Penelitian ini mengkaji taktik komunikasi yang digunakan SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi dalam pelaksanaan kurikulum mandiri. Penerapan kurikulum otonom tidak bersifat wajib dan opsional sehingga menimbulkan disparitas penerapannya bagi siswa baru di SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi. Karena latar belakang penerapan kurikulum yang bervariasi dari Sekolah Menengah Pertama (SMP), siswa yang memasuki kelas IX akan memiliki pengalaman yang berbeda dengan kurikulum. Konsekuensinya, SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi harus mengidentifikasi taktik komunikasi penerapan kurikulum mandiri bagi siswa baru. SMK Telekomunikasi Telesandi Bekasi menerapkan pendekatan komunikasi yang berpusat pada penetapan Kurikulum Nol. Tujuannya agar seluruh siswa baru yang masuk kelas X mempunyai tingkat kemahiran yang seragam, meskipun pengalaman mereka dalam memanfaatkan kurikulum di sekolah menengah pertama (SMP) berbeda-beda. Penerapan Kurikulum Nol merupakan hasil inovasi yang berasal dari teori yang dikemukakan oleh Everett M. Rogers dalam karyanya Diffusion of Innovations. Kurikulum Nol ini akan memberikan pengaruh positif terhadap siswa baru dalam keterlibatan mereka selanjutnya dengan kurikulum mandiri. Esai ini bertujuan agar pembaca dapat memanfaatkan kurikulum nol sebagai langkah strategis dalam penerapan kurikulum otonom di sekolahnya.