Claim Missing Document
Check
Articles

Found 5 Documents
Search

Polisitemia vera; aspek klinis dan tatalaksana terbaru Muhammad Riswan; Rizqi Aulia Oetama; Muhsin Muhsin
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 20, No 2 (2020): Volume 20 Nomor 2 Agustus 2020
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v20i2.18507

Abstract

Abstrak. Polisitemia Vera (PV) adalah gangguan kronis klonal mieloproliperatif yang ditandai dengan peningkatan hebat dalam jumlah sel darah merah dan volume darah total, dan biasanya disertai dengan leukositosis, trombositosis dan splenomegali. Pada PV terjadi defek primer pada ekson 14 tirosin kinase JAK2 yang menyebabkan hilangnya domain pseudo kinase auto-inhibitor JAK2 serta hipersensitivitas terhadap pembentukan koloni eritroid EPO dan EPO independen. Gejala umum yang muncul biasanya tidak spesifik seperti kelelahan, sakit kepala, pusing, penglihatan kabur sementara, amaurosis fugax dan gejala lain yang menunjukkan serangan transient ischemic. Kriteria diagnostik dari World Health Organization (WHO) yang diperbarui memperkenalkan beberapa perubahan signifikan dengan kriteria sebelumnya yakni menurunkan ambang batas kadar hemoglobin dan cut-off nilai hematokrit, peningkatan fitur histopatologis dan karakterisasi mutasi. Tatalaksana PV meliputi plebotomi untuk mengurangi hematokrit, pemberian obat hydroxyurea, serta antitrombotik, diberikan sesuai dengan stratifikasi risiko. Mitigasi risiko trombosis dan plebotomi penting dilakukan dan juga dapat dilakukan pada fasilitas kesehatan yang ada di Indonesia saat ini. Hal ini penting untuk mencegah terjadinya komplikasi yang akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas pasien PV.Kata kunci: polisitemia vera, janus kinase 2, plebotomiAbstracts. Polycythemia Vera (PV) is a chronic myeloproliferative clonal disorder characterized by severe increase in red blood cell count and total blood volume, and is usually accompanied by leukocytosis, thrombocytosis and splenomegaly. There is a primary defect in exon 14 tyrosine kinase JAK2 which causes the loss of the JAK2 auto-inhibitor pseudo kinase domain and hypersensitivity to the formation of EPO and EPO erythroid colonies. General symptoms that appear in PV patients are usually not specific such as fatigue, headache, dizziness, temporary blurred vision, amaurosis fugax and other symptoms that indicate transient ischemic attacks. The updated diagnostic criteria from the World Health Organization (WHO) introduce some significant changes to the previous criteria, namely lowering the hemoglobin level threshold and hematocrit cut-off, increasing histopathological features and mutation characterization. PV management includes phlebotomy to reduce hematocrit, administration of hydroxyurea drugs, and antithrombotic, which are given according to risk stratification. Mitigation of the risk of thrombosis and phlebotomy is important and can also be done at existing health facilities in Indonesia. This is important to prevent complications that will increase the morbidity and mortality of PV patients.Keywords: Polycythemia Vera, Janus kinase 2, phlebotomy
Analisis skor hasford sebagai prediktor respons molekuler mayor pada penderita chronic myeloid leukemia yang mendapat terapi nilotinib Muhammad Riswan; Irwandi Irwandi; Muhammad Fuad; Saddam Emir Pratama
Jurnal Kedokteran Syiah Kuala Vol 23, No 1: April 2023
Publisher : Universitas Syiah Kuala

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24815/jks.v23i1.31236

Abstract

Abstrak. Pendahuluan: Chronic myeloid leukemia (CML) merupakan neoplasma myeloproliferative clonal ditandai dengan ekspansi sel punca sumsum tulang pluripoten yang tidak terkendali. Saat ini Tyrosine Kinase Inhibitor (TKI) digunakan sebagai terapi untuk pasien CML fase kronik. Nilotinib adalah TKI generasi kedua yang diberikan pada pasien CML yang gagal memberikan respons terapi pada pemberian TKI generasi pertama. Skor Hasford merupakan skor prediktor prognostik dan dapat digunakan untuk menilai respons terapi, termasuk respons molekuler. Penelitian ini bertujuan untuk menilai hubungan skor Hasford terhadap respons molekuler mayor (RMM) pada penderita CML yang mendapat terapi nilotinib. Metode: Penelitian ini merupakan studi observasional komparatif kategorik dengan desain potong lintang yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. Skor Hasford dihitung berdasarkan formula yang menggunakan usia pasien, ukuran limpa, jumlah trombosit, eosinofil, basofil, dan jumlah blast darah. Pemeriksaan BCR-ABL1 kuantitatif digunakan sebagai penanda RMM. Data dianalisis dengan menggunakan Chi-square test dan Fisher exact test. Kedua variabel yang dianalisis dinyatakan berhubungan apabila memiliki p-value  0,05. Hasil: Sebanyak 15 penderita CML yang mendapat terapi nilotinib terlibat dalam penelitian ini dengan distribusi skor Hasford 11 pasien (risiko rendah), 4 pasien (risiko sedang), dan 0 pasien (risiko berat). RMM didapatkan pada 3 pasien (20%) dari keseluruhan jumlah sampel. Tidak terdapat adanya hubungan antara skor Hasford dengan RMM pada pasien CML fase kronik yang mendapat terapi nilotinib dengan nilai p-value 0.637. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara skor Hasford dengan RMM pada pasien CML fase kronik yang mendapat terapi nilotinib. Kata kunci: CML, skor Hasford, nilotinib, respons molekuler mayor, RMM Abstract. Introduction: Chronic myeloid leukemia (CML) is a clonal myeloproliferative neoplasm characterized by uncontrolled expansion of pluripotent bone marrow stem cells. Currently, Tyrosine Kinase Inhibitors (TKIs) are used as therapy for chronic phase CML patients. Nilotinib is a second-generation TKI given to CML patients who fail to respond to therapy with the first-generation TKI. The Hasford score is a prognostic predictor score and can be used to assess response to therapy, including molecular response. This study aimed to assess the relationship between the Hasford score and the major molecular response (MMR) in CML patients receiving nilotinib therapy. Methods: This research is a categorical comparative observational study with a cross-sectional design conducted at the Regional General Hospital dr. Zainoel Abidin Banda Aceh. The Hasford score is calculated based on a formula that uses the patient's age, spleen size, platelet count, eosinophils, basophils, and blood blast count. Quantitative BCR-ABL1 assay was used as a marker of MMR. Data were analyzed using Chi-square test and Fisher exact test. The two variables analyzed are stated to be correlated if they have a p-value 0.05. Results: A total of 15 patients with CML who received nilotinib therapy were involved in this study with a Hasford score distribution of 11 patients (low risk), 4 patients (moderate risk), and 0 patients (severe risk). MMR was obtained in 3 patients (20%) of the total sample. There was no relationship between Hasford score and MMR in chronic phase CML patients receiving nilotinib therapy with p-value of 0.637. Conclusion: There was no relationship between Hasford score and MMR in chronic phase CML patients receiving nilotinib therapy. Keywords: CML, Hasford score, nilotinib, major molecular response, MMR
PENGUJIAN APLIKASI ABSENSI KARYAWAN BERBASIS WEB MENGGUNAKAN METODE SPIRAL PADA PT POWER STEEL MANDIRI KABUPATEN TANGERANG Euis Syania Khafiffach; Fahrul Aji Kurniawan; rasyid, faisal; Muhammad Riswan; Aries Saifudin
AI dan SPK : Jurnal Artificial Intelligent dan Sistem Penunjang Keputusan Vol. 1 No. 2 (2023): Jurnal AI dan SPK : Jurnal Artificial Inteligent dan Sistem Penunjang Keputusan
Publisher : CV. Shofanah Media Berkah

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Testing this employee attendance application aims to play an important role in ensuring the reliability and performance of the system at PT. SELF POWER STEEL. By adopting the abstract approach described in this study, application developers and owners can identify and fix potential problems before the application is widely used by company employees. Testing employee attendance applications is an important process in the development and implementation of a system that can monitor employee attendance and activity in a company. In the fast-paced modern business environment, the use of employee attendance apps is becoming more common as an effective tool for managing employee attendance. In this study, we describe an abstract approach for testing employee attendance applications designed to verify the performance, reliability and functionality of the application. Testing an employee attendance application involves a series of test steps designed to identify potential problems or defects in the system
Dinamika Komunikasi Remaja di Media Sosial: Studi Sosiologi Komunikasi Mengenai Pembentukan Identitas dan Relasi Sosial Bawafi Taufik Nur Hadi Saputra; Muhammad Firdaus; Muhammad Riswan; Rifki Azizah Alfa Reza
Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora Vol. 1 No. 3 (2025): JULI-SEPTEMBER
Publisher : Indo Publishing

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.63822/9q02pt37

Abstract

Penelitian ini mengeksplorasi dinamika komunikasi remaja di media sosial dalam perspektif sosiologi komunikasi, dengan menyoroti proses pembentukan identitas dan relasi sosial. Media sosial menjadi ruang baru bagi remaja untuk mengekspresikan diri, membentuk citra diri, serta membangun koneksi sosial yang kompleks. Dengan pendekatan kualitatif dan teori interaksionisme simbolik, penelitian ini menemukan bahwa media sosial mendorong munculnya identitas ganda (online dan offline) dan pembentukan komunitas berbasis kesamaan minat. Namun, fenomena ini juga menimbulkan tantangan seperti tekanan sosial, pencitraan berlebih, dan risiko cyberbullying yang dapat mempengaruhi kestabilan identitas dan kualitas hubungan sosial remaja. Temuan ini menegaskan pentingnya pemahaman yang lebih mendalam mengenai peran media digital dalam membentuk struktur sosial generasi muda.
ANALISIS TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP PELAYANAN KEFARMASIAN DI KLINIK X Muhammad Riswan; Vera Olfiana; Sahrul Ramadhan; Amaliah Kartika; Dewi Damayanti; Munifah Wahyuddin
Jurnal Farmasi UIN Alauddin Makassar Vol 13 No 1 (2025): Jurnal Farmasi Edisi Juni
Publisher : Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/jfuinam.v13i1.57605

Abstract

Pendahuluan: Kepuasan pasien merupakan konsekuensi dari pelayanan kesehatan yang diterima setiap pasien dan berdampak signifikan terhadap kondisi kesehatan. Semua pasien rawat jalan yang berobat ke Klinik X harus benar-benar puas. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kepuasan pasien terhadap pelayanan kesehatan bagi pasien rawat jalan Klinik X. Metode: Penelitian ini menggunakan bentuk penelitian kuantitatif cross sectional. Waktu penelitian dilakukan di pada bulan April-Mei tahun 2025. Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien rawat jalan di Klinik X dan untuk sampel berjumlah 30 responden. Penelitian ini menggunakan Teknik Probability Sampling dengan mengajukan pertanyaan tentang layanan yang diterima oleh pasien yang memenuhi lima kriteria berbeda yaitu kehadalan, daya tanggap, kepercayaan, empati dan bukti fisik. Hasil: Hasil analisis di ketahui responden merasa puas dengan pelayanan di Klinik X dengan presentse 71,12%. Berdasarkan aspek reliability, responden menjawab dimensi kehandalan 72 %, dari ketanggapan persentase 71,1%, dari dimensi kepercayaan responden 68,2%, dari aspek empaty responden menjawab 73,7 % dan aspek wujud, responden menjawab kepuasan 70,12%. Kesimpulan: Pelayanan kefarmasian di Klinik X pada pasien rawat jalan menunjukkan tingkat kepuasan yang baik terhadap pelayanan yang diberikan. Kata Kunci : Kepuasan pasien, Pelayanan kesehaatan, Pasien rawat jalan