Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Hubungan Soluble Vascular Cell Adhesion Molecule-1 dengan Asam urat dan Magnesium pada pasien chronic kidney disease Delpita, Ade; Samsuria, Indranila Kustarini; Wulanjani, Herniah Asti
Medica Hospitalia : Journal of Clinical Medicine Vol. 7 No. 1 (2020): Med Hosp
Publisher : RSUP Dr. Kariadi

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (294.735 KB) | DOI: 10.36408/mhjcm.v7i1.431

Abstract

Latar belakang: Kondisi Chronic kidney disease (CKD) dapat terjadi proses inflamasi dan aterosklerosis akan melibatkan marker inflamasi, disfungsi endotel Soluble vascular cell adhesion molecule-1 (sVCAM-1), asam urat (AU) dan peran elektrolit magnesium berhubungan dengan patofisiologi CKD .sVCAM-1 merupakan biomolekuler marker inflamasi dan disfungsi endotel, AU sebagai marker inflamasi dan magnesium berperan dalam metabolisme elektrolit ginjal. Tujuan: Membuktikan hubungan antara sVCAM-1 dengan asam urat (AU) dan magnesium (Mg) pada pasien CKD. Metoda Penelitian: Penelitian belah lintang dilakukan pada 33 penderita CKD belum pernah hemodialisis, sampel diambil selama bulan Maret - Juni 2019. Nilai Laju Filtrasi Glomerulus (LFG) dihitung menggunakan rumus Cockcroft-Gault. Kadars VCAM-1 diperiksa menggunakan metode Enzyme Link Immunosorbent Assay. Kadar asam urat diperiksa dengan metode fotometrik enzimatik dan magnesium diperiksa dengan kolorimetrik Xylidil blue menggunakan alat Advia. Uji hubungan menggunakan uji Pearson untuk data normal dan Spearman’s untuk data tidak normal. Hasil: Nilai LFG pada penelitan ini 46,48 ± 11,44 ml/min/1,73m2. Median kadarVCAM-1 adalah 715 (564 – 991) ng/dL. Median kadar asam urat adalah 9,2 (7,8 – 15,2) mg/dL dan median untuk kadar magnesium 1,03 (0,79 – 1,5) mmol/dL. Hubungan sVCAM-1 dengan kadar asam urat serum didapatkan korelasi dengan r = 0,488 dan p = 0,004.Terdapat hubungan sVCAM-1 dengan kadar magnesium serum dengan r = -0,442; p = 0,010. Simpulan: Terdapat hubungan positif sedang antara sVCAM-1 dengan asam urat serum, terdapat hubungan negatif sedang antara sVCAM-1dengan magnesium serum. Kata kunci :CKD,LFG, sVCAM-1, asam urat, magnesium Background: Chronic kidney disease (CKD ) is a condition that occurs because of the inflammatory process and atherosclerosis thus involve the marker of inflammation, endhothelial dysfuntion Soluble vascular cell adhesion molecule-1(sVCAM-1), uric acid (UA) and magnesium, associated with the pathophisiology of CKD. VCAM-1 is a marker of inflammation and endhothelial dysfuntion, UA as a marker of inflammation and Mg plays a role in renal electrolytes metabolism. Objective: To prove the relationship between the sVCAM-1 and uric acid (UA) and magnesium (Mg) levels in CKD patients Methode: A cross sectional study conducted on 33 patients with chronic kidney disease who had never hemodialysis during March-June 2019. Value of Glomerular Filtration Rate (GFR) is calculated using the Cockcroft-Gault formula which necessary creatinine levels. Value of GFR is calculated using the Cockcroft-Gault formula.sVCAM-1 levels were examined using the Enzyme Link Immunosorbent Assay method. Uric acid were axamined enzymatic photometric and magnesium levels were examined Xylidil blue colorimetric methods by Advia. Pearson correlation test using the test for normal data and Spearman's when data is not normal. Results: The value of this study GFR at 46.48 ± 11.44 ml/min/1,73m2. Median levels of sVCAM-1 was 715 (564 to 991) ug / dL. Median for uric acid is 9.2 (7.8 to 15.02) mg/dL and magnesium 1,03 (0,79 – 1,5) mmol/dL There is a significant correlation between VCAM-1 with serum uric acid levels showed a correlation with(r = 0.488; p = 0.004). There is a correlation between sVCAM-1 and serum magnesium(r = -0.442; p = 0.010). Conclusion: There is a moderate positive correlation between sVCAM-1 with uric acid serum, there is a moderate negatif correlation between sVCAM-1 and serum magnesium. Keywords: CKD, GFR, sVCAM-1, uric acid, magnesium.
Sistem Informasi Rekomendasi Izin Praktik Tenaga Kesehatan (SIREKIPNAKES) Delpita, Ade; Rehmenda Marito Sitepu, Michi Astuti; Ariwibowo Prayetno, Agung; Azlina Effendy, Cut; N. Saputra, Gilang; Paramarta, Vip
COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 10 (2024): COMSERVA : Jurnal Penelitian dan Pengabdian Masyarakat
Publisher : Publikasi Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59141/comserva.v3i10.1191

Abstract

Knowledge Management dapat membantu perusahaan untuk melakukan sharing pengetahuan seputar proses bisnis, masalah-masalah yang terjadi pada setiap unit kerja, hingga berbagi pengalaman tentang hal-hal diluar pekerjaan yang bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan dari karyawan perusahaan. Tujuan  penelitian ini adalah menghasilkan sistem informasi yang dapat mendukung pemantauan program perijinan tenaga kesehatan. Sistem informasi perijinan tenaga kesehatan menghasilkan informasi yang dapat digunakan untuk melakukan pemantauan program perijinan tenaga kesehatan yang meliputi pemantauan status perijinan tenaga kesehatan, pemantauan masa berlakunya surat ijin, pemantauan cakupan pelayanan perijinan dan pemantauan tenaga kesehatan yang berijin. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian ini dulakukan di RS X. Pengumpulan Data Wawancara mendalam dengan tenaga kesehatan, pengembang sistem, dan manajemen RS. Observasi memperhatikan proses pelayanan dan interaksi tenaga kesehatan dengan sistem dan analisis dokumen studi terhadap SOP, peraturan, dan dokumen terkait perijinan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan pelaksanaan program  perijinan masih mengalami beberapa hambatan. Hal ini disebabkan kurangnya dukungan informasi untuk melakukan pemantauan program perijinan tenaga kesehatan. Sistem ini memungkinkan pemantauan status, masa berlaku surat izin, cakupan pelayanan perijinan, dan tenaga kesehatan yang berijin. Meskipun bermanfaat bagi tenaga kesehatan, SIREKIPNAKES masih perlu perbaikan dan masukan dari semua pihak untuk meningkatkan keefektifan sistem perijinan ini.