Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA PELAJARAN EKONOMI SMA WISUDA Andriyani, Wiwik; Bahari, Yohanes; ., Parijo
Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa Vol 5, No 7 (2016): JULI 2016
Publisher : Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Khatulistiwa

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Abstrak: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Wisuda Pontianak. Masalah penelitian, bagaimana persiapan model pembelajaran student teams achivement divisions pada mata pelajaran ekonomi kelas X di SMA Wisuda Pontianak. Metode penelitian adalah metode penelitian eksperimen dengan pre-experimental design dengan rancangan penelitian One-Group Pretest-Posttest. Subjek dalam penelitian adalah Siswa 30 Orang. Teknik pengumpulan data dengan tes dan observasi. Alat pengumpul data adalah tes hasil belajar dan lembar observasi. Hasil belajar Siswa dengan menggunakan model STAD yang tuntas sebanyak 18 Orang Siswa dengan presentase sebesar 60% sedangkan Siswa yang tidak tuntas sebanyak 12 Orang Siswa dengan presentase sebesar 40% dengan nilai rata-rata 75,17. Sedangkan nilai Siswa pada saat menggunakan model pembelajaran konvensional  yang tidak tuntas sebanyak 21 Orang dengan persentase 70%, sedangkan Siswa yang tuntas sebanyak 8 Orang dengan persentase 30%, dengan nilai rata-rata 57.00.   Kata Kunci: Model STAD, Hasil Belajar Abstract: This study aims to determine the implementation of cooperative learning model STAD to improve student learning outcomes on economic subjects in class X SMA Wisuda Pontianak. The research problem, how the learning model student teams achievement divisions on economic subjects in class X SMA Wisuda Pontianak. The research method is a method of experimental study with pre-experimental design to study design One-group pretest-posttest. Subjects in the study were students 30 people. Data collection techniques and observation tests. Data collector is the achievement test and observation sheet. Student learning outcomes by using STAD model who completed a total of 18 people Students with a percentage of 60%, while students who did not complete as many as 12 people Students with a percentage of 40% with an average value of 75.17. While the value of Students when using conventional learning models who did not complete as many as 21 people with a percentage of 70%, while students complete as many as 8 people with a percentage of 30%, with an average value of 57.00. Keywords: Model STAD, Learning Outcomes
Studi Komparasi Prosedur Pencatatan Perkawinan di Indonesia dan Malaysia Cahyani, Safira Putri; Siti Winariyah, Siti; Andriyani, Wiwik; Pangestu, Drajat Samudra; Ulya, Zakiyatul
Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum Vol. 4 No. 3 (2023): Juni
Publisher : Laboratorium Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya (https://uinsa.ac.id/fsh/facility)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/mal.v4i3.240

Abstract

Mengingat begitu banyaknya hal yang akan berpengaruh dari dicatatkannya suatu perkawinan, maka tak heran jika pencatatan perkawinan menjadi perhatian bagi masyarakat hingga pemerintah. Pemerintah yang memiliki wewenang dalam membuat suatu peraturan juga turut ikut andil dalam mengefektivitaskan suatu pencatatan perkawinan dalam masyarakat, salah satunya adalah di Indonesia. Di Indonesia sendiri telah diatur tentang bagaimana prosedur pencatatan perkawinan yang telah termuat dalam Peraturan Menteri Agama Nomor 20 Tahun 2019 tentang Pencatatan Pernikahan. Hal ini menjadi bukti bahwa pemerintah Indonesia berusaha untuk menjaga hak-hak konstitusional rakyatnya. Hal serupa juga diterapkan oleh negara tetangganya, yakni Malaysia. Di Malaysia terdapat suatu peraturan yang mengatur tentang prosedur pencatatan perkawinan, yakni dalam Akta Undang-Undang Keluarga Islam (Wilayah-Wilayah Persekutuan) 1984. Hal ini membuktikan bahwa kedua negara tersebut turut memberikan perhatiannya terhadap pentingnya pencatatan sebuah perkawinan. Tujuan dari penelitian ini untuk membandingkan seperti apa prosedur pencatatan perkawinan dari kedua negara tersebut. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu Library Research atau studi pustaka. Salah satu persamaan dari kedua peraturan tersebut adalah sama-sama menyatakan bahwa pencatatan perkawinan bukan merupakan syarat sah suatu perkawinan, akan tetapi merupakan bentuk legalisasi hukum bagi perkawinan itu sendiri. Selain itu, keduanya juga memiliki perbedaan dalam mendaftarkan kehendak nikah, yang mana di Indonesia dilakukan selambatnya 10 hari sebelum pernikahan, sedangkan di Malaysia 7 hari sebelum pernikahan.
Analisis Maqāṣid Al-Sharī’ah terhadap Keputusan Menunda Menikah lagi bagi Single Parent di Desa Sawotratap Andriyani, Wiwik; Ulya, Zakiyatul
Ma’mal: Jurnal Laboratorium Syariah dan Hukum Vol. 5 No. 3 (2024): Juni
Publisher : Laboratorium Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sunan Ampel Surabaya (https://uinsa.ac.id/fsh/facility)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15642/mal.v5i3.358

Abstract

Abstract: Marriage in Islam is encouraged, especially for those who are able, but there are some conditions where single parents prefer to be celibate by delaying remarriage, such as single parents in Sawotratap Village. From a fiqh perspective, there are no rules that specifically discuss whether single parents can delay remarriage or not, and there are only general rules about the law of marriage. Therefore, further research is needed to determine why single parents in Sawotratap Village delay remarriage and how maqāṣid al-sharī'ah views the decision. This article is a field research whose data is collected through interviews and documentation. The analysis technique used is descriptive with an inductive thinking pattern. The results show that single parents in Sawotratap Village postpone remarriage for various reasons, such as focusing on caring for children, not being ready to take on household responsibilities again, trauma in undergoing relationships, not being able to move on from previous partners, and being blocked by children's blessings. In fiqh, this decision can be permissible or not, depending on the condition of the single parent. However, the decision is still in accordance with maqāṣid al-sharī'ah, which is to protect religion, soul, mind, offspring, and property. Abstrak: Pernikahan dalam Islam dianjurkan terutama bagi mereka yang mampu, namun ada beberapa kondisi di mana single parent lebih memilih untuk membujang dengan menunda menikah lagi, seperti single parent yang ada di Desa Sawotratap. Dalam perspektif fikih, belum ada aturan yang secara khusus membahas tentang single parent dapat menunda pernikahan lagi atau tidak, hanya ada aturan umum tentang hukum pernikahan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui alasan single parent di Desa Sawotratap menunda menikah lagi serta bagaimana pandangan maqāṣid al-sharī’ah terhadap keputusan tersebut. Artikel ini merupakan penelitian lapangan yang datanya dikumpulkan melalui wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah deskriptif dengan pola pemikiran induktif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa single parent di Desa Sawotratap menunda menikah lagi karena berbagai alasan seperti fokus merawat anak, belum siap untuk mengemban tanggung jawab dalam rumah tangga lagi, adanya trauma dalam menjalani hubungan, belum dapat move on dari pasangan sebelumnya, hingga terhalang restu anak. Dalam fikih, keputusan ini bisa dibolehkan atau tidak tergantung pada kondisi single parent. Meskipun demikian, keputusan tersebut tetap sesuai dengan maqāṣid al-sharī’ah, yaitu menjaga agama, jiwa, akal, keturunan, dan harta.