p-Index From 2020 - 2025
0.444
P-Index
This Author published in this journals
All Journal Missio Ecclesiae
Endojowatiningsih, Maria Hanie
Institut Injil Indonesia

Published : 4 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

JATI DIRI PEREMPUAN MENURUT KEJADIAN 1-2 DAN RELEVANSINYA BAGI SIKAP KRISTIANI TERHADAP PENGARUH GERAKAN FEMINISME DI INDONESIA Maria Hanie Endojowatiningsih
Missio Ecclesiae Vol. 2 No. 2 (2013): Oktober
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v2i2.29

Abstract

Gerakan Feminisme lahir dari kerinduan para perempuan ingin keluar dari kungkungan atau tekanan budaya patriarkhat yang cenderung merendahkan dan merugikan kaum perempuan. Dan gerakan Feminisme ini juga berpengaruh dalam Theologia, sehingga melahirkan Theologia Feminisme, yang melahirkan juga pola-pola penafsiran Alkitab, yang menguntungkan kaum perempuan. Gerakan Feminisme di Indonesia bisa memotivasi kaum perempuan untuk mendapatkan hak-haknya. Namun gerakan ini tidak mampu secara tuntas meniadakan budaya patriarkhat yang sudah mendarah-daging di masyarakat Indonesia. Untuk itu, kaum perempuan, terma suk perempuan Kristen tidak bisa memaksakan haknya. Di kalangan Gereja, tentunya bukan karena adanya Gerakan Feminisme barulah orang Kristen memberi penghargaan kepada kaum perempuan secara proporsional, melainkan berdasarkan Firman Tuhan sendiri, khususnya dalam Kitab Kejadian pasal 1-2, di mana perempuan diciptakan Tuhan sejajar dengan laki-laki, yakni menurut gambar atau rupa Allah sendiri, dengan tugas yang sama dalam melaksanakan Amanat Budaya, meskipun peran konkritnya berbeda. Dalam relasinya dengan laki-laki/suami, perempuan bertugas sebagai penolong/ pendukung. Ini satu tugas yang istimewa. Dan bahwa perempuan diciptakan untuk dikasihi dan dilindungi, karena dari satu tulang rusuk yang berasal dari laki-laki.
DIPANGGIL UNTUK DIUTUS Maria Hanie Endojowatiningsih
Missio Ecclesiae Vol. 4 No. 1 (2015): April
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v4i1.48

Abstract

Profil Yunus menarik untuk disimak, karena Yunus bisa dikatakan sebagai misionari pertama yang dicatat di dalam Perjanjian Lama. Di tengah pelayanannya sebagai nabi di kerajaan Israel Utara, Tuhan mengutus dia untuk pergi ke Niniwe dengan tugas yang jelas, yakni menyampaikan pesan Tuhan yang sangat penting. Dalam 2Raja-raja 14:25 disebutkan bahwa Yunus bin Amitai dari Gat-Hefer, menubuatkan bahwa Yerobeam II, raja Israel Utara (793-753 SM) akan mengambil kembali daerah milik Israel yang telah diduduki bangsa Aram, karena saat itu pemerintahan Aram melemah, di bawah Raja Benhadad II. Dan pemerintahan Israel Utara saat itu sangat kuat atau jaya di bawah Yerobeam II, meskipun raja itu tidak hidup takut akan Tuhan, dan memerintah sangat lama (2 Raja-raja 14:23-24).
IMPLEMENTASI MISI HOLISTIK BAGI TIM PALIATIF RUMAH SAKIT BAPTIS BATU JAWA TIMUR Gracia Deborah Alfons; Maria Hanie Endojowatiningsih; Yohanis Udju Rohi
Missio Ecclesiae Vol. 9 No. 1 (2020): April
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v9i1.110

Abstract

Misi holistik adalah misi yang dijabarkan secara utuh atau menyeluruh. Sedangkan Perawatan Paliatif adalah perawatan yang tidak hanya menekankan pada aspek fisik saja, tetapi juga berfokus terhadap aspek-aspek psikososial, emosional serta spiritual untuk meningkatkan kualitas hidup seorang pasien. Dalam implementasinya, ditemukan bahwa pelayanan Perawatan Paliatif perkembangannya sangat lamban di tiap daerah di Indonesia. Di Kota Wisata Batu sendiri, baru Rumah Sakit Baptis Batu lah yang sudah terbentuk dan berjalan Tim Paliatifnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Implementasi Misi Holistik bagi Tim Paliatif di Rumah Sakit Baptis Batu Jawa Timur. Penelitian ini menggunakan paradigma penelitian naturalistik yang didasarkan pada filsafat fenomenologis dengan pendekatan penelitian kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Beberapa hasil temuan dari penelitian ini, diantaranya: Masih ada ketidakselarasan antara mandat budaya dan mandat penginjilan yang seharusnya berjalan secara simultan dalam misi yang holistik yang dikerjakan di Rumah Sakit Baptis Batu. Kedua, Perawatan Paliatif lahir dari pengalaman rohani iman Kristen yang begitu kuat dari Cicely Saunders, pendiri dari pergerakan Hospice dan Paliatif modern. Ketiga, waktu dalam perkunjungan rutin kepada pasien-pasien dari rumah ke rumah (home care), dirasa sangat singkat. Berdasarkan temuan-temuan dalam penelitian ini, maka di bagian akhir penulis memberikan beberapa rekomendasi kepada Rumah Sakit Baptis Batu yaitu dengan mengadakan program seminar atau pelatihan misi holistik untuk seluruh stakeholder Rumah Sakit, persekutuan bersama anggota Tim Paliatif, dan juga kunjungan terjadwal diluar waktu perkunjungan rutin, sehingga Tim Paliatif lebih menghayati tiap tugas dan peran mereka dalam Perawatan Paliatif.
ANAK-ANAK IMAM ELI (I SAMUEL 2-3) DAN REFLEKSINYA BAGI ANAK-ANAK HAMBA TUHAN Maria Hanie Endojowatiningsih
Missio Ecclesiae Vol. 11 No. 1 (2022): April
Publisher : Institut Injil Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52157/me.v11i1.152

Abstract

Pengalaman anak-anak Imam Eli bisa jadi dialami oleh anak-anak hamba Tuhan. Anak-anak hamba Tuhan memiliki pergumulan khusus, yang bisa berimbas negatif tapi juga bisa berimbas positif. Hasil wawancara informal, ditemukan bahwa ada yang menanggapi negatif, misalnya merasa tertekan, dituntut terlalu banyak, tidak sebebas anak-anak lain, dibayang-bayangi oleh status orangtuanya. Namun ada yang menanggapinya secara positif, misalnya bersyukur dan bangga akan status sebagai anak-anak hamba Tuhan, karena bisa mendapat pendidikan dan keteladanan rohani yang sangat baik dari orangtua, bisa turut melayani bersama orangtua. Anak-anak imam Eli, di tengah umat Israel, ternyata menanggapi secara negatif, yaitu dengan perilaku yang sangat tidak menjadi berkat, dan menjadi perhatian Tuhan. Pembahasan penelitian ini, kiranya dapat memberikan kontribusi bagi anak-anak hamba Tuhan agar tidak memiliki kecenderungan seperti halnya anak-anak imam Eli, dan penting juga bagi para hamba Tuhan supaya tidak mengalami kegagalan seperti imam Eli. Metode penelitian yang penulis pakai adalah kualitatif, dengan mewawancarai 13 mahasiswa Institut Injil Indonesia yang orangtuanya (ayah atau ibunya) adalah hamba Tuhan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 69% informan kecewa menjadi anak hamba Tuhan, 46% informanĀ  pernah minder menjadi anak hamba Tuhan, danĀ  informan berpendapat bahwa jika anak-anak hamba Tuhan tidak mengaktualisasikan Firman Tuhan secara benar maka akan menjadi batu sandungan bagi jemaat, merusak pekerjaan Tuhan, nama baik orangtua tercemar, dan wibawa orangtua hilang.