Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Kajian WTP (Willingness to Pay) Ekowisata Hutan Pinus Terhadap Pendapatan BKPH Bondowoso KPH Bondowoso Yadi, Muhammad Hafif; Triwanto, Joko; Muttaqin, Tatag
Journal of Forest Science Avicennia Vol 2, No 2 (2019): AGUSTUS
Publisher : Universitas Muhammadiyah Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22219/avicennia.v2i2.9371

Abstract

Kekayaan sumberdaya alam hayati dan keindahan alam yang dimiliki oleh Indonesia merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Potensi sumberdaya alam hayati tersebut, perlu dikembangkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan dan kesejahteraan masyarakat dengan tidak merusak ekosistem yang ada sehingga tetap tercapai keseimbangan antara perlindungan, pengawetan dan pemanfaatan yang lestari. Tasnan Forest diresmikan oleh Perum Perhutani KPH Bondowoso pada bulan Desember tahun 2016. Sebelum ditetapkan menjadi objek wisata, kawasan wisata Tasnan Forest ini dahulunya adalah tempat persemaian bibit pinus dan tempat penyadapan getah pinus. Wisata ini masih terbilang cukup baru dan hanya memiliki luasan 0,5 ha. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai bulan Pebruari. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kesediaan membayar pengunjung (Willingness To Pay) terhadap wisata Tasnan Forest dan pendapatan perusahaan dengan didirikannya wisata Tasnan Forest. Penelitian ini menggunakan analisis willingness to pay dengan sasaran penelitian yaitu pengunjung domestik wisata Tasnan Forest yang berumur 17 tahun ke atas sebanyak 100 orang responden. Metode valuasi ekonomi yang digunakan adalah Contingent Valuation Method (CVM), metode ini dilakukan dengan cara menanyakan langsung besaran biaya yang rela dikeluarkan oleh wisatawan untuk dapat menikmati wisata Tasnan Forest sehingga besaran nilai WTP langsung diungkapkan oleh para pengunjung. Berdasarkan data hasil penelitian didapat nilai rata-rata kesediaan membayar pengunjung sebesar Rp. 11.000,00/kunjungan, dengan karakteristik pengunjung yang didominasi oleh perempuan dengan tingkatan umur antara 17 sampai 25 tahun, yang kebanyakan dari pengunjung masih berstatus sebagai pelajar. Sedangkan pada perubahan fungsi lahan yang dilakukan oleh perusahaan sangat baik terutama dari segi ekonomi dengan pendapatan dari ekowisata sebesar Rp. 72.655.000,00/tahun untuk karcis masuknya saja, dibandingkan dengan disadap yaitu sebesar Rp. 2.258.550,00/tahun. Saran didapat yaitu perlu adanya pembaruan fasilitas sarana prasarana dan objek wisata Tasnan Forest serta peningkatan perawatan yang baik dari segi kebersihan tempat wisata sehingga pengunjung bisa lebih nyaman.Kata Kunci: Ekowisata, Ekonomi, WTP
Development of the Hutaraja Village hot springs tourist attraction as a sustainable tourism destination Aulia, Rezki; Yadi, Muhammad Hafif; Muda, Indra; Rudiya, Hadi; Wiranto, Agus
Priviet Social Sciences Journal Vol. 5 No. 12 (2025): December 2025
Publisher : Privietlab

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.55942/pssj.v5i12.845

Abstract

Hutaraja Hot Springs is a natural hot spring with crystal clear water originating from Mount Sorik Merapi. In addition to pure water, the water contains sulfur, which is beneficial for health. Surrounded by rice fields and community plantations, this tourist attraction is even more beautiful and charming than it already is. If managed properly, it will certainly be beneficial for improving the community's economy and increasing the original income of the Hutaraja village from the tourism sector. This study aims to determine the efforts to develop Hutaraja hot spring as a sustainable tourism destination. The research method used is qualitative with descriptive data. Data collection techniques included direct observation of the Hutaraja hot spring tourist attraction, accommodation to the location, supporting facilities around the tourist attraction, and direct involvement of stakeholders and the local community in the development of the Hutaraja hot spring, and documentation studies. In-depth interviews were conducted with the Mandailing Natal Regency Tourism Office, Mandailing Natal Regency Bappeda Office, Panyabungan Sub-district Head, Head of South Hutaraja Village, local community, food vendors/stalls, and visitors. The study results show that efforts to develop the Hutaraja hot spring tourist attraction as a sustainable tourism destination were carried out by considering five aspects, namely Attraction, Accessibility, Accommodation, Amenities, and Ancillary services (the 5A tourism concept). The conclusion is that development efforts that consider the 5A tourism concept have proven effective in increasing visitor numbers, as evidenced by the thousands of visitors to the tourist attraction each year and the relatively stable upward trend in visitor numbers.