sub-system tersebut kegiatan perawatannya minimal per 8000 jam berdasarkan RCM II Decision Worksheet yang meliputi 134 program perawatan (scheduled on condition monitoring, scheduled restoration, scheduled discard, failure finding, run to fail). Berdasarkan pendekatan Maintenance Value Stream Mapping (MVSM) dengan siklus plan-do-check-action (PDCA) pada siklus do terdapat Non Value Added pada “eksekusi pekerjaan”. Dengan merekomendasikan mempersingkat menjadi maksimal 48 – 72 jam dengan utilisasi man power lapangan. Sehingga dengan durasi lebih pendek maka LPO (Loss Production Opportunity) dapat diminimalisir.