Muna, Cut Nailil
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Integrated Marketing Communication pada Heri Pemad Management Studi Kasus International ARTJOG MMXIX Muna, Cut Nailil
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 6, No 1 (2020): Juni 2020
Publisher : Graduate School of Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (361.809 KB) | DOI: 10.24821/jtks.v6i1.4111

Abstract

ABSTRAKPenelitian ini bertujuan menganalisis lebih lanjut penerapan Integrated Marketing Communication pada Festival Seni Rupa Kontemporer Internasional ARTJOG MMXIX yang diselenggarakan oleh Heri Pemad Management (selanjutnya disingkat HPM). Manfaat penelitian ini adalah memberikan kontribusi pemikiran bagi pengembangan pengelolaan manajemen seni dalam keberhasilannya meraih pasar. Untuk menjawab pokok masalah dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada konsep komunikasi pemasaran terpadu model George dan Michael Belch (2011) yang meliputi advertising, sales promotion, personal selling, direct marketing, Public Relations and Publicity serta interactive marketing melalui tiga tahapan proses, yaitu perencanaan, implementasi, dan evaluasi. Penelitian dijalankan secara kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data terbagi dua yaitu data primer melalui wawancara dan observasi; serta data sekunder melalui studi pustaka. Key informan dan informan yang dipilih berasal dari internal HPM dan pengunjung Festival ARTJOG MMXIX. Penelitian ini mampu menjelaskan bahwa HPM telah mengimplementasikan Integrated Marketing Communication melalui tahap perencanaan yang dimulai dari targeting, positioning, penetapan tujuan dan anggaran. Tahap implementasi, dilakukan perancangan pesan, pemilihan media, dan penerapan bauran komunikasi. Tahap evaluasi, dilakukan analisis untuk mengukur hasil akhir dari implementasi bauran IMC sekaligus mengambil tindakan korektif dalam penyelenggaraan festival tersebut. Kesimpulannya, HPM telah berhasil menerapkan konsep komunikasi pemasaran terpadu pada penyelenggaraan Festival Seni Rupa Kontemporer Internasional ARTJOG MMXIX. ABSTRACTThis research aims to further analyze the implementation of Integrated Marketing Communication at the International Contemporary Arts Festival of ARTJOG MMXIX organized by Heri Pemad Management (hereinafter abbreviated as HPM). The benefit of this research is to contribute to thinking for the development of art management in the success of achieving the market. To address the subject matter of this study, researchers refer to the concept of Integrated Marketing Communication George and Michael Belch (2011) model’s which include advertising, sales promotion, personal selling, direct marketing, Public Relations and Publicity and interactive marketing through three stages of the process, planning, implementation and evaluation. Research is conducted qualitatively with case study methods. Two data collection is the primary data through interviews and observations; and secondary data through library studies. Key informant and informant are selected from the internal HPM and visitors Festival ARTJOG MMXIX. The research can explain that HPM has implemented Integrated Marketing Communication through the planning phase starting from targeting, positioning, goal setting and budget. Implementation stage, message design, media selection and communication mix application. Evaluation stage analyzed to measure the outcome of the implementation of IMC mix and take corrective action in the implementation of the festival. In conclusion, HPM has successfully adopted the concept of integrated marketing communication at the International Contemporary Art Festival of ARTJOG MMXIX.
Model Tata Kelola Pameran Virtual Oppo Art Jakarta 2020 Muna, Cut Nailil; Rozaq, Muhammad Kholid Arif
JURNAL TATA KELOLA SENI Vol 10, No 2 (2024): Desember 2024
Publisher : Graduate School of Indonesia Institute of the Arts Yogyakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24821/jtks.v10i2.12356

Abstract

Penelitian ini membahas pameran virtual yang dikelola Art Jakarta di masa pandemi. Tujuannya adalah untuk mengeksplorasi potensi teknologi digital sebagai media presentasi karya melalui pameran virtual. Pokok permasalahan dijawab peneliti dengan mengacu pada konsep fungsi manajemen George R. Terry. Penelitian dijalankan secara kualitatif dengan metode studi kasus. Pengumpulan data primer diperoleh melalui observasi dan wawancara mendalam terhadap Fair Director, Artistic Director, serta partisipan pameran. Data sekunder diperoleh melalui studi kepustakaan. Berdasarkan temuan data, fungsi manajemen yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan, telah diimplementasikan Art Jakarta dimulai dengan merancang perencanaan, menjalankan rencana operasional, dan mengevaluasi pameran. Melalui pameran virtual, aktivitas promosi dan pemasaran menjangkau lebih luas dan efisien. Kolektor seni dari berbagai negara dapat mengakses pameran setiap hari selama 24 jam. Art Jakarta juga memperoleh sejumlah database pengunjung dari hasil registrasi dan link khusus milik seluruh partisipan pameran. Terdapat kekurangan pada pameran virtual yaitu kesulitan menikmati jenis karya seni tertentu dan para stakeholder kesulitan membangun interaksi sosial karena tidak ada tatap muka. Secara keseluruhan, proses pelaksanaan pameran berhasil divisualisasikan menjadi sebuah model tata kelola pameran virtual. Manfaat penelitian ini diharap mampu memberi kontribusi pemikiran dalam bidang manajemen seni, khususnya pada konteks penyelenggaraan pameran virtual. Governance Model of the Oppo Art Jakarta 2020 Virtual Exhibition ABSTRACT This research discusses the virtual exhibition managed by Art Jakarta during the pandemic. The aim is to explore the potential of digital technology as a medium for presenting works through virtual exhibitions. The researcher answered the main problem by referring to George R. Terry's concept of management functions. The research was carried out qualitatively using the case study method. Primary data was collected through observation and in-depth interviews with the Fair Director, Artistic Director, and exhibition participants. Secondary data was obtained through a literature study. Based on data findings, management functions, which include planning, organizing, directing, and supervising, have been implemented by Art Jakarta starting with designing plans, carrying out operational plans, and evaluating exhibitions. Through virtual exhibitions, promotional and marketing activities can be achieved more widely and efficiently. Art collectors from various countries can access the exhibition every day for 24 hours. Art Jakarta also obtains several visitor databases from registration results and special links belonging to all exhibition participants. There are drawbacks to virtual exhibitions, namely the difficulty of enjoying certain types of works of art and stakeholders having difficulty building social interactions because there is no face-to-face contact. Overall, the exhibition process was successfully visualized into a virtual exhibition governance model. It is hoped that the benefits of this research will be able to contribute to thinking in the field of arts management, especially in the context of holding virtual exhibitions.