Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

PENGETAHUAN DAN SIKAP PETANI TERHADAP USAHATANI CABE RAWIT (KASUS DI SUBAK BUMBUNGAN, DESA BUMBUNGAN, KABUPATEN KLUNGKUNG) Dwipayana, I Kadek Krisna; Dananjaya, I Gusti Agung Nyoman
dwijenAGRO Vol 6 No 2 (2016): dwijenAGRO
Publisher : Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Dwijendra

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (203.233 KB) | DOI: 10.46650/dwijenagro.6.2.345.%p

Abstract

Cabe rawit merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura. Tanaman ini termasuk jenis sayuran dan buah-buahan. Cabe rawit dibudidayakan oleh banyak petani. Berdasarkan hal tersebut, diangkat judul penelitian Pengetahuan dan Sikap Petani terhadap Pertanian Cabe Rawit. Tujuan penelitian ini adalah (1) untuk mengetahui sikap petani mengenai usahatani cabe rawit; (2) untuk mengetahui pengetahuan petani mengenai usahatani cabe rawit; (3) untuk mengetahui tingkat intensitas interaksi antara petani dengan mahasiswa PPL mengenai pengembangan usahatani cabe rawit; dan (4) untuk menggambarkan hubungan antara sikap dan pengetahuan petani dan (5) interaksinya dengan mahasiswa PPL mengenai usahatani cabe rawit di Subak Bumbungan, Desa Bumbungan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive sampling atau secara sengaja dengan pertimbangan. Subak Bumbungan berpotensi untuk pengembangan usahatani cabe rawit dan belum pernah dilakukan penelitian tentang usahatani cabe rawit. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 86 orang, sedangkan sampel penelitian ini adalah sebanyak 50 orang, yang diambil secara simple random sampling (acak sederhana). Metode analisisnya menggunakan Chi Square.Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pengetahuan petani anggota Subak Bumbungan Desa Bumbungan, Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung; mengenai pengembangan usahatani tanaman cabe rawit adalah tergolong tinggi (74,50). Rata-rata sikapnya adalah tergolong setuju (80,50)  terhadap pengembangan usahatani tanaman cabe rawit. Sedangkan rata-rata tingkat intensitas interaksi antara petani dengan mahasiswa PPL termasuk dalam kategori sedang  (70,50). Melalui analisa statistika Chi Square diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan yang nyata antara pengetahuan dengan sikap petani mengenai pengembangan usahatani tanaman cabe rawit. Selain   itu, terdapat juga hubungan yang nyata antara tingkat intensitas interaksi antara anggota subak dan juga antara anggota subak dengan agen/aparat penyuluh, dengan tingkat pengetahuan dan sikap petani terhadap inovasi yang diberikan dalam hal ini teknologi pengembangan tanaman cabe rawit.Kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Caberawit
Pajaga Tari Nusantara : Metafora Menara Pinisi Dalam Gaya Busana Edgy Futuristic di UD Charisma Bali Dwipayana, I Kadek Krisna; Sukmadewi, Ida Ayu Kade Sri; Utami, Ni Luh Ayu Pradnyani
BHUMIDEVI: Journal of Fashion Design Vol. 5 No. 2 (2025): Bhumidevi
Publisher : Pusa Penerbitan LP2MPP Institut Seni Indonesia Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59997/bhumidevi.v5i2.6044

Abstract

Menara Phinisi di Makassar adalah landmark ikonik yang terinspirasi dari perahu tradisional Bugis-Makassar, pinisi, yang melambangkan kejayaan pelayaran dan perdagangan maritim Indonesia. Sebagai simbol budaya, Menara Pinisi merepresentasikan semangat eksplorasi dan ketangguhan masyarakat pesisir. Konsep Pajaga Tasi Nusantara, yang berarti "Penjaga Laut," menggambarkan figur pelaut yang bertanggung jawab menjaga keseimbangan alam dan keselamatan komunitas pesisir. Sosok ini memiliki pengetahuan mendalam tentang laut, cuaca, serta cara bertahan hidup di perairan luas, menjadikannya bagian penting dari tradisi maritim Nusantara.Terinspirasi dari filosofi ini, karya busana dikembangkan melalui konsep Frangipani yang terdiri dari sepuluh tahapan. Proses ini mencakup penelitian, analisis estetika, visualisasi, serta penciptaan desain dengan pendekatan kapitalis humanis. Setiap tahapan bertujuan menghadirkan koleksi yang tidak hanya memiliki nilai estetika, tetapi juga makna mendalam tentang budaya dan sejarah maritim.Koleksi yang dihasilkan terdiri dari tiga kategori utama: ready to wear, ready to wear deluxe, dan haute couture. Setiap rancangan mengadopsi pendekatan metafora dengan gaya edgy, menghadirkan interpretasi modern dari semangat pelayaran dan keberanian para penjaga laut. Melalui eksplorasi desain yang inovatif, karya ini diharapkan menjadi bentuk penghormatan terhadap warisan budaya Bugis-Makassar sekaligus memperkenalkannya dalam dunia fashion kontemporer.