Minyak jelantah merupakan limbah rumah tangga yang berpotensi mencemari lingkungan jika tidak dikelola dengan baik. Namun, minyak bekas ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku alternatif untuk produksi biodiesel, sejalan dengan upaya pengembangan energi terbarukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh variasi suhu dan penambahan zat aditif dietil eter terhadap karakteristik biodiesel B35 yang dihasilkan dari minyak jelantah. Proses produksi dilakukan melalui reaksi transesterifikasi menggunakan katalis kombinasi CaO-NaOH dengan tiga variasi suhu reaksi yaitu 60°C, 65°C, dan 70°C, serta penambahan dietil eter dengan konsentrasi 0%, 5%, dan 10%. Parameter yang dianalisis meliputi yield biodiesel, densitas, viskositas, nilai kalor, serta kandungan metil ester menggunakan uji GC-MS. Hasil menunjukkan bahwa peningkatan suhu cenderung menurunkan yield biodiesel, tetapi berdampak positif dalam menurunkan densitas dan viskositas serta meningkatkan nilai kalor. Sementara itu, penambahan dietil eter juga terbukti menurunkan densitas dan viskositas serta meningkatkan nilai kalor secara signifikan. Sampel terbaik diperoleh pada suhu 70°C dengan penambahan dietil eter 10%, yang menghasilkan kandungan metil ester sebesar 69,04%. Meskipun demikian, nilai tersebut masih belum memenuhi standar SNI 7182:2015 untuk biodiesel, khususnya terkait kandungan metil ester minimum. Penelitian ini memberikan kontribusi terhadap pengembangan teknologi pemanfaatan limbah minyak jelantah sebagai sumber energi alternatif, serta menawarkan pendekatan optimasi formulasi aditif dan suhu dalam produksi biodiesel dengan karakteristik termodinamika yang lebih baik.