Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Law Omission in Muslim Society: Inquiring Citizen Rights in the Administration of Islamic Family Law in Madura Indonesia Syawqi, Abdul Haq; Umam, Muhammad Khatibul; Ridho, Achmad Ainur; Ilyas, Roziana Amalia; Subakti, Try
Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam Vol 7, No 3 (2023): Samarah: Jurnal Hukum Keluarga dan Hukum Islam
Publisher : Islamic Family Law Department, Sharia and Law Faculty, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22373/sjhk.v7i3.20048

Abstract

Understanding on the law omission seems controversial; some view it only as an interruption of normal life, and some discern it as an administrative violation. Differences in the understanding may produce difficulties in enforcing the administration of Islamic family law. In line with this context, while mapping forms of the law omission in various community groups, this study analyses reasons for differences of the understanding of it. This study was based on data collected from interviews, FGDs and Google Forms on three different community groups with religious structural characteristics in 4 regencies on Madura Island. This study revealed that social differences and social classes in a society have become a force that structures the society’ views or understanding of the law omission. Differences of the understanding have consequences for the levels of difficulties in enforcing the Islamic family law, especially in the administrative context, such as in cases of registration and dispensation of marriages. Structural differences that exist in a religious society become important to differentiate factors in an interpretation of a reality of life. This paper suggests to expand the observed cases and to provide additional data sources to enable an in-depth and comprehensive understanding of the impact of the law omission in the field of administration of Islamic family law.
SPIRITUALITASPOLITIK KAUM SANTRI: (Upaya menghadirkan spiritualitas politik dalam panggung kekuasaan) Ridho, Achmad Ainur
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 1 No. 2 (2017): alqorni
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Political spirituality is termenology refer to a concept about substance of religious messasges of politic, consist of political paradigm and political ethic. Political spirituality was be discourse to appear on politic constellation as solution wherever the problems of nation-state caused by image of politic. Politicians as like lose of religious morality control in playing political act in which create anomaly of power. One of chronic epedemies were corruption380that be seriously problem until now.In a concept of political spirituality used be proclaimed by santri as presentation or pesantren to make a color or new constellationof politic in Indonesia.
Konsep Birrul Walidain dalam Menghadapi Kenakalan Remaja dalam Al-Qur’an Ridho, Achmad Ainur
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 3 No. 1 (2018): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Alqur’an istilah birr Al-walidain diinterpretasikan dengan beberapa penafsiran, diantaranya, berbuat baik kepada ibu bapak itu harus tetap dijaga sekalipun keduanya termasuk orang musyrik, melaksanakan perintah keduanya selama tidak dalam kemaksiatan, melayani keduanya, menjaga keduanya, lebih-lebih ketika keduanya usia lanjut dan mendoakan keduanya, baik sebelum maupun setelah matinya keduanya.Yang termasuk katagori birr Al-walidain adalah berbuat baik kepada keduanya, melaksanakan perintah keduanya selama tidak dalam kemaksiatan, melayani keduanya, meminta idzin kepada keduanya kalau ingin keluar dari rumah, membayarkan hutang maupun nadzar keduanya setelah mereka berdua sudah meningal, tidak mengangkat suaranya melebihi suara keduanya, tidak menakut-nakuti keduanya , misalnya dengan menghunuskan senjata di hadapanya, tidak menyakiti keduanya, baik dengan perkataan, pukulan, lebih-lebih sampai pembunuhan, mendoakan keduanya,baik sebelum maupuan setelah matinya keduanya dan dan tetap menjalin silaturrahim dengan orang yang dicintai oleh kedua orangtuanya, yaitu teman akrabnya ketika pada waktu hidupnya. Untuk menanggulangi kenakalan remaja dapat dilakukan dengan cara pemberian nasehat. Dalam hal pemberian nasihat ini ada baiknya diberikan nasihat itu kepada orang seseorang dengan penuh kasih sayang dan dengan tidak membentaknya. Apalagi orang yang akan diberikan nasihat itu telah melakukan kegiatan kemusyrikan. Padahal sebagai seorang muslim tujuan hidup ini hanyalah untuk menjadi hamba Allah semata, dan bukan yang lainnya. Di satu sisi, para remaja justru masuk kepada jurang kenistaan. Berbagai macam hal yang melanggar berbagai macam norma telah mereka lakukan. Hal ini telah meresahkan semua lapisan masyarakat. Dari pesan Lukman di atas memberikan hikmah kepada kita semua, bahwa nasihat yang diberikan kepada para remaja agaknya mampu untuk memberikan kepada mereka agar mereka dapat merubah tingkah laku mereka agar tidak melakukan hal yang dilarang oleh agama. Karena sesungguhnya tujuan diciptakan manusia oleh Allah hanyalah untuk mengabdi kepadaNya.
Ikhlas dalam Perspektif Al–Qur’an (Analisis Tafsir M. Quraish Shihab Terhadap QS. Al–An’am Ayat 162-163) Ridho, Achmad Ainur; Jannah, Jamilatul
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 4 No. 1 (2019): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dari penelitian yang sudah penulis lakukan tentang ikhlas menurut M.Quraish Shihab adalah segala hal dan dan tindakan dalam berbuat hendaklah didasari oleh niat yang lain. Fokuskan fikiran hanya kepada Allah Sholat untuk Allah, Dzikir untuk Allah, dan semua amal yang kita lakukan hanya untuk Allah. Lupakan semua urusan duniawi, kita hanya tertuju kepada Allah saja, Jangan melakukan rasa Riya’ atau sombong atau juga sum’ah di dalam diri kita, karena itu semua akan merusak rasa keikhlasan. Kecuali hanya mengharap ridha Allah swt. Dalam Surat Al-An’am ayat 162-163 dalam pandangan M.Quraish Shihab di dalam tafsir Al-Misbah yaitu, merupakan sumber nilai ilahi, karena nilai-nilai tersebut merupakan nilai yang berasal dari wahyu Allah Swt, nilai ilahi merupakan nilai yang dititihkan dari Allah SWT melalui para Rasul-Nya, yang diperintahkan untuk menyebutkan empat hal yang berkaitan dengan wujud dan aktivitas beliau yaitu; Shalat dan ibadah, serta hidup dan mati.
Ikhlas dalam Perspektif Al–Qur’an (Analisis Tafsir M. Quraish Shihab Terhadap QS. Al–An’am Ayat 162-163) Ridho, Achmad Ainur; Jannah, Jamilatul
JURNAL ILMU AL-QUR'AN DAN TAFSIR NURUL ISLAM SUMENEP Vol. 5 No. 1 (2020): Jurnal Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir
Publisher : STQINIS

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Dalam Surat Al-An’am ayat 162-163 dalam pandangan M.Quraish Shihab di dalam tafsir Al-Misbah yaitu, merupakan sumber nilai ilahi, karena nilai-nilai tersebut merupakan nilai yang berasal dari wahyu Allah Swt, nilai ilahi merupakan nilai yang dititihkan dari Allah SWT melalui para Rasul-Nya, yang diperintahkan untuk menyebutkan empat hal yang berkaitan dengan wujud dan aktivitas beliau yaitu; Shalat dan ibadah, serta hidup dan mati.
Resiliensi pada Guru Honorer di Masa Pandemi Amalia, Roziana; Ridho, Achmad Ainur
Edu Consilium : Jurnal Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam Vol. 2 No. 1 (2021): Februari
Publisher : Institut Agama Islam Neegri Madura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.19105/ec.v2i1.4287

Abstract

Pandemi melanda dunia hampir setahun lamanya. Virus covid-19 menyebar secara global tak terkecuali indonesia. Dampak dari pandemi juga dirasakan oleh guru. Guru honorer/guru tidak tetap yang bekerja pada beberapa sekolah negeri maupun swasta, sampai saat ini belum memiliki standar gaji yang menitikberatkan pada bobot jam pelajaran. Guru honorer memang menghadapi kenyataan yang memprihatinkan, mulai dari tingkat pengahasilan yang tidak menentu, para guru honorer sama sekali tidak memperoleh tunjangan-tunjangan yang disediakan oleh pemerintah sebagaimana para guru pegawai negeri sipil (PNS). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif fenomenologis Subjek penelitian ini terdiri dari 2 guru di salah satu sekolah swasta di kabupaten Sumenep yang sudah menjadi guru honorer lebih dari 10 tahun. Hasil penelitian menunjukkan dinamika resiliensi pada guru honorer dapat didukung oleh beberapa faktor dalam terbentuknya resiliensi yang tinggi, diantaranya dukungan dari orang terdekat, baik dari pihak keluarga, teman sejawat, kemampuan social skill yang baik, serta religiusitas yang tinggi berupa niat yang murni untuk ibadah bukan untuk mencari keuntungan dari mengajar.[The pandemic swept the world for almost a year. The covid-19 virus spreads globally, including in Indonesia. Teachers also felt the impact of the pandemic. Honorary teachers / non-permanent teachers who work in several public and private schools, so far, do not yet have a standard salary that focuses on weighted lesson hours. Honorary teachers do face a worrying reality, starting from the level of unpredictable income, honorary teachers do not get the allowances provided by the government as do civil servant teachers (PNS). This study used a phenomenological qualitative research method. The subjects of this study consisted of 2 teachers in a private school in Sumenep district who had been honorary teachers for more than 10 years. The results showed that the dynamics of resilience in honorary teachers can be supported by several factors in the formation of high resilience, including support from closest people, both from the family, peers, good social skills, and high religiosity in the form of a pure intention to worship instead of to profit from teaching].