Krisanjaya, Krisanjaya
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Peningkatan Literasi Membaca Masyarakat Kampung Sawah Bekasi untuk Mencegah Diseminasi Kekacauan Informasi di Media Sosial Krisanjaya, Krisanjaya; Rahmawati, Aulia; Wahyu, Asisda
Mitra Teras: Jurnal Terapan Pengabdian Masyarakat Vol. 3 No. 1 (2024): Mitra Teras: Jurnal Terapan Pengabdian Masyarakat, Volume 3 Nomor 1, Juni 2024
Publisher : MJI Publisher by PT Mitra Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58797/teras.0301.04

Abstract

Abstract Nowadays, the spread of news has become increasingly easy with the use of gadgets. However, this also increases the risk of misinformation whether disinformation, which is deliberately misleading, or misinformation, which is spread unintentionally. Kampung Sawah, a Betawi community, is unique for having three places of worship located close to each other. The residents, who follow Islam, Christianity, and Catholicism, have lived in harmony since before Indonesia’s independence. This unity has been maintained over generations due to shared traditions, culture, and language, despite religious differences. Amid the rise of hoaxes on social media, residents of Kampung Sawah including teachers, students, and parents of elementary school students in Jatimurni need to develop the ability to distinguish facts from misinformation and act wisely in preventing its spread. To support this, a training session was conducted, accompanied by educational posters, focusing on identifying hoaxes that could affect the values of harmony and tolerance. These posters play a crucial role in improving digital literacy, helping the community recognize factual information, classify misinformation, and prevent its dissemination. Furthermore, they aim to foster a more thoughtful approach in receiving, managing, and sharing information, ensuring that people are not easily influenced by fake news on social media.  Abstrak Saat ini, penyebaran berita menjadi semakin mudah dengan adanya gawai, tetapi hal ini juga meningkatkan risiko penyebaran informasi yang keliru, baik disinformasi yang sengaja dibuat menyesatkan maupun misinformasi yang tersebar tanpa disengaja. Kampung Sawah, sebagai komunitas masyarakat Betawi, memiliki keunikan dengan keberadaan tiga tempat ibadah yang berdekatan. Masyarakat di sana terdiri dari pemeluk Islam, Kristen, dan Katolik yang telah hidup berdampingan secara harmonis sejak sebelum Indonesia merdeka. Kerukunan ini tetap terjaga berkat kesamaan adat, budaya, dan bahasa, meskipun terdapat perbedaan keyakinan. Di tengah maraknya hoaks di media sosial, warga Kampung Sawah, termasuk guru, murid, dan orang tua murid SD di Kelurahan Jatimurni, perlu memiliki kemampuan untuk mengenali fakta serta bersikap bijak dalam menyikapi dan mencegah penyebaran informasi yang tidak benar. Untuk itu, diadakan pelatihan yang dilengkapi dengan poster sebagai media edukasi, terutama dalam mengenali berita hoaks yang dapat memengaruhi nilai kerukunan dan toleransi. Poster ini berperan penting dalam meningkatkan literasi digital masyarakat, membantu mereka membedakan fakta dari informasi yang salah, serta mencegah penyebarannya. Selain itu, poster ini juga diharapkan dapat membentuk sikap lebih bijak dalam menerima, mengelola, dan menyebarkan informasi agar tidak mudah terpengaruh oleh berita bohong di media sosial.
Peningkatan Kemampuan Menulis Pesan di Media Sosial dengan Kesantunan Berbahasa Indonesia Masyarakat Kampung Sawah Bekasi Krisanjaya, Krisanjaya; Rahmawati, Aulia; Wahyu, Asisda; Widia, Ida
Mitra Teras: Jurnal Terapan Pengabdian Masyarakat Vol. 4 No. 1 (2025): Mitra Teras: Jurnal Terapan Pengabdian Masyarakat, Volume 4 Number 1, June 2025
Publisher : MJI Publisher by PT Mitra Jurnal Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.58797/teras.0401.05

Abstract

Social media is a collection of digital applications that enable users to interact online by sharing information in the form of photos, videos, news, and short stories. This convenience has made the dissemination of information rapid and widespread. However, alongside these advantages come challenges, particularly the use of impolite language that can disrupt communication, both in process and content. In such a context, it is essential to foster awareness of polite language use in social media, especially within communities that embrace diversity. Kampung Sawah, a Betawi community located in Jatimurni Subdistrict, offers a unique example of harmony, where three houses of worship mosque, church, and chapel stand side by side. Residents of different faiths Islam, Christianity, and Catholicism have long maintained familial ties dating back to before Indonesia's independence. This harmony is sustained through shared customs, culture, and language. Therefore, training in polite message writing for social media targeted at residents, teachers, students, and parents of SD (elementary school) in Kampung Sawah is of great significance. The training focused on writing messages that promote tolerance and unity, as well as identifying polite and impolite language forms. The results show an improvement in the ability to write respectfully using strategies such as direct speech, positive and negative politeness, and off-record strategies. With this understanding, community members are better equipped to avoid profanity, curses, and expressions that degrade others, while fostering wisdom and setting a positive example in their digital communication practices. Abstrak Media sosial merupakan kumpulan aplikasi digital yang memungkinkan penggunanya berinteraksi secara daring dengan berbagi informasi dalam bentuk foto, video, berita, hingga cerita singkat. Kemudahan ini membuat penyebaran informasi menjadi sangat cepat dan luas. Namun, di balik kemudahan tersebut, muncul tantangan berupa penggunaan bahasa yang tidak santun, yang dapat mengganggu jalannya komunikasi, baik dari segi proses maupun isi pesan. Di tengah situasi ini, penting untuk mengembangkan kesadaran berbahasa santun dalam bermedia sosial, terutama di komunitas dengan latar belakang keberagaman. Kampung Sawah, sebuah komunitas masyarakat Betawi di Kelurahan Jatimurni, menjadi contoh unik kerukunan, di mana tiga rumah ibadah berdiri berdekatan, dan masyarakat Islam, Kristen, serta Katolik hidup berdampingan dalam ikatan kekeluargaan yang telah terjalin jauh sebelum Indonesia merdeka. Harmoni ini dijaga melalui kesamaan adat, budaya, dan bahasa. Oleh karena itu, pelatihan menulis pesan santun di media sosial bagi warga, guru, murid, dan orang tua murid SD di Kampung Sawah menjadi sangat penting. Pelatihan ini menekankan pada penulisan pesan yang mendukung kerukunan dan toleransi, serta mengenalkan bentuk-bentuk bahasa yang santun dan tidak santun. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan kemampuan menulis secara santun dengan pendekatan strategi pembicaraan langsung, kesantunan positif dan negatif, serta strategi pembicaraan semu. Dengan pemahaman ini, masyarakat mampu menghindari penggunaan makian, umpatan, dan ungkapan yang merendahkan, serta menumbuhkan sikap bijak dan memberi contoh positif dalam komunikasi digital sehari-hari.