Amalia, Roziana
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar (Studianalisis Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam KarangCempaka Bluto Sumenep) Amalia, Roziana
Al Iman: Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan Vol. 4 No. 1 (2020): Al-Iman Jurnal Keislaman dan Kemasyarakatan
Publisher : STID Raudlatul Iman Sumenep

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

This research aims to find out the relation between conformity and the learning motivation of women students of Nurul Islam Islamic boarding School Karang Cempaka Bluto Sumenep This project uses quantitative correlation method, which aims to measure the relation between to variables. The number of population in this research is 204. From those, 34 samples is gathered using purposive sampling technique. The women students’ learning motivation is measured using questionnaire with model scale of likert. The used scale is adapted from international journal and is modified to suits the phenomena in the place of the research. Likert model scale is also used to measure the conformity level according to the aspects of conformity by Sears. To measure the relation between conformity and leaning motivation, formula of product moment by Karl Pearson is used. The result of the research show negative impacts of Conformity to the Learning Motivation of women students. It can be concluded from the value of the coefficient correlation between Conformity and the Learning Motivation at 392 with significant of 0.05. This result show significant relation between conformity and learning motivation. The higher conformity level the teenagers’ peers develop, the lower motivation of their study. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan Konformitas dengan Motivasi Belajar Santri Puteri di Pondok Pesantren Nurul Islam Karangcempaka Bluto Sumenep. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif korelasional, yang bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 204 dan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, sehingga jumlah sampel yang diambil adalah 34 orang. Motivasi belajar santri puteri diukur menggunakan angket dengan sekala model likert, skala yang digunakan diadaptasi dari jurnal internasional dan disesuaikan dengan fenomena yang ada di lokasi penelitian. Untuk mengukur tingkat konformitas juga menggunakan angket dengan sekala model likert berdasarkan aspek-aspek konformitas menurut Sears. Untuk mengetahui hubungan konformitas dengan motivasi belajar menggunakan rumus product moment dari Karl Pearson. Hasil penelitian diperoleh hubungan antara Konformitas dan Motivasi belajar santri puteri bersifat negatif. Hasil korelasi Konformitas dengan Motivasi belajar menunjukkan angka sebesar392, dengan signifikansi sebesar 0.05. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa ada hubungan yang signifikan antara konformitas dengan motivasi belajar. Artinya semakin tinggi konformitas teman sebaya maka semakin rendah tingkat motivasi belajar.
SUFI MODERN DAN KONTEMPORER: SUFI MODERN DAN KONTEMPORER Amalia, Roziana
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 1 No. 2 (2017): alqorni
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tasawuf dipandang sebagai “ancaman” bagi gaya hidup (life style) modern yang saat inidigandrungi mayoritas masyarakat. Tasawuf dikira sebagai suatu kehidupan yang tidak bolehmengikuti perkembangan zaman, miskin, terasing, dan beribadah tanpa henti (seperti Puasa,Shalat, Dzikir dan sebagainya dalam waktu dan porsi yang tidak terbatas). Sehubungandengan salah pemahaman seperti di atas, maka banyak orang awam yang anti terhadaptasawuf.Pemahaman tersebut tentu saja pemahaman yang keliru. Tasawuf memang tidak ada sejak awal Islam di masa Rasulullah SAW, masa Sahabat, masa tabi’inbhakan masa tabi’ut tabi’in.Istilah sufi dikenal luas setelah abad ke-3 Hijriyah. Istilah ini dikenal sejak Abu Hasyim alKufi al-Sufi (w. 250 H), dengan meletakkan nama ‘Al-Sufi’ di belakang namanya. Meskipun sudah banyak orang yang ahli di bidangnya, seperti pemikiran Zuhud, Khauf, Raja’, Mahabbah dan Wara’ dan Tawakkal, namun dialah yang digelari al-Sufi.Pada zaman Rasulullah SAW hidup, semua orang menjadi sufi, yaitu keluar dari budiperangai yang tercela dan masuk ke dalam budi perangai yang terpuji. Baik Nabi dansahabatnya yang berempat atau yang beribu-ribu itu semuanya berakhlak tinggi, berbudimulia, sanggup menderita lapar dan haus, dan jika mereka beroleh kekayaan, tidaklahkekayaan itu lekat ke dalam hatinya sehingga melukakan hati itu jika terpisah.
Urgensi Zikir Perspektif Al-Qur’an (Analisis Tafsir Al-Misbah) Amalia, Roziana; ., Faizah
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 3 No. 2 (2018): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Zikir secara arti bahasa ialah mengingat atau menghafal, sehingga untuk mencapai mengingat atau menghafal maka diperlukan kata yang sering diucapkan secara di ulang-ulang. Akan tetapi zikir tidak hanya bermakna pada pengucapan melalui lisan mengenai kalimat-kalimat tauhid (Allah) saja, akan tetapi lebih mencakup pada tataran penghayatan yang dilakukan oleh hati. Kata zikir dalam berbagai bentuk ditemukan dalam al-Quran tidak kurang dari 280 kali. Zikir menurut M. Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah: secara pengertian sempit adalah yang dilakukan dengan lidah saja. Zikir dengan lidah ini adalah menyebut-nyebut Allah atau apa yang berkaitan dengan-Nya. Sedangkan Zikir dalam pengertian luas adalah keadaan tentang kehadiran Allah dimana dan kapan saja serta kesadaran akan kebersamaan-Nya dengan makhluk.
Pernikahan Beda Agama dalam Perspektif Al Qur’an (Analisis Penafsiran Buya Hamka QS. Al Baqarah:221 dan QS. Al Maidah:05) Amalia, Roziana; Jannah, Jamilatul Jannah
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 4 No. 2 (2019): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Ada dua pendangan atau pendapat mengenai hukum nikah beda agama. Pertama, pendapat yang mengharamkan: beberapa ulama’ menyepakati bahwa nikah beda agama adalah haram. Sebagaimana dijelaskan dalam Qs. Al Baqarah: 221. Ayat tersebut merupakan dalil yang jelas melarang orang islam, baik yang laki laki maupun yang perempuan. Kedua, pandangan yang membolehkan, Keterangan dalam surat al maidah ayat: 5 merupakan landasan yang menjelaskan kehalalan nikah beda agama. Pendapat mayoritas ulama, mulai dari sahabat, tabi’un, ulama-ulama masa awal dan kontemporer mengatakan bahwa nikah dengan wanita ahl Kitab hukumnya boleh. Tetapi perlu digaris bawahi bahwa orang muslim yang boleh menikah dengan orang non muslim hanya mereka yang memiliki iman yang kuat saja. Dampak dari pernikahan beda agama adalah Retaknya keharmonisan keluarga, Akan Terlepas Salah Satu Agama, Bimbang Dalam Menentukan Agama Anak, Dampak Dari Lingkungan Sosial. Pernikahan Beda Agama Menurut Buya Hamka Dalam Kitab Tafsir Al Azhar. Pertama, berdasarkan Qs. Al Baqarah:221 Hamka menjelaskan bahwa Laki laki yang beriman kalau menikahi perempuan musyrik akan terjadi hubungan yang kacau dalam rumah tangga. Apalagi kalau sudah memiliki keturunan. Kedua, bedasarkan Qs. Al maidah:05 Di sini diterangkan bahwa orang mukmin halal nikah dengan perempuan yang mukminat dan halal pula nikah dengan perempuan Ahlul Kitab. tetapi perlu di garis bawahi, orang mukmin yang boleh menikah dengan ahlu kitab hanya mereka yang memiliki iman yang kuat.
Interpretasi M. Quraish Shihab Pada Qs. Al-Baqarah Ayat 183 Tentang Esensi Puasa Terhadap Ketaqwaan Seseorang Amalia, Roziana; Rofiqatul Jannah
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 7 No. 1 (2022): Jurnal Ilmu Al-Quran dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Puasa merupakan salah satu ibadah wajib yang memiliki banyak pahala. Serta merupakan ibadah yang termasuk kedalam rukun islam. Ibadah puasa bukan hanya dipandang sebagai suatu ibadah ritual semata atau dipandang sebagai suatu kewajiban yang diperintahkan Allah SWT kepada semua hambaNya. Banyak pemahaman sempit tentang puasa, dikarenakan tidak mengetahui manfaat serta tujuan dibalik diperintahkannya ibadah puasa.Dibalik perintah tersebut terdapat hikmah serta manfaat bagi yang melaksanakan dengan baik dan benar sesuai tuntunan agama. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang penafsiran M.Quraish Shihab tentang QS. Al Baqarah ayat 183 serta pengaruh puasa terhadap ketaqwaan seseorang menurut M. Quraish Shihab. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kepustakaan (library reseach) yaitu mencari data dengan melakukan kajian terhadap teori-teori dari berbagai macam buku, kitab dan lain sebagainya. Hasil penelitian ini puasa memiliki pengaruh yang luar biasa. Ditinjau dari ketaqwaan seseorang, orang yang melaksanakan puasa akan terhindar dari segala macam sanksi dan dampak buruk, baik duniawi maupun ukhrawi, serta menjadi rahmat bagi dirinya, keluarganya serta untuk lingkungannya, sebagaimana yang tercantum dalam QS. Al Baqarah 183.
Resiliensi pada Guru Honorer di Masa Pandemi Amalia, Roziana; Ridho, Achmad Ainur
Edu Consilium : Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam Vol. 2 No. 1 (2021): Februari
Publisher : Institut Agama Islam Neegri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ec.v2i1.4287

Abstract

Pandemi melanda dunia hampir setahun lamanya. Virus covid-19 menyebar secara global tak terkecuali indonesia. Dampak dari pandemi juga dirasakan oleh guru. Guru honorer/guru tidak tetap yang bekerja pada beberapa sekolah negeri maupun swasta, sampai saat ini belum memiliki standar gaji yang menitikberatkan pada bobot jam pelajaran. Guru honorer memang menghadapi kenyataan yang memprihatinkan, mulai dari tingkat pengahasilan yang tidak menentu, para guru honorer sama sekali tidak memperoleh tunjangan-tunjangan yang disediakan oleh pemerintah sebagaimana para guru pegawai negeri sipil (PNS). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologis Subjek penelitian ini terdiri dari 2 guru di salah satu sekolah swasta di kabupaten Sumenep yang sudah menjadi guru honorer lebih dari 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan dinamika resiliensi pada guru honorer dapat didukung oleh beberapa faktor dalam terbentuknya resiliensi yang tinggi, diantaranya dukungan dari orang terdekat, baik dari pihak keluarga, teman sejawat, kemampuan social skill yang baik, serta religiusitas yang tinggi berupa niat yang murni untuk ibadah bukan untuk mencari keuntungan dari mengajar.[The pandemic swept the world for almost a year. The covid-19 virus spreads globally, including in Indonesia. Teachers also felt the impact of the pandemic. Honorary teachers / non-permanent teachers who work in several public and private schools, so far, do not yet have a standard salary that focuses on weighted lesson hours. Honorary teachers do face a worrying reality, starting from the level of unpredictable income, honorary teachers do not get the allowances provided by the government as do civil servant teachers (PNS). This study used a phenomenological qualitative research method. The subjects of this study consisted of 2 teachers in a private school in Sumenep district who had been honorary teachers for more than 10 years. The results showed that the dynamics of resilience in honorary teachers can be supported by several factors in the formation of high resilience, including support from closest people, both from the family, peers, good social skills, and high religiosity in the form of a pure intention to worship instead of to profit from teaching].