Al-Anshary, Ahmad Fuad
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

RUKYAH BIL QALBI PERSPEKTIF TAREKAT NAQSABANDIYAH KHALIDIYAH AL-ALIYAH JOMBANG Al-Anshary, Ahmad Fuad
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 3 No 1 (2019): Juni
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v3i1.9776

Abstract

Penentuan awal bulan Kamariah di Indonesia belum menemukan kata sepakat untuk menunjuk satu kriteria. Hal ini karena masing-masing kelompok masih memegang teguh metode dan kriteria mereka sendiri yang dianggap paling benar. Perbedaan metode dan kriteria penentuan awal bulan Kamariah di Indonesia dilatar belakangi oleh banyaknya kelompok atau golongan yang dapat menentukan sendiri berdasarkan keyakinan masing-masing kelompok. Salah satu kelompok yang kerap kali berbeda dengan pemerintah dalam hal menentukan awal bulan Kamariah khusunya Ramadhan, Syawal dan Dzulhijjah adalah tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah yang ada di Jombang. Hal ini disebabkan karena kriteria dan metode penentuannya berbeda dengan pemerintah. Dalam keyakinan tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah meyakini adanya konsep rukyah bil qalbi, yang mana konsep keyakinan seperti ini tidak dimiliki oleh kelompok-kelompok yang lain.Fenomena ini kemudian menjadi unik, karena sebuah tarekat yang menurut ruang kajiannya adalah tasawuf, tetapi justru masuk dalam ranah kajian fiqih. Penentuan awal bulan seperti halnya yang dilakukan oleh tarekat Naqsabandiyah ini dipandang sebagai suatu yang masuk dalam ranah kajian fiqih. Secara geografis Jombang merupakan kota agraris, yang mana sebagian besar penduduknya adalah petani. Secara garis besar dalam segi budaya dan ketaatan beragama masyarakat Jombang sangat kuat. Oleh karena itu ketaatan terhadap pemuka agama juga kuat, seperti halnya ketaatan terhadap Mursyid tarekat.Keyword: awal bulan Kamariah, tarekat Naqsabandiyah Khalidiyah, rukyah bil qalbi
INOVASI ALAT PERAGA FALAK DALAM PENGUKURAN ARAH KIBLAT (Studi Analisis "Mutsalatsah Qiblah" Menggunakan Bayangan Matahari Setiap Saat) Al-Anshary, Ahmad Fuad
ELFALAKY: Jurnal Ilmu Falak Vol 6 No 2 (2022): Desember
Publisher : UIN ALAUDDIN MAKASSAR

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24252/ifk.v6i2.32116

Abstract

Qibla direction is the closest direction to the Kaaba. Measuring the Qibla direction is important in society. The problem of Qibla direction is not only a matter of worship, but also related to social problems and community habits. Allah has created the sun as the source of human life. In connection with determining the direction of Qibla, the sun becomes an accurate Qibla direction. Humans wherever they are, as long as they can see sunlight, they can actually determine the direction of Qibla. There are several ways to determine the Qibla direction, ranging from simple to complex. With a simple and low-cost method, it is hoped that it can be an alternative in determining the exact direction of Qibla. With the innovation of the Mutsalatsah Qiblah tool, it is hoped that it will be able to answer the challenges of life that are growing day by day. For this reason, Mutsalatsah Qiblah answers this need, with a simple tool and embedded several other supporting components, which are expected to have the same accuracy as manufactured products such as digital theodolites which have high accuracy.