Tirtawati, Anak Agung Rai
Unknown Affiliation

Published : 7 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

SISTEM KOMUNIKASI INDONESIA ARTI PERS DALAM KOMUNIKASI Tirtawati, Anak Agung Rai
Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi Vol 10 No 1 (2015): Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi
Publisher : Dwijendra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (124.485 KB) | DOI: 10.46650/jkik.10.1.84.%p

Abstract

Indonesian communication system if we look from the meaning of pers on communication system, it would be explaining about what is the main role of pers in communication system? Why pers has an important role? And what the important meaning of pers in Indonesia.Pers has important role in communication system trough his own media. Pers also has important role that is to be the element of communication system, the pers purpose also to be the purpose of communication system on giving information to the public. The information that was told has important role in building public opinion.The pers purpose also to be the purpose of communication system, pers are the data filter, event, idea or the mix of those three to be an output in communication system.
POLA KOMUNIKASI HORIZONTAL ANTAR PEGAWAI DALAM MEMBANGUN IKLIM KOMUNIKASI YANG KONDUSIF DI GRAND MIRAH BOUTIQUE HOTEL Tirtawati, Anak Agung Rai
Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi Vol 11 No 2 (2015): Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi
Publisher : Dwijendra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (373.625 KB) | DOI: 10.46650/jkik.11.2.151.%p

Abstract

Permasalahannya dalam penelitian ini adalah Bagaimanakah Pola Komunikasi Horizontal antar Pegawai dalam Membangun Iklim Komunikasi yang Kondusif di Grand Mirah Boutique Hotel, yang bertujuan untuk mengetahui pola komunikasi horizontal antar pegawai dalam membangun iklim komunikasi yang kondusif di Grand Mirah Boutique Hotel. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Hasil penelitian diketahui bahwa pola komunikasi horizontal antar pegawai dalam membangun iklim komunikasi yang kondusif di Grand Mirah Boutique Hotel berjalan dengan kondusif, terbukti dari sedikitnya tingkat complain yang terjadi antar sesama karyawan dan tingginya rasa percaya, rasa saling menghormati, serta saling menghargai yang ada dikalangan karyawan Grand Mirah Boutique Hotel.
STRATEGI HUMAS DALAM MENINGKATKAN MUTU PELAYANAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR Tirtawati, Anak Agung Rai; Mulyani, Anak Agung Sri
Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi Vol 14 No 1 (2017): Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi
Publisher : Dwijendra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (196.105 KB) | DOI: 10.46650/jkik.14.1.600.%p

Abstract

Permasalahan dalam penelitian ini adalah strategi humas dalam meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar, bertujuan untuk mengetahui strategi Humas dalam meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif.  Hasil penelitian diketahui bahwa strategi humas dalam meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit Daerah Wangaya Denpasar adalah 1) Memberikan pelayanan yang memuaskan, 2) Membangun hubungan dengan publik luar organisasi, 3) Melakukan komunikasi melalui media dengan melakukan siaran di televisi lokal dan juga siaran di radio, 4) Proses edukasi dengan mengadakan kegiatan seminar atau talk show kesehatan dan 5) meningkatkan mutu pelayanan melalui iklan. 
STRATEGI HUMAS DALAM MENINGKATKAN CITRA ASHRAM GANDHI PURI BALI ( STUDI KASUS PADA HUMAS ASHRAM GANDHI PURI) Tirtawati, Anak Agung Rai; Dika, I Wayan Sari
Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi Vol 12 No 1 (2016): Jurnal Kajian Ilmu Komunikasi
Publisher : Dwijendra University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (312.639 KB) | DOI: 10.46650/jkik.12.1.623.%p

Abstract

Setiap organisasi atau perusahaan sebaiknya memiliki staff kehumasan yang dapat meningkatkan citra dari perusahaan atau organisasi tersebut termasuk di Ashram Gandhi Puri  Bali  sendiri,  karena  itu  perlu  dilaksanakan  penelitian  yang  bertujuan  untuk mengetahui strategi humas dalam meningkatkan citra Ashram Gandhi Puri Bali. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi serta dianalisis secara deskriptif kualitatif. Indikator keberhasilan dari pelaksanaan strategi dalam meningkatkan citra Ashram Gandhi Puri Bali dapat dilihat dari hasil wawancara dengan masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut dimana respon dan tanggapan masyarakat terhadap setiap kegiatan yang di adakan oleh Ashram Gandhi Puri Bali selalu baik dan jumlah masyarakat yang mengikuti kegiatan tersebut selalu bertambah banyak. Kata Kunci : Strategi Humas, Meningkatkan Citra, Ashram Gandhi Puri Bali
KESEHATAN MENTAL SUMBER DAYA MANUSIA PARA GURU (IMPLIKASINYA TERHADAP PENYELENGGARAAN DIKLAT / PELATIHAN) TIRTAWATI, ANAK AGUNG RAI
Widya Accarya Vol 5 No 1 (2016): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (190.99 KB) | DOI: 10.46650/wa.5.1.235.%p

Abstract

Kesehatan mental perlu mendapatkan perhatian bagi setiap orang, terutama paraguru sebagai pendidik dan sebagai penyelenggara pendidikan yang berhubungan dengan penyelenggaraan diklat/pelatihan bagi guru dalam mengembangkan kesehatanmental bagi dirinya sendiri maupun penyelenggara dan peserta diklat/pelatihan.Dari latar belakagn tersebut diatas masalah yang diangkat dalam artikel ini adalah : 1) Bagaimana konsep dasar kesehatan mental?, 2) Apa saja ciri-ciri orang bermental sehat dan tidak sehat?, 3) Apa saja jenis mental tidak sehat, 4) Bagaimana implikasi kesehatan mental para guru dalam upaya menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan.Dari pembahasan yang telah diuraikan dapat ditarik kesimpulan : 1) Kesehatan mental adalah terhindarnya seseorang dari gejalan gangguan atau penyakit mental, terwujudnya keharmonisan yang sungguh-sungguh antar fungsi jiwa serta mempunyai kesanggupan untuk menghadapi problem-problem biasa yang terjadi dan merasakan secara positif kebahagiaan, serta bertujuan untuk mencapai hidup yang bermakna dan bahagia didunia dan di akhirat, 2) Ciri-ciri orang sehat mental menghadapi sepenuhnya kemampuan dirinya 3) jenis mental tidak sehat disebutkan sebagai prilaku abnormal, sakit mental (mental illness), sakit jiwa (insanity, lunacy, madness) 4) Implikasi kesehatan mental guruterhadap penyelenggaraan pendidikan yaitu mendesai visi, misi dan tujuan yang secara simultan, memberdayakan program-program pengembangan diri , bimbingan, konsultasi dan sejenisnya, pendekatan moral dan karakter diintegrasikan dalam seluruh proses pembelajaran secara konsisten  untuk menjamin kesehatan mental. Kata Kunci : Kesehatan Mental
PENTINGNYA KUALITAS HUBUNGAN ANTAR PRIBADI KONSELOR DALAM KONSELING REALITAS TIRTAWATI, ANAK AGUNG RAI
Widya Accarya Vol 7 No 1 (2017): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (107.99 KB) | DOI: 10.46650/wa.7.1.445.%p

Abstract

Konseling realitas bertumpu pada ide sentral bahwa kita memilih sendiri perilaku kita dan oleh karena itu kita bertanggung jawab tidak hanya atas apa yang kita lakukan tetapi juga atas bagaimana kita berpikir dan merasakan. Arah sasaran umum dari sistem konselingnya adalah menyediakan suatu kondisi yang akan menolong klien untuk bisa mengembangkan kekuatan psikologis untuk mengevaluasi perilakunya sekarang, dan  untuk bisa mendapatkan perilaku yang lebih efektif. Proses belajar berperilaku efektif ini dapat difasilitasi dengan menciptakan lingkungan konseling yang hangat , bisa menerima, dan aplikasi berbagai prosedur konseling.Konseling yang hangat, bisa menerima dan efektif dalam aplikasi prosedur konseling memerlukan kualitas hubungan antar pribadi yang baik antara konselor dan klien. Hubungan antar pribadi adalah proses sosial dimana individu-individu yang terlibat didalamnya saling berhubungan dan saling mempengaruhi. Lebih lanjut hubungan antar pribadi adalah suatu hubungan dimana orang-orang yang terlibat dalam komunikasi menganggap orang lain sebagai pribadi dan bukan sebagai obyek yang disamakan dengan benda. Jadi dalam hubungan antar pribadi kedudukan dan fungsi antara individu yang satu dengan yang lain, yaitu antara konselor dan klien adalah setara.Kualitas hubungan antar pribadi konselor dan klien ini dalam konseling realitas akan sangat  menentukan dalam : (1) Mempermudah memahamkan klien tentang Teori Kontrol, (2) Memaksimalkan fungsi dan peranan konselor, (3) Mewujudkan konsep Jantera Konseling (Cycle of Counseling ) yang baik, (4) Menerapkan dengan baik teknik- teknik khusus dalam konseling realitas.
PENERAPAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DALAM PENANGANAN PASIEN GANGGUAN JIWA DI RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI TIRTAWATI, ANAK AGUNG RAI
Widya Accarya Vol 8 No 2 (2017): Widya Accarya
Publisher : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (376.422 KB) | DOI: 10.46650/wa.8.2.617.%p

Abstract

ABSTRACT                Therapeutic communication is one way that can be used to help the healing process of the patient. This research was conducted to see the implementation of therapeutic communication in handling mental disorder patient according to Standard Operational Procedure (SOP) at Bali Provincial Mental Hospital 2017. The formulation of the problem is "How is the application of therapeutic communication in handling mental patients in Mental Hospital of Bali Province"          The study is located in RSJ Bali Province which is a government hospital located in Bangli Regency. This research uses qualitative approach and object approach method using empirical approach. Selection of research subjects using purposive sampling which amounted to 13 nurses and methods of data collection using observation techniques, questionnaires, unstructured interviews and documentation. This study uses descriptive statistical analysis techniques used to examine the percentage of the percentage, which is then deepened with a qualitative study.          The result of the research on the application of therapeutic communication in phase I (orientation phase) between the nurse and the mental disorder patient is 71% of the results in phase II (work phase) is 77%, then the result of research on the application of therapeutic communication in phase III (termination phase) is 67%. In addition to the above three phases, therapeutic attitudes of nurses and communication techniques are also investigated. The results of research on the application of therapeutic attitude of nurses in conducting therapeutic communication in mental disorder patients is 88% and nurse communication technique in applying therapeutic communication is 92%. In general, the results of research on the application of therapeutic communication in the treatment of ganggguan soul patients at RSM Jiwa Bali Province has been implemented optimally Keywords: Therapeutic Communication, Mental Disorders ABSTRAK           Komunikasi terapeutik merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membantu proses penyembuhan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk melihat penerapan komunikasi terapeutik dalam menangani pasien gangguan jiwa sesuai Standar Operasional Prosedur (SOP) di Rumah Sakit Jiwa Provinsi Bali tahun 2017.Rumusan masalahnya adalah â?? Bagaimana penerapan komunikasi terapiutik dalam menangani pasien gangguan jiwa di Rumah sakit Jiwa Provinsi Bali â??          Penelitian berlokasi di RSJ Provinsi Bali yang merupakan rumah sakit pemerintah bertempat  di Kabupaten Bangli. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan metode pendekatan objek menggunakan pendekatan empiris. Pemilihan subjek penelitian menggunakan purposive sampling yang berjumlah 13 perawat dan metode pengumpulan data menggunakan teknik observasi, kuesioner, wawancara tidak terstruktur dan dokumentasi. Penelitian ini menggunakan teknik analisis statistik  deskriptif yang digunakan sebatas mengkaji besaran presentase, yang kemudian diperdalam dengan kajian secara kualitatif.          Hasil penelitian terhadap penerapan komunikasi terapeutik pada fase I (fase orientasi) antara perawat dengan pasien gangguan jiwa ialah sebesar 71% hasil pada fase II (fase kerja)  ialah sebesar 77%, kemudian hasil penelitian pada penerapan komunikasi terapeutik pada fase III (fase terminasi) ialah sebesar 67%. Selain ketiga fase di atas, sikap terapeutik perawat dan teknik komunikasi juga diteliti. Hasil penelitian terhadap penerapan sikap terapeutik perawat dalam melakukan komunikasi terapeutik pada pasien gangguan jiwa ialah sebesar 88% dan teknik komunikasi perawat dalam menerapkan komunikasi terapeutik ialah sebesar 92%. Secara umum hasil penelitian terhadap penerapan komunikasi terapeutik dalam penanganan pasien ganggguan jiwa di RSJ Jiwa Provinsi Bali penerapannya telah terlaksana secara optimal Kata Kunci : Komunikasi Terapeutik, Gangguan Jiwa