Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

ANALISIS SEMIOTIKA SENAPUR (DAPUR) SEBAGAI PUSAT KEBUDAYAAN SF, Aka Kurnia; Suprapto, Deddy; Sutarjon, Sutarjon
Prasi: Jurnal Bahasa, Seni, dan Pengajarannya Vol 15, No 01 (2020)
Publisher : Universitas Pendidikan Ganesha

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (388.345 KB) | DOI: 10.23887/prasi.v15i01.24858

Abstract

ABSTRAK              Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana Senapur (dapur) sebagai pusat kebudayaan. Objek penelitian ini adalah ruang Senapur di Rumah tradisional masyarakat Desa Tepal, Kecamatan Batu Lanteh, Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika Roland Barthes yang menekankan pada denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ruang Senapur sebagai pusat aktivitas masyarakat tidak hanya memiliki fungsi teknis untuk memamasak makanan tetapi juga mempunyai fungsi sosial, budaya dan ritual. Senapur juga menjadi bukti betapa masyarakat Tepal memiliki pemahaman dan kecerdasan sosial yang tinggi.Kata-kata kunci: Dapur, kebudayaan, semiotika, Tepal, SumbawaABSTRACT            This study aims to see how senapur (kitchen) as a cultural center. The object of this research is the senapur room in the traditional house of the Tepal Village community, Batu Lanteh District, Sumbawa Regency. This study uses a qualitative approach with Roland Barthes's semiotic analysis which emphasizes denotation, connotation and myth. The results of this study indicate that senapur space as a center of community activity not only has a technical function for cooking food but also has sosial, cultural and ritual functions. Senapur is also evidence of how the Tepal people have high understanding and sosial intelligence.Keywords: Dapur, culture, semiotic, Tepal, Sumbawa
Berang Sumbawa Nilai Filosofis dan Eksistensinya dalam Tinjauan Etnografi Yuliadi, Imam; SF, Aka Kurnia
JIIP - Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan Vol. 5 No. 7 (2022): JIIP (Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan)
Publisher : STKIP Yapis Dompu

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (497.396 KB) | DOI: 10.54371/jiip.v5i7.728

Abstract

Berang (parang) merupakan perlengkapan yang identik dengan masyarakat Sumbawa. jika kita berkunjung ke kabupaten Sumbawa, anda akan melihat mayoritas pria di desa-desa di Sumbawa menyelipkan berang di pinggangnya. Pemandangan tersebut eksis hingga saat ini di Sumbawa. Melihat pria di Sumbawa menyelipkan berang di pinggangnya, seperti halnya keris bagi orang Jawa, celurit bagi orang Madura, dan badik bagi orang Makassar, berang bagi orang Sumbawa merupakan simbol maskulinitas. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Fokus dalam penelitian ini adalah proses konstruksi nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam berang Sumbawa yang dianut oleh masyarakat Sumbawa. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik Snowball Sampling atau sampling bola salju. Peneliti mengunakan teknik analisa data interactive of analysis yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif. Berang Sumbawa umumnya dibagi kedalam 2 jenis yaitu berang swai dan berang selaki. Selain juga ada pembagian berang berdasarkan panjang pendeknya, yaitu berang belo dan berang dompak. Berang swai berarti parang wanita sedangkan berang slaki berarti parang lelaki. Berang secara filosofi memiliki 3 makna; pertama, sebagai identitas gender, sehingga dibagi dalam dua jenis, berang swai dan berang selaki. Kedua, di dalam berang terdapat makna keseimbangan, dimana bilah dan gagang menyimbolkan kekuatan, sedangkan sarung/serangka berang bermakna perlindungan/pengamanan. Ketiga, berang menyimbolkan status sosial dan ekonomi seseorang, dimana berang tidak hanya berfungsi sebagai perkakas semata tapi juga sebagai barang koleksi yang tidak jarang dihargai dengan sangat mahal.
Tradisi Bakatoan Sebagai Komunikasi Kelompok dalam Budaya Pernikahan Sumbawa tahirr, aswarr; SF, Aka Kurnia; Ashari, Merry Karlina
Connected: Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 3 No. 2 Desember 2022
Publisher : Departemen Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Soal dan Ilmu Politik. Universitas Pejuang Republik Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tradisi Bakatoan sebagai komunukasi kelempok dalam budaya pernikahan Sumbawa dan menjelaskan etnografi komunikasi tradisi Bakatoan di Kabupaten Sumbawa. Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam peneltian ini yaitu metode penelitian kualitatif dengan menggunkan pendekatan etnografi komunikasi untuk memahami bagaimana bahasa, komunikasi dan kebudayaan saling bekerjasama untuk menghasilkan perilaku komunikasi yang khas. Adapun Teknik pengumpulan data dari berbagai macam sumber yang mempunyai kaitan dengan tema yang dikaji dalam penelitian ini. Data yang diperoleh dalam penelitain ini menggunakan beberapa metode pengumpulan data seperti wawancara, observasi dan dokumentasi. Sedangkan Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan model interaktif yang terdiri dari tiga tahap yaitu reduksi data, data display dan yang terakhir penarikan kesimpulan atau verifikasi data. Tradisi Bakatoan sebagai komunikasi kelompok dalam budaya penikahan Sumbawa ialah wadah diskusi atau pertemuan bagi para pihak keluarga laki-laki dan pihak keluaraga perempuan yang dilkukan dengan cara komunikasi lisan dan tatap muka, adapun yang menjadi bahan diskusi ialah kesepakatan mengenai pinangan pihak kelurga laki-laki dan apabila pinangan diterima selanjutnya akan mendiskusikan mengenai apa saja mahar yang akan diberikan oleh calon pengantin laki-laki
Representation of Climate Change in the Documentary Film Ano Bulan Balong (Semiotic Analysis of Roland Barthes) Sufriatni, Sufriatni; SF, Aka Kurnia
JISIP: Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan Vol 8, No 3 (2024): JISIP (Jurnal Ilmu Sosial dan Pendidikan) (Juli)
Publisher : Lembaga Penelitian dan Pendidikan (LPP) Mandala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58258/jisip.v8i3.7180

Abstract

Climate change is a condition characterized by changes in world climate patterns which result in erratic weather phenomena. Climate change occurs due to changes in climate variables, such as air temperature and rainfall, which occur continuously. In this research, film is the subject, film is a mass communication tool that is packaged with characters, plot and messages in it, provides information to the audience through the storyline that is conveyed and has a strong influence on issues that are developing in society, the unit of analysis of this research contains "Semiotic Analysis of Roland Barthes' Representation of Climate Change in the Documentary Film Ano Bulan Balong". The aim of this research is to determine the representation of climate change in the film Ano Bulan Balong based on Roland Barthes' stereotypes. This research uses Roland Barthes' semiotic theory, where the researcher looks for the meaning of Denotation, Connotation and Myth in several scenes in the film Ano Bulan Balong. . The results of research on the documentary film Ano Bulan Balong can be linked to environmental issues, namely climate change. Researchers group and categorize messages to convey meaning in the film Ano Bulan Balong, including; environmental message, Through semiotic analysis, Roland Barthes in this film shows that the problem currently being faced by Sumbawa is unrest triggered by environmental problems which are a factor in climate change, forest lands full of trees are starting to disappear, replaced by corn plants. Critical trees resulting from deforestation will cause extreme natural disasters.