Sagala, Ridal
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Studi Kasus : Status Neurologi Pasien Space Occupying Lesion Dengan Hiv dan Toxoplasmosis Cerebri Mutiudin, Ade Iwan; Sagala, Ridal; Pahria, Tuti; Herliani, Yusshy Kurnia; Harun, Hasniatisari; Pitriana, Epi
Jurnal Perawat Indonesia Vol. 4 No. 1 (2020): May 2020
Publisher : Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Jawa Tengah.

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (282.18 KB) | DOI: 10.32584/jpi.v4i1.450

Abstract

Space occupying lesion merupakan desakan ruang yang diakibatkan peningkatan volume di dalam ruang intrakranial. Desakan ruang di intrakranial dapat mengakibatkan jaringan otak mengalami nekrosis sehingga dapat menyebabkan gangguan neurologik progresif. Pasien SOL dengan HIV dan Toxoplasmosis Cerebri menunjukkan hampir 80-90% ditemukan memiliki kelainan neurologik. Tujuan : menganalisis karakteristik pasien dan menganalisis status neurologi. Metode : penelitian dekriptif dengan pendekatan studi kasus observasi. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah consecutive sampling. Alat pengumpulan data menggunakan lembaran ceklis yang merupakan kriteria status neurologis berdasarkan Nanda, lembar observasi dan MMSE. Hasil : Durasi mulai sakit yang di alami kedua pasien lebih dari 3 bulan dengan lama hari perawatan lebih dari 7 hari. Kedua pasien mempunyai riwayat penyakit penyerta yang sama dan baru mendapatkan terapi Atiretroviral setelah dirawat di rumah sakit. Gangguan status neurologis yang paling dominan tampak pada pasien Space Occupying Lesion dengan HIV dan Toxoplasmosis Cerebri diantaranya : Keluhan sakit kepala, gangguan kognitif dan gangguan berbicara serta kelemahan otot. Saran : Monitoring status neurologi secara komprehensif merupakan bagian penting terutama pada pasien Space Occupying Lesion dengan HIV dan Toxoplasmosis Cerebri, agar pelayanan yang diberikan akan lebih optimal dan berkualitas. Sehingga dapat mengurangi angka morbiditas dan mortalitas yang diakibatkan oleh gangguan fungsi neurologi. Case Study : Neurology Status of Patients Space Occupying Lesion with HIV and Cerebri Toxoplasmosis. Space occupying lesion is the insistence of space caused by an increase in volume in the intracranial space. Pressure in the intracranial space can brain tissue to experience necrosis so that it can cause progressive neurologic disorders. SOL patients with HIV and Cerebri Toxoplasmosis show nearly 80-90% are found to have neurological abnormalities. Aims : To analyze patient characteristics and analyze neurological status. Method : Descriptive research with an observational case study approach. The sampling technique used was consecutive sampling. Data collection tools use checklist sheets which are neurological status criteria based on Nanda, observation sheets and MMSE. Results : Duration of pain started in both patients was more than 3 months with a length of treatment more than 7 days. Both patients had a history of the same comorbidities and had only received Atiretroviral therapy after being hospitalized. The most dominant neurological status disorders seen in Space Occupying Lesion patients with HIV and Cerebri Toxoplasmosis include: Complaints of headaches, cognitive disorders and speech disorders and muscle weakness. Suggestion: Monitoring Neurology Status comprehensively is an important part especially in the patient's occupying lesion with HIV, so that the service provided will be more optimal and quality. Thus, it can reduce the morbidity and mortality rates caused by impaired neurological functions. 
Pengalaman Perawat Dalam Dokumentasi Asuhan Keperawatan Berkualitas Sagala, Ridal; Rehata, Nancy; Galuh, Karina Sekar; Ruskandi, Josep; Simaremare, Jennifer
Malahayati Nursing Journal Vol 7, No 5 (2025): Volume 7 Nomor 5 (2025)
Publisher : Universitas Malahayati Lampung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33024/mnj.v7i5.20011

Abstract

ABSTRACT Nursing care documentation is a record that contains all information about the client needed to determine the diagnosis, prepare plans, implement, evaluate systematically and confidentially. Nursing care documentation is written evidence of nursing care provided by nurses to clients, and is a reflection of quality nursing care. To explore in depth the experience of nurses in quality nursing care documentation in Bougenville Unit 1, Advent Hospital Bandung. A qualitative descriptive phenomenology study was conducted that recruited 6 respondents within purposive sampling. Data collection in-depth interviews used face to face, and data analysis using the Colaizzi’s method. There are 6 themes that emerged in this study, including 1) Time constraints, 2) Internet network system, 3). Increasing knowledge and skills, 4) Electro Medical Record (EMR) documentation, 5) Workload, and 6) Manpower requirements. Good nursing care documentation can occur if there is good time management, a well-running technology system, a good level of knowledge and skills, a high level of knowledge and skills, minimal workload, and the need for personnel in the unit according to the level of patient needs. Keywords: Documentation, Quality Nurisng care, Nurses.  ABSTRAK Dokumentasi asuhan keperawatan adalah catatan yang memuat seluruh informasi tentang klien yang dibutuhkan untuk menentukan diagnosis, menyusun rencana, implementasi, evaluasi secara sistematis dan rahasia. Dokumentasi asuhan keperawatan merupakan bukti asuhan keperawatan secara tertulis yang diberikan perawat kepada klien, dan merupakan cermin dari asuhan keperawatan berkualitas. Untuk menggali secara mendalam tentang pengalaman perawat dalam dokumentasi asuhan keperawatan berkualitas. Menggunakan metode kualitatif fenomenologi deskriptif dengan 6 responden perawat yang diambil dengan purposive sampling. Pengumpulan data dengan in depth interview face to face dan analisa data menggunakan metode Colaizzi. Tema yang muncul dalam penelitian ini sebanyak 6 diantaranya adalah 1) Keterbatasan waktu, 2) Sistem jaringan internet, 3). Peningkatan pengetahuan dan keterampilan,  4) Dokumentasi Elektro Medical Record (EMR), 5) Beban kerja, serta 6) Kebutuhan tenaga. Dokumentasi asuhan keperawatan yang baik bisa terjadi jika manajemen waktu yang efektif, sistem teknologi berjalan lancar, peningkatan pengetahuan dan keterampilan yang baik, beban kerja dan kebutuhan tenaga dalam satu unit disesuaikan dengan tingkat kebutuhan pasien. Kata Kunci: Dokumentasi, Asuhan Keperawatan Berkualitas, Perawat