Pengeringan kayu adalah suatu proses kegiatan penurunan kadar air kayu sehingga mencapai kadar air tertentu dengan atau tanpa pengaturan atau penyusunan tertentu dengan atau tanpa pengaturan panas, kelembaban dan sirkulasi udara. Tujuan penelitian ini adalah untuk membedakanĀ perubahan kadar air kayu Akasia Daun Lebar (Acacia mangium Willd) baik dengan pengeringan dalam ruangan maupun oven. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat Banjarbaru. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kayu Akasia Daun Lebar (Acacia mangium Willd) yang berukuran 2 x 5 x 25 cm sebanyak 24 buah contoh uji masing-masing 8 buah bagian pangkal, 8 buah bagian tengah dan 8 buah pada bagian ujung pohon yang dikeringkan di ruangan dan oven. Rancangan Acak Lengkap (RAL) yaitu Rancangan Acak Lengkap 3 x 4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai rata-rata kadar air di dalam oven cenderung semakin besar seiring dengan semakin naiknya posisi batang dalam kayu begitu pula di dalam ruangan. Dilihat dari kadar air kayu yang dikeringkan di dalam oven yaitu bagian pangkal sebesar 3,61 %, bagian tengah sebesar 3,77 % dan pada bagian ujung sebesar 5,20 %, maka persentase kadar air tersebut sangat baik digunakan untuk pembuatan alat-alat musik seperti gitar, biola dan lain-lain. Sedangkan kadar air kayu yang dikeringkan di ruangan yaitu bagian pangkal sebesar 17,32 %, bagian tengah sebesar 15,37 % dan bagian ujungĀ sebesar 16,65 %, maka rata-rata kadar air tersebut sangat baik digunakan untuk konstruksi bangunan seperti kusen jendela, rangka daun jendela dan penyekat ruangan (lumber sharing).