Sapirin, Sapirin
Unknown Affiliation

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

Dynamics of Islamic Education During the Muwahhidun Dynasty Sapirin, Sapirin
Continuous Education: Journal of Science and Research Vol. 4 No. 2 (2023)
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/ce.v4i2.1584

Abstract

So far, education that has been identified with Islam has placed more emphasis on the Islamic context. In fact, history provides information that every Muslim leadership reached the civilization phase. On the other hand, this civilization seems far from religious values. So the Muwahhidun dynasty had its own uniqueness in the development of Islamic education, that this dynasty was a religious movement pioneered by Ibn Tumart who was of the Ash'ariah faith. Historians call it the Muwahhidun dynasty when they controlled political power. During the al-Muhawwidun dynasty, education and teaching patterns were carried out very well, this cannot be separated from the figure of Abu Ya'qub Yusuf who was known as a lover of knowledge, able to develop not only educational infrastructure including the construction of the great mosque (al-majid al-kabir ) and buildings of high architectural value in Seville and Morocco, but also encouraged the development of science, especially medicine and philosophy. There were many teaching institutions that this dynasty relied on in establishing sovereignty and spreading culture. Among the established educational institutions are madrasas consisting of Kuttab, Zawiyah and Idariyah madrasas (administrative schools), Thibbiyah Madrasas (health schools) and Fallahiyah Madrasas (marine schools). This educational institution is a forum for cadres of the Muslim generation as employees needed by the state, improving public health and social welfare.
Multikulturalisme dan Inklusif dalam Pendidikan Islam Sapirin, Sapirin
Khazanah : Journal of Islamic Studies Volume 3 Nomor 3 Agustus (2024)
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/khazanah.v3i3.2238

Abstract

Berbicara mengenai keberagaman berarti hal tersebut membutuhkan suatu sikap arif serta memiliki pemikiran yang dewasa yang mencakup pada lapisan-lapisan masyarakat. Hal ini berarti setiap ide-ide yang dikeluarkan oleh pemikiran Islam tersebut harus mampu melibatkan masyarakat tanpa memandang agama, warna kulit, status sosial dan etnis yang merupakan suatu kekayaan yang harus disikapi dengan bijak bukan ditentang. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif menggunakan pendekatan analisis konten ditemukan bahwa multikulturalisme bukan lah hal yang baru dalam Islam dalam implementasinya, Islam inklusif dan multikulturalisme yang ditawarkan tampak kukuh, dewasa dan rasional, sebuah Islam yang mampu membawa umatnya memasuki millenium baru dengan sikap terbuka dan percaya diri. Pandangan inklusivisme tidaklah bertentangan dengan nilai ajaran Islam, karena seseorang masih tetap meyakini bahwa agamanyalah yang paling baik dan benar. Namun, dalam waktu yang sama mereka memilikisikap toleran dan persahabatan dengan pemeluk agama lain. Sikap inklusif dan multikulturalisme dapat dipastikan akan selalu dihadapkan dengan konteks masyarakat yang plural. Sehingga inklusif dan plural seakan-akan tidak lepas dari pluralitas. Pandangan tersebut bahwa agama-agama lain yang ada di dunia ini sebagaiyang mengandung kebenaran dan dapat memberikan manfaat serta keselamatan bagi penganutnya. Maka tujuan Islam inklusif untuk membangun relasi dengan umat manusia dalam rangka membangun masyarakat madani dengan meletakkan prinsipprinsip kemanusiaan universal.
The Management of Students at SMA Negeri 3 Panyabungan Mandailing Natal Regency Sapirin, Sapirin
EDUTEC : Journal of Education And Technology Vol 8 No 3 (2025): March 2025
Publisher : STAI Miftahul Ula Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/edu.v8i3.1129

Abstract

This study descriptively explains the student management at SMA N 3 Panyabungan, Mandailing Natal Regency. To obtain focused and relevant data, a qualitative research method with a phenomenological approach was used. Based on the analytical results, it was found that the student management at SMA N 3 Panyabungan is carried out as effectively as possible to develop students' potential, aiming to produce high-quality graduates and human resources. Student management includes planning, development, evaluation, and student mutations. The planning activity is a stage to determine the criteria, quality, and quantity of new students to be accepted into the school as an educational unit. The student development and coaching activities are processes that play a decisive role in shaping quality and character-driven students in line with the school's vision, mission, and established learning objectives. The student evaluation activity is necessary to be conducted periodically to obtain data and information related to the alignment of the set standards with the achieved results. The importance of student management requires schools to optimize programs and activities centered on services for students, both directly and indirectly.
The Management of Students at SMA Negeri 3 Panyabungan Mandailing Natal Regency Sapirin, Sapirin
EDUTEC : Journal of Education And Technology Vol. 8 No. 2 (2025): March 2025
Publisher : STAI Miftahul Ula Nganjuk

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.29062/edu.v8i3.1129

Abstract

This study provides a descriptive analysis of student management at SMA Negeri 3 Panyabungan, located in Mandailing Natal Regency, North Sumatra. A qualitative research method with a phenomenological approach was employed to gather in-depth insights into the student management system. The findings reveal that SMA Negeri 3 Panyabungan effectively implements student management processes aimed at fostering the academic, social, and character development of its students, ultimately producing high-quality graduates. The student management system comprises four key components: planning, development, evaluation, and student transfers. The planning phase focuses on establishing the criteria, quality, and quantity of new students to be admitted, ensuring alignment with the school’s educational goals. Student development and guidance activities play a vital role in shaping students into individuals with strong character and academic competence, in line with the school's vision and mission. Regular evaluation is conducted to monitor the alignment between established standards and achieved outcomes, providing crucial feedback for continuous improvement. The study emphasizes the importance of optimizing both academic and non-academic programs and activities that focus on student services, ensuring that students receive comprehensive support throughout their educational journey. This research highlights the significance of an integrated student management system that nurtures well-rounded individuals prepared for the challenges of higher education and the workforce.
Aktualisasi Pendidikan Karakter Dalam Pendidikan Islam Inklusif Sapirin, Sapirin
Continuous Education: Journal of Science and Research Vol. 6 No. 2 (2025)
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/ce.v6i2.2717

Abstract

Keberadaan masyarakat dalam lembaga pendidikan memiliki hak yang sama dan adanya ikatan yang tidak memandang aspek-aspek dari latar belakang peserta didik sehingga tercipta suasana belajar yang kondusif. Jadi, pendidikan yang dibangun denan dasar inklusif menekankan pada keterbukaan sikap dalam menyikapi pluralitas dan heterogenitas. Metode penelitian yang digunakan untuk memproleh data adalah dengan metode kualitatif dengan pendekatan kajian pustaka. Pendekatan ini tujuannya adalah untuk mendapatkan informasi dengan pengamatan, memahami, dan mendalami suatu permasalahan secara natural agar peneliti dapat memberikan sebuah gamabaran pada peristiwa yang sedang diteliti. Berdasarkan hasil analisis data disimpulkan bahwa pertama karakter dalam pendidikan merupakan fonomena pengajaran mengenai kebiasaan-kebiasaan yang dapat mengarahkan seseorang untuk senantiasa memahami dengan penuh kesadaran serta menerapkan halhal baik dan bijak dalam kehidupan sehari-hari. Konteks pendidikan Inklusif bahwa karakter dari peserta didik turut ditentukan pula dari hasil interaksinya dengan masyarakat. Sifat sistemik pendidikan inklusif tampak dari hubungan baik antara komponen internal. Kedua aktualisasi pendidikan islam inklusif dalam pembentukan karakter dilakukan dalam pembentukan diri peserta didik (manusia) agar sesuai dengan fitrah keberadaannya. Pendidikan inklusif dapat digunakan sebagai upaya untuk kembali membangkitkan dan menempatkan dunia pendidikan Islam pada peran yang semestinya yakni memanusiakan manusia atau humanisasi sekaligus menata ulang paradigma pendidikan Islam.  Tentu nilai-nilai inklusif dalam Islam membawa lembaga pendidikan Islam sebagai lembaga pendidikan Islam modern.
Multikulturalisme dan Inklusif dalam Pendidikan Islam Sapirin, Sapirin
Khazanah : Journal of Islamic Studies Volume 3 Nomor 3 Agustus (2024)
Publisher : Pusdikra Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51178/khazanah.v3i3.2238

Abstract

Berbicara mengenai keberagaman berarti hal tersebut membutuhkan suatu sikap arif serta memiliki pemikiran yang dewasa yang mencakup pada lapisan-lapisan masyarakat. Hal ini berarti setiap ide-ide yang dikeluarkan oleh pemikiran Islam tersebut harus mampu melibatkan masyarakat tanpa memandang agama, warna kulit, status sosial dan etnis yang merupakan suatu kekayaan yang harus disikapi dengan bijak bukan ditentang. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif menggunakan pendekatan analisis konten ditemukan bahwa multikulturalisme bukan lah hal yang baru dalam Islam dalam implementasinya, Islam inklusif dan multikulturalisme yang ditawarkan tampak kukuh, dewasa dan rasional, sebuah Islam yang mampu membawa umatnya memasuki millenium baru dengan sikap terbuka dan percaya diri. Pandangan inklusivisme tidaklah bertentangan dengan nilai ajaran Islam, karena seseorang masih tetap meyakini bahwa agamanyalah yang paling baik dan benar. Namun, dalam waktu yang sama mereka memilikisikap toleran dan persahabatan dengan pemeluk agama lain. Sikap inklusif dan multikulturalisme dapat dipastikan akan selalu dihadapkan dengan konteks masyarakat yang plural. Sehingga inklusif dan plural seakan-akan tidak lepas dari pluralitas. Pandangan tersebut bahwa agama-agama lain yang ada di dunia ini sebagaiyang mengandung kebenaran dan dapat memberikan manfaat serta keselamatan bagi penganutnya. Maka tujuan Islam inklusif untuk membangun relasi dengan umat manusia dalam rangka membangun masyarakat madani dengan meletakkan prinsipprinsip kemanusiaan universal.