Pratiwi, Santi Riksa
Unknown Affiliation

Published : 3 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

“Bagaimana Mereka Mengubahku?” (Interpretative Phenomenological Analysis tentang Rekonstruksi Identitas pada Muslimah Bercadar) Pratiwi, Santi Riksa; Martiarini, Nuke
Intuisi : Jurnal Psikologi Ilmiah Vol 12, No 1 (2020): Maret 2020
Publisher : Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15294/intuisi.v12i1.18326

Abstract

Persepsi masyarakat terhadap muslimah bercadar cederung negatif, namun masih terdapat individu yang memilih untuk bercadar. Diperlukan pemahaman lebih lanjut terkait pembentukan identitas baru atau rekonstruksi identitas pada muslimah bercadar. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui bagaimana konstruksi identitas yang terbentuk berkaitan dengan identitas diri dan identitas sosial pada muslimah bercadar. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan fenomenologis. Sumber data dari penelitian ini adalah muslimah yang telah menggunakan cadar minimal dalam waktu 6 bulan dan menjadi bagian dari komunitas P******. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan wawancara. Sebagai wujud dari kredibilitas penelitian, peneliti menggunakan kualitas penelitian dengan merujuk pada empat kualitas esensial. Teknik analisis data yang digunakan oleh peneliti merupakan teknik analisis data melalui pendekatan fenomenologis dengan IPA (Interpretatif phenomenological analysis). Hasil penelitian menemukan sepuluh tema berkaitan dengan fungsi kognitif, perasaan, perilaku, dan faktor yang mempengaruhinya. Fungsi kognitif yang muncul pada muslimah bercadar yaitu pemikiran bahwa cadar sangat bermanfaat, ketaatan terhadap hukum agama semakin kuat, keinginan berbuat baik agar mendapatkan surga, pengalaman buruk dengan laki-laki hingga mengenal cadar, serta meneladani kepribadian Rasul dan sahabat Rasul. Tema terkait perasaan yaitu perasaan lebih nyaman ketika bercadar. Tema terkait perilaku yaitu berperilaku sebaik mungkin dan mengajak orang lain. Tema terkait faktor yang mempengaruhi muslimah bercadar yaitu keluarga yang memahami keputusan untuk bercadar, pengaruh komunitas dakwah P****** yang cukup kuat, serta lingkungan pertemanan, tetangga dan masyarakat umum yang kurang mendukung.  Public perceptions of veiled Muslim women tend to be negative, but there are person who still choose to veiled. Further understanding is necessary regarding the construction of a new identity or identity reconstruction in veiled Muslim women. The aim of the study was to find out how identity construction formed was related to self identity and social identity in veiled Muslim women. The type of this study was qualitative research using a phenomenological approach. Sources of data from this study are Muslim women who have used veils in the span of 6 months to 2 years and become part of the P ****** community. Data were collected by interviews. As a research credibility, researcher use the quality of research by referring to four essensial qualities. The data analysis technique used by researchers is a data analysis technique through a phenomenological approach with IPA (Interpretative phenomenological analysis). The results of the study, found ten themes about cognitive functions, feelings, behaviors, and factors that influence it. Themes about cognitive namely the thought that the veil is very useful, adherence to religious law is getting stronger, the desire to do good to get heaven, bad experiences with men untill she wore the veil, emulate personality of Apostle and friend of the Apostle. There are a theme about feeling, that was feeling more comfortable when using veil. Themes about behaviors, that was behaving as well as possible and inviting others, families who understanding the decision to veiled, the influence of the P ****** da'wah community is strong enough, and the environment of friends, neighbors and the general public is less supportive. These themes were concluded to lead to identity reconstruction in veiled Muslim women.
MEKANISME COPING GURU BK DALAM MENGHADAPI SISWA DENGAN PERILAKU SELF-HARM : STUDI KUALITATIF PRATIWI, SANTI RIKSA; ROSAWATI, YOGA AYU OKTARIA; SUGIARTI, RINI; SUHARIADI, FENDY
LEARNING : Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran Vol. 5 No. 1 (2025)
Publisher : Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia (P4I)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.51878/learning.v5i1.3766

Abstract

Mental health is currently a frequently discussed topic, one of which is mental health among adolescents. When an adolescent becomes emotionally fragile, they may resort to self-harm as an outlet. Guidance counselors who support students dealing with self-harm also require effective coping mechanisms to maintain their own mental health. This study aims to understand how a student's self-harming behavior impacts the emotional regulation of the guidance counselor supporting them and how the counselor employs coping mechanisms to address this issue. The research adopts a qualitative method with a phenomenological approach, as the researchers seek to uncover the issue of self-harm that is prevalent among adolescents. The results of the research show five findings, namely feelings of discomfort that arise when accompanying students with Self-Harm behavior, the form of Self-Harm carried out by students is by cutting their arms, the background of students doing Self-Harm varies, Guidance Teachers carry out Problem Focused and Emotional Focused Coping to reduce pressure. ABSTRAKKesehatan mental saat ini merupakan topik yang sering dibahas, dan salah satunya adalah kesehatan mental pada remaja. Ketika diri seorang remaja menjadi rapuh mereka bisa melakukan pelampiasan melalui tindakan self-harm. Guru BK yang membimbing peserta didiknya yang mengalami self-harm pun membutuhkan mekanisme koping yang tepat untuk tetap menjaga kesehatan mentalnya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui tindakan self harm yang dilakukan seorang peserta didik akan mempengaruhi regulasi emosi guru BK yang membimbingnya dan bagaimana cara guru BK melakukan mekanisme coping menghadapi masalah tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dikarenakan peneliti ingin menungkap masalah self-harm yang banyak dilakukan para remaja. Hasil penelitian menunjukkan lima temuan, yaitu perasaan kurang nyaman yang muncul saat mendampingi siswa dengan perilaku Self-Harm, bentuk Self-Harm yang dilakukan oleh siswa yaitu dengan menyayat lengan, latar belakang siswa melakukan Self-Harm beragam, Guru BK melakukan Problem Focused Coping dan Emotional Focused Coping untuk mengurangi tekanan.
Compassion Fatigue in Junior High School Guidance and Counseling Teachers: A Qualitative Study of Self-Harm Case Companions Pratiwi, Santi Riksa; Shinta Pratiwi, Margaretha Maria; Iswindari Winta, Mulya Virgonita
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 14, No 4 (2025): Volume 14, Issue 4, Desember 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v14i4.20399

Abstract

This study was motivated by the prevalence of self-harm among adolescents, which requires junior high school guidance and counseling (BK) teachers to provide intensive support. Such conditions have the potential to trigger compassion fatigue in BK teachers due to their deep empathetic involvement with students experiencing emotional crises. This study aimed to explore the experiences of compassion fatigue among BK teachers who have accompanied students engaging in self-harm. A qualitative approach with a phenomenological design was employed. Three junior high school BK teachers in Central Java were selected through purposive sampling. Data were collected via in-depth interviews and analyzed using thematic analysis. The study identified six main themes: feelings of frustration as BK teachers, emotional memories of students’ stories, increased sensitivity, anxiety, emotional exhaustion, and difficulties concentrating. These findings indicate that intense empathetic involvement may lead to significant psychological strain. Therefore, this study recommends systematic emotional support for BK teachers to prevent and manage compassion fatigue.Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kasus self-harm pada remaja, yang menuntut guru bimbingan dan konseling (BK) tingkat SMP untuk memberikan pendampingan intensif. Kondisi ini berpotensi memunculkan compassion fatigue pada guru BK akibat keterlibatan empatik yang mendalam terhadap siswa yang mengalami krisis emosional. Penelitian ini bertujuan untuk memahami pengalaman compassion fatigue pada guru BK yang pernah mendampingi siswa dengan perilaku self-harm. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan desain fenomenologis. Informan berjumlah tiga guru BK tingkat SMP di Jawa Tengah yang dipilih melalui teknik purposive sampling. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam dan dianalisis menggunakan analisis tematik. Hasil penelitian mengungkap enam tema utama: perasaan frustasi sebagai guru BK, ingatan emosional terhadap cerita siswa, meningkatnya sensitivitas, rasa cemas, kelelahan emosional, dan kesulitan berkonsentrasi. Temuan ini menunjukkan bahwa keterlibatan empatik yang intens dapat menimbulkan tekanan psikologis yang signifikan. Oleh karena itu, studi ini merekomendasikan adanya dukungan emosional yang sistematis bagi guru BK untuk mencegah dan mengelola compassion fatigue