Djumali, Djumali
Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Efektivitas Aplikasi Pupuk Majemuk NPK Terhadap Produktivitas dan Pendapatan Petani Tebu Diana, Nunik Eka; Sujak, Sujak; Djumali, Djumali
Buletin Tanaman Tembakau, Serat & Minyak Industri Vol 9, No 2 (2017): Oktober 2017
Publisher : Balai Penelitian Tanaman Pemanis dan Serat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/btsm.v9n2.2017.43-52

Abstract

Peningkatan produktivitas tebu diantaranya dapat dilakukan dengan pemupukan yang tepat. Penggunaan pupuk majemuk masih belum banyak digunakan pada tanaman tebu. Penelitian bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas pupuk majemuk NPK terhadap produktivitas tebu dan pendapatan petani dilakukan di Desa Pakiskembar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang pada November 2014 sampai dengan Oktober 2015. Efektivitas aplikasi pupuk majemuk (PM) dilakukan dengan menguji tujuh dosis pupuk yakni (1) PM 1 (100 N + 50 P2O5 + 60 K2O) kg/ha + pupuk tunggal (40 N) kg/ha, (2) PM 2 (120 N + 60 P2O5 + 72 K2O) kg/ha + pupuk tunggal (40 N) kg/ha, (3) PM 3(140 N + 70 P2O5 + 84 K2O) kg/ha + pupuk tunggal (40 N) kg/ha, (4) PM 4 (100 N + 50 P2O5 + 60 K2O) kg/ha + pupuk tunggal (60 N) kg/ha, (5) PM 5 (120 N + 60 P2O5 + 72 K2O) kg/ha + pupuk tunggal (60 N) kg/ha, (6) PM 6 (140 N + 70 P2O5 + 84 K2O) kg/ha + pupuk tunggal (60 N) kg/ha, dan (7) PM 7 (80 N + 40 P2O5 + 48 K2O) + pupuk tunggal (100 N) kg/ha, (8) PM 8 (60 N + 60 P2O5 + 60 K2O) + Pupuk tunggal 120 N kg/ha (pembanding) dan (9) tanpa dipupuk (kontrol).  Pengujian menggunakan Rancangan Acak Kelompok dan diulang empat kali. Pengamatan dilakukan pada parameter pertumbuhan dan produktivitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dosis pupuk majemuk (140 N + 70 P2O5 + 84 K2O) kg/ha + pupuk tunggal (60 N) kg/ha menghasilkan efektivitas agronomis relatif (RAE) 144,27%, pendapatan bersih Rp.66.720.000,-/ha, nilai R/C ratio 1,84, dan peningkatan produktivitas tebu 36% lebih tinggi dibandingkan dengan aplikasi dosis pupuk pembanding.Effectivity of compound fertilizer application on sugarcane productivity andfarmer’sIncreased productivity of sugarcane can be done through balanced fertilization. In this case, the usage of compound fertilizers is still not use widely on sugarcane crops. The research aims to evaluate the effectiveness of compound fertilizer N20P10K12 on sugarcane productivity and farmer’s income. The research was done in Pakiskembar; subdistrict Pakis, Malang in November 2014 to October 2015. Seven doses of N20P10K12 fertilizers namely (1) 100 N + 50 P + 60 K +40 N single fertilizer kg/ha, (2) 120 N + 60 P + 72 K + 40 N single fertilizer kg/ha, (3) 140 N + 70 P + 84 K + 40 N single fertilizer kg/ha, (4) 100 N + 50 P + 60 K + 60 N single fertilizer kg/ha, (5) 120 N + 60 P + 72 K + 60 N single fertilizer kg/ha, (6) 140 N + 70 P + 84 K + 60 N single fertilizer kg/ha, dan (7) 80 N + 40 P + 48 K + 100 N single fertilizer kg/ha, (8) 60 N + 60 P + 60 K + 120 N single fertilizer kg/ha (a standard fertilizer application) and control (without fertilization) arranged in a randomized block design and replicated four times. Observations were made on parameters of growth and productivity. The results showed that the fertilizer application with dose 140 N + 70 P + 84 K (compound fertilizer) + 60 N single fertilizer kg/ha gave reltive agronomic effectiveness (RAE) 144.27%, net income Rp. 66.72 million/ha, R/C 1.84, and increased productivity of sugarcane 36% higher than that of standard fertilizer application.
UJI ADAPTASI VARIETAS UNGGUL TEBU PADA KONDISI AGROEKOLOGI LAHAN KERING / Adaptation Test of Superior Varieties Sugarcane in Dryland Agroecological Conditions SANTOSO, BUDI; MASTUR, MASTUR; DJUMALI, DJUMALI; NUGRAHENI, SUMINAR DIYAH
Jurnal Penelitian Tanaman Industri Vol 21, No 3 (2015): September 2015
Publisher : Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.21082/littri.v21n3.2015.109-116

Abstract

ABSTRAKPemilihan  varietas unggul  baru  yang  beradaptasi  pada  kondisi agroekologi kering merupakan langkah yang bijak dalam mendukung program pengembangan tebu. Karena kebutuhan air tanaman tebu di lahan kering  hanya  dipenuhi  dari  hujan, diperlukan  strategi  untuk  tetap mengoptimalkan produksi dengan mengeliminasi cekaman kekeringan. Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari sampai dengan November 2012 untuk melakukan pengujian terhadap adaptasi enam varietas unggul tebu yang toleran terhadap lahan kering. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Ngemplak, Pati. Penelitian disusun dalam rancangan petak terbagi yang diulang sebanyak lima kali. Juringan (sistem tanam tebu dalam baris) yang digunakan berukuran panjang 8 m dan lebar 10 m, serta jarak pusat ke pusat (pkp) 1 m. Parameter yang diamati meliputi persentase tumbuh,  tinggi  tanaman,  panjang  batang,  jumlah  dan  panjang  ruas, diameter batang, bobot batang per meter, persen brix nira, dan rendemen. Hasil   penelitian   menunjukkan  bahwa  varietas  Kentung   dan   BL menghasilkan bobot tebu (721,75 g/m dan 749,25 g/m) dengan rendemen masing-masing sebesar 8,54% dan 8,25%. Kedua varietas ini cocok untuk dikembangkan pada kondisi agroekologi lahan kering.Kata kunci: Saccharum officinarum, uji adaptasi, lahan kering, varietas unggul  ABSTRACTSelection of new superior varieties adapted to dry agroecology was a wise move to support the development of sugarcane. In general, the land thus fulfilled its water from the rain. Therefore we need a strategy for optimizing the production of sugarcane by eliminating barriers. In fiscal year 2012 research activities was  carried out to test six varieties of sugarcane for sugar cane clones tolerant of dry land. Research activities were located at Ngemplak, Pati. The design used is split plot design repeated 5 times. Plot size, are 8 m long, 10 m wide and center to center distance 1 m. Data were analyzed using analysis of variance (ANOVA) followed by LSD 5%. The parameters observed were growth percentage, plant height, stem lenght, number of segments, segment length, stem diameter, weight stem per meter, percent brix of sap, and yield of sugarcane per meter. The results are superior sugarcane varieties, BL and Kentung varieties produce cane weight 721.75 g / m and 749.25 g / m showed  that  respectively;  and  yield     8.54%  and 8.25% the highest respectively. Both varieties  are s uitable to be developed in dry land agroecological condition.Keywords:  Saccharum officinarum, adaptation test, dry land, superior varieties