Claim Missing Document
Check
Articles

Found 8 Documents
Search

Inspirasi Kitab Daniel untuk Menghadapi Stres Benturan Peradaban Supriyono Venantius
Studia Philosophica et Theologica Vol 19 No 2 (2019)
Publisher : Litbang STFT Widya Sasana Malang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/spet.v19i2.82

Abstract

Budaya religius yang berbenturan dengan budaya sekular masih kita alami sampai saat ini. Beban stres akibat benturan itu tidak sedikit dan tidak ringan. Sikap serta reaksi orang yang mengalami benturan itu macam-macam. Tidak sedikit orang yang mengambil reaksi negatif bahkan destruktif. Kita sendiri mau mengambil sikap bagaimana? Sebagai orang beriman, kita perlu bercermin pada Kitab Suci, Sabda Tuhan. Inspirasi kisah dalam Dan 1 sangat bagus untuk kita jadikan sebagai cermin dalam menyikapi masalah benturan peradaban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa benturan budaya menjadi peluang untuk bersaksi tentang kuasa Tuhan
Manusia menikmati Keterasingan Untuk Melewati Krisis Identitas Supriyono Venantius
Seri Filsafat Teologi Vol. 29 No. 28 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Era Revolusi Industri 4.0 ditandai dengan banyak fakta dan gejala yang menuntut manusia melakukan penyesuaian diri. Misalnya, karena teknologi digital, Kitab Suci bisa diakses lewat sebuah telpon pintar. Kesulitan dalam memahami pesan teks atau makna sebuah kata dalam Kitab Suci dapat dengan mudah ditemukan solusinya lewat grup, atau ditelusuri di google. Fakta ini tidak gampang diterima oleh yang menjunjung kesakralan kitab. Akan tetapi teknologi tetap maju terus. Yang tidak menyesuaikan diri terhadap kemajuannya akan masuk dalam pengalaman krisis identitas. Krisis identitas itu dialami karena apa yang selama ini dijadikan pegangan mendadak menjadi hilang maknanya. Krisis identitas itu terjadi karena penolakan terhadap apa yang terasa asing. Krisis identitas itu disebabkan oleh ketidakmampuan menikmati keterasingan. Kitab Suci mengajari kita bagaimana keluar dari krisis identitas itu dengan cara menikmati keterasingan. Kitab Daniel Bab 1 adalah salah satu teks yang memberi inspirasi bagaimana manusia dapat menikmati keterasingan. Dikisahkan, Nebukadnezar, raja Babel, mendeportasi orang-orang penting dari bangsa Yahudi ke Babel. Lalu ia memilih beberapa pemuda yang dideportasi itu untuk dilatih selama tiga tahun untuk menjadi pelayan raja. Mereka tentu saja mengalami keterasingan dan krisis identitas berat akibat deportasi ini. Mereka hidup di tanah asing, dalam budaya asing, dengan raja asing, makanan asing, semuanya asing. Akan tetapi mereka bisa bertahan di dalam keterasingan itu. Bahkan hidup mereka memberi kontribusi bagi orang-orang asing. Di tanah asing itu mereka mendapat makna baru atau semacam identitas baru bagi hidup selanjutnya.
Manusia Tinggal Dalam Persekutuan Allah Tritunggal Supriyono Venantius
Seri Filsafat Teologi Vol. 29 No. 28 (2019)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tulisan ini merupakan tanggapan terhadap panitia yang meminta pembicaraan mengenai tema Hari Studi ke-44 STFT Widya Sasana Malang dari perspektif Kitab Suci. Tema Hari Studi ke-44 STFT Widya Sasana Malang adalah “Siapakah Manusia; Siapakah Allah di Era Industri 4.0?” Ada tiga hal yang mau dibahas oleh tema ini, yakni manusia, Allah, dan Era Industri 4.0. Tema ini menempatkan “manusia” di posisi pertama, urutan awal, lalu menyusul Allah, di posisi berikutnya. Sebaliknya, Kitab Suci, menempatkan Allah di posisi awal mula dan posisi manusia menyusul pada urutan sesudah Allah. Oleh karena itu, mengikuti alur Kitab Suci, tulisan ini akan berbicara pertama-tama mengenai Allah, lalu menyusul mengenai manusia. Sedangkan istilah “Era Industri 4.0” tidak pernah muncul dalam Kitab Suci. Istilah ini menjadi sesuatu yang asing dalam Kitab Suci. Oleh karena itu tulisan ini tidak membicarakannya secara khusus, namun tetap ada relevansinya untuk dicerna di era Industri 4.0 ini.
Umat Terpilih Hidup Dari Belaskasih Dan Kegembiraan Supriyono Venantius
Seri Filsafat Teologi Vol. 25 No. 24 (2015)
Publisher : Sekolah Tinggi Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Tema besar hari studi ke-40 STFT Widya Sasana ini adalah “Menjadi Gereja Indonesia yang Gembira dan Berbelaskasih: Dulu, Kini dan Esok”. Dalam sesi ini kita diajak untuk melihat dialektika Gereja dan kebudayaan dalam Kitab Suci Perjanjian Lama (aspek eklesiologi PL), sebagai inspirasi untuk membaca dinamika hidup Gereja paska Vatikan II.1 Menanggapi tema ini, seorang pasien di sebuah rumah sakit menulis catatan kepada saya: “Orang akan berbelaskasih jika Allah ada di dalam hatinya. Belaskasih seseorang hanya dapat dikenali dari tindakannya. Kalau Gereja mau berbelaskasih maka harus ditunjukkan dalam tindakannya, tindakan klerus dan tindakan awam. Dengan tindakan konkret, para klerus mengorbankan diri menjadi sarana penyalur berkat rohani dan jasmani bagi siapa saja yang membutuhkan; awam mengorbankan dana, tenaga, talenta dan apa saja yang dibutuhkan sesamanya. Hanya lewat tindakan konkret itu, baru boleh dikatakan ada belaskasih. Makna belaskasih Gereja menjadi nyata bila ada tindakan konkret untuk menciptakan suasana damai dan solidaritas antar umat manusia.”
Misteri Buah Ara Dalam Retorika Yeremia 24 Venantius, Supriyono; Ule, Silvester; Kota, Dominggus Mite
JURNAL LEDALERO Vol 23, No 1 (2024): Jurnal Ledalero Edisi Juni 2024
Publisher : Institut Filsafat dan Teknologi Kreatif Ledalero

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31385/jl.v23i1.444.59-73

Abstract

This article aims to present an analysis of Jeremiah 24:1-10, with a focus on the text's structure and rhetoric. This research treats Jeremiah 24:1-10 as a cohesive unit, differing from the views of redactional theorists who commonly consider verse 1b in Jeremiah 24:1-10 as a redactional addition. According to them, reading Jeremiah 24 without verse 1b would not significantly impact the understanding of the passage. Verse 1b, mentioning King Jeconiah, the officials of Judah, the artisans, and the smiths, is added as propaganda reflecting Jeconiah’s claims or legitimization and that of his supporters to live and rule in Jerusalem and Judah. In contrast to this perspective, this article views verse 1b as one of the structural and rhetorical elements that demonstrate how the text is organized. This article will identify structural devices such as keyword repetitions and contrasts that can indicate the rhetoric or persuasive techniques employed in the text. The analysis finds that Jeremiah 24:1-10 contains rhetoric of God's mysterious providence, showcasing God's full authority to change or determine the fate of nations or kingdoms that humans sometimes cannot comprehend.  Key words :  rhetoric, providence, mystery, paradox, quality, civilisation
Exploring the Complexity of the Book of Daniel: A Multifaceted Analysis Venantius, Supriyono; da Silva, Denes Fernando Costa
Forum Vol 53 No 1 (2024)
Publisher : Sekolah Tinggi Teologia dan Filsafat Widya Sasana

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.35312/forum.v53i1.616

Abstract

This research delves into the intricate layers of the Book of Daniel, seeking to unravel its complexities through a comprehensive examination. Emphasizing the historical and literary significance of the text, the study explores the multifaceted nature of the Book of Daniel, which has intrigued scholars for centuries. The primary objective is to illuminate various dimensions of complexity, including symbolic language, prophetic elements, and historical context. Employing a methodological approach that integrates literary analysis, historical investigation, and theological perspectives, the study aims to provide a holistic understanding of the Book of Daniel's intricacies. Positioned within ongoing scholarly discussions on biblical interpretation and prophecy, the research reveals that the Book of Daniel invites diverse approaches, incorporating historical, wisdom, prophetic, and apocalyptic perspectives. Comprehending the Book of Daniel's complexity contributes to bridging the gap between historical, literary, and theological viewpoints, thereby enriching our grasp of biblical texts and fostering scholarly discourse in this field.
Theology of Marital Suffering in the Light of Detachment of Saint John of the Cross Sengkey, Eleine Magdalena; Gunawan, Henricus Pidyarto; Venantius, Supriyono; Obeng, Andrews
International Journal of Indonesian Philosophy & Theology Vol. 4 No. 2 (2023): December
Publisher : Asosiasi Ahli Filsafat Keilahian Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47043/ijipth.v4i2.61

Abstract

Marital indissolubility is a contentious issue in contemporary Catholic marriages. This qualitative study interviewed eight wives who have endured suffering in their marriages while remaining faithful to the gospel and Church teachings. They viewed their suffering as an ascetic path that leads to spiritual growth. This research explores Saint John of the Cross’s theology of detachment to understand marital suffering. Asceticism within marriage is seen as a means to achieve deeper self-giving to one’s spouse and God. Detachment, a core element of asceticism, purifies one’s being, fostering spiritual growth. John of the Cross’s detachment theology can help couples see their suffering as an avenue to detachment, facilitating divine purification and the ability to transcend marital difficulties without being bound by anything outside of God. This suggests that detachment is a relevant concept in fostering spiritual growth and enhancing self-giving in marriage.
Identitas Fundamental Yesus Menurut Injil Markus Venantius, Supriyono
Kariwari: Jurnal Pendidikan Agama Katolik dan Pastoral Vol 2 No 2 (2025): Jurnal Pendidikan Agama Katolik dan Pastoral
Publisher : STPK St. Yohanes Rasul Jayapura

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.61589/aawbx028

Abstract

Kajian ini bertujuan untuk menyingkap identitas fundamental Yesus sebagaimana disampaikan oleh penginjil Markus. Metode yang digunakan dalam kajian ini adalah pendekatan naratif biblis, dengan menelusuri bagaimana penulis Injil Markus memperkenalkan Yesus sebagai Kristus dan Anak Allah dalam dinamika pewahyuan yang progresif melalui peristiwa, dialog, dan kesaksian berbagai tokoh dari data narasi teks Injil Markus. Kajian ini mengajukan hipotesa bahwa struktur dan alur naratif Markus menunjukkan suatu perjalanan teologis dari pengenalan yang samar menuju pengakuan penuh atas Yesus sebagai Anak Allah dalam penderitaan dan wafat-Nya di salib. Temuan dalam analisis ini adalah adanya tiga gelar utama Yesus dalam Injil Markus, yakni Kristus, Anak Allah, dan Anak Manusia, yang ketiganya saling melengkapi dalam menggambarkan misteri identitas dan misi keselamatan-Nya.   This study aims to uncover the fundamental identity of Jesus as presented by the evangelist Mark. The method used in this study is the biblical-narrative approach, tracing how the author of the Gospel of Mark introduces Jesus as the Christ and the Son of God within the progressive dynamic of revelation through events, dialogues, and the testimonies of various characters based on the narrative data of the Gospel text. This study hypothesizes that the structure and narrative flow of Mark reveal a theological journey from a vague understanding to the full acknowledgment of Jesus as the Son of God in His suffering and death on the cross. The findings of this analysis show that there are three main titles of Jesus in the Gospel of Mark: Christ, the Son of God, and the Son of Man, all of which complement each other in portraying the mystery of His identity and salvific mission.