Widnyana, I Gusti Ngurah Putu
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENGARUH JARAK TANAM DAN JUMLAH RUAS STEK TERHADAP PRODUKSI RUMPUT GAJAH (Pennisetum Purpureum) Widnyana, I Gusti Ngurah Putu
Jurnal Peternakan (Jurnal of Animal Science) Vol 8, No 2 (2024): JURNAL PETERNAKAN (JURNAL OF ANIMAL SCIENCE)
Publisher : Universitas Muhammadiyah Tapanuli Selatan

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31604/jas.v8i2.15806

Abstract

Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat pertumbuhan (tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun) rumput Gajah yang ditanam dengan jarak dan jumlah ruas stek yang berbeda. Penelitian dilakukan di Kelurahan Tendeadongi Kecamatan Pamona Utara Kabupaten Poso. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimental dengan mengggunakan Faktorial 2 x 2. Masing-masing perlakuan terdiri dari 6 ulangan. Perlakuan penelitian ini adalah sebagai berikut : P₁ = 60 cm x 60 cm + 2 ruas stek; P₂ = 60 cm x 60 cm,  + 3 ruas stek; P₃ = 80 cm x 80 cm, + 2 ruas stek;  P₄ = 80 cm x 80 cm + 3 ruas stek. Peubah respon yang diukur adalah pertumbuhan rumput Gajah yang meliputi tinggi tanaman, panjang daun dan lebar daun yang diukur mulai umur 1 - 8 minggu. Data pertumbuhan rumput Gajah dari umur 1 – 8 minggu disajikan secara deskriptif, sedangkan data akhir pertumbuhan rumput Gajah umur 8 minggu dianalisis dengan analisis ragam dengan program MS EXCEL dan apabila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji lanjut menggunakan uji Beda Nyata terkecil (BNT) sesuai petunjuk Steel dan Torrie (1993).Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahawa produksi rumput Gadjah dengan jarak 80 cm x 80 cm dengan jumlah ruas 3 lebih baik dibandingkan dengan jarak tanam 60 cm x 60 dengan jumlah ruas 2.  
ANGKA KOSEPSI SAPI BALI PASCABERANAK YANG DI INSEMINASI BUATAN PADA WAKTU YANG BERBEDA Widnyana, I Gusti Ngurah Putu; Loliwu, Yan Alpius
Agropet Vol 20, No 1 (2023): Volume 20 No 1 Tahun 2023
Publisher : Universitas Sintuwu Maroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71127/2828-9250.645

Abstract

 Abstrak: Peranan sapi Bali sangat penting dalam pembangunan subsektor peternakan, sehingga untuk meningkatkan produktivitas ternak sapi Bali perlu dilakukan sistem perkawinan secara iseminasi buatan. IB merupakan program yang telah dikenal oleh peternak sebagai teknologi reproduksi ternak yang efektif. Keberhasilan program IB dipengaruhi oleh beberapa hal antara lain, ternak betina itu sendiri keterampilan inseminator, ketepatan waktu IB, deteksi berahi, handling semen dan kualitas semen. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui angka kosepsi sapi bali pascaberanak yang di iseminasi pada waktu yang berbeda. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Padalembara Kecamatan Poso Pesisir Selatan Kabupaten Poso selama tiga bulan mulai bulan Juni hingga Agustus 2020. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode percobaan lapang dengan sampel sebanyak 25 ekor sapi Bali yang di IB dengan waktu yang berbeda sebagai berikut,  P1 = inseminasi dilakukan 0 - 5 jam setelah birahi, P2 = inseminasi dilakukan 6 - 11 jam setelah birahi, P3 =  inseminasi dilakukan 12 - 17 jam setelah birahi dan P4 = inseminasi dilakukan 18 - 23 jam setelah birahi dan P5 = inseminasi dilakukan 24 - 29 jam setelah birahi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan disajikan dalam bentuk tabel. Hasil penelitian menunjukan bahwa Angka konsepsi sapi bali pasca beranak yang di inseminasi buatan pada 0 – 5, 6 – 11, dan 24 – 29 jam setelah timbulnya birahi adalah 0 (nol) atau tidak menghasilkan angka konsepsi Angka konsepsi sapi bali pasca beranak yang di IB pada 12 – 17 dan 18 – 23 jam setelah timbulnya birahi menghasilkan angka konsepsi 100 yang bermakna bahwa IB yang dilakukan pada waktu tersebut menghasilkan kebuntingan 100 %. Waktu yang terbaik untuk melakukan inseminasi buatan pada sapi bali pasca beranak adalah 12 – 23 jam setelah timbulnya birahi.ABSTRACT: The role of Bali cattle is very important in the development of the livestock subsector, so to increase the productivity of Bali cattle, it is necessary to carry out a mating system by artificial insemination. IB is a program that has been recognized by farmers as an effective livestock reproduction technology. The success of the IB program is influenced by several things, including the female cattle themselves, the skills of the inseminator, the timeliness of IB, heat detection, semen handling and semen quality. This study aims to determine the conception rate of Bali cattle after calving which are inseminated at different times. The research was conducted in Padalembara Village, Poso Pesisir Selatan District, Poso Regency for three months from June to August 2020. The method used in the research was a field experiment method with a sample of 25 Balinese cattle that were inseminated at different times as follows, P1 = insemination was carried out 0 - 5 hours after estrus, P2 = insemination was carried out 6 - 11 hours after estrus, P3 = insemination was carried out 12 - 17 hours after estrus and P4 = insemination was carried out 18 - 23 hours after estrus and P5 = insemination was carried out 24 - 29 hours after estrus. The data obtained were analyzed descriptively and presented in tabular form. The results of the study showed that the conception rate of Balinese cows after calving that were artificially inseminated at 0-5, 6-11, and 24-29 hours after the onset of estrus was 0 (zero) or did not produce a conception rate. The conception rate of Balinese cows after calving that were IB at 12-17 and 18-23 hours after the onset of estrus produced a conception rate of 100, which means that the IB carried out at that time resulted in 100% pregnancy. The best time to perform artificial insemination on Balinese cows after calving is 12-23 hours after the onset of estrus. 
THE GROWTH OF SUPER VILLAGE CHICKEN BY FEEDING FERMENTED COFFEE SKIN WASTE IN RATION Widnyana, I Gusti Ngurah Putu; Putri, Sania Anisa; Loliwu, Yan Alpius
Agropet Vol 22, No 1 (2025): Volume 22 No 1 Tahun 2025
Publisher : Universitas Sintuwu Maroso

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.71127/2828-9250.735

Abstract

This study aims to evaluate the effect of using fermented coffee skin waste in rations on the production performance of super kampung chickens, especially on body weight gain (PBB), feed consumption, and feed conversion. The material used was 68 super kampung chickens. The study used a Completely Randomized Design with 4 treatments and 4 replications with various levels of fermented coffee skin substitution in rations up to 20%. The variables observed were body weight gain, feed consumption and feed conversion. The results of the analysis showed that the use of fermented coffee skin waste had a significant effect (P <0.05) on PBB, feed consumption, and feed conversion. The highest average PBB was achieved in the treatment with 20% fermented coffee skin, which was 44.01 grams/head/day. The highest feed consumption was obtained at the 15% level with a value of 177.75 grams/head/day, while the best feed conversion was obtained at the 20% level, which was 3.96. Based on these results, the use of fermented coffee skin waste up to 20% in rations gave the best results on the growth efficiency of super kampung chickens.