Diabetes Melitus adalah kondisi kronis yang terjadi karena peningkatan kadar gula darah dalam tubuh disebabkan karena tubuh tidak dapat menghasilkan insulin atau tidak dapat menggunakan insulin secara efektif. Diperkirakan dari 382 juta penderita DM, 175 juta belum terdiagnosis. Berdasarkan data tersebut Kemenkes RI mengupayakan adanya program deteksi dini pada DM terintegrasi Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) Penyakit Tidak Menular (PTM). Sebagian besar masyarakat tidak memanfaatkan Posbindu dikarenakan berbagai masalah diantaranya: mahalnya biaya yang dikeluarkan dan jarak tempuh menuju fasilitas kesehatan. Sehingga diperlukan adanya instrumen yang mampu mendeteksi DM secara dini. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan mengacu pada metode penelitian dan pengembangan oleh Sugiyono. Dari 10 langkah metode penelitian dan pengembangan, peneliti hanya menggunakan 9 langkah dikarenakan kondisi lingkungan, keterbatasan waktu dan biaya peneliti. Produk yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang terdiri dari 25 pertanyaan terkait tanda dan gejala serta faktor risiko. Dari penelitian didapatkan hasil bahwa seluruh pertanyaan dalam kuesioner dinyatakan valid dengan hasil r hitung lebih besar dari r tabel berada pada taraf signifikansi 5%. Hasil validitas terendah 0,373 dan tertinggi 0,887. Hasil reliabilitas didapatkan sebesar 0,967 yang berarti bahwa kuesioner tersebut memiliki tingkat reliabilitas yang tinggi. Nilai sensitivitas untuk 14 pertanyaan tanda dan gejala DM tipe 2 35,7%-62,5%, nilai spesifisitas 69,7%-91,7%, nilai PPV 23,1%-92,3%, dan nilai NPV 33,3%-88,9%. Nilai sensitivitas untuk 11 pertanyaan faktor risiko DM tipe 2 30%-62,5%, nilai spesifisitas 66,7%-90%, nilai PPV 30,8%-92,3%, dan nilai NPV 14,8%-88,9%.