Raditya Pandet, Putu
Institut Seni Indonesia Denpasar

Published : 6 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 6 Documents
Search

“Ulam Asu”: Media Pergerakan Melawan Perdagangan Daging Anjing Di Bali Dalam Film Dokumenter Pandet, Putu Raditya; Arba Wirawan, I Komang; Lia Susanthi, Nyoman
Prabangkara : Jurnal Seni Rupa dan Desain Vol 22 No 1 (2018): Juni
Publisher : Institut Seni Indonesia Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1060.756 KB)

Abstract

Anjing merupakan bagian dari kehidupan masyarakat Bali, sebagai hewan peliharaan serta hewan penjaga rumah. Anjing dalam budaya masyarakat Bali juga digunakan sebagai caru (sarana persembahan saat upacara yadnya), yang memiliki fungsi sebagai sarana pembersihan areal upacara. Fenomena perdagangan daging anjing di Bali belakangan ini kian marak. Dalam data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan dikatakan bahwa daging anjing bukanlah kategori pangan karena tidak termasuk dalam kategori peternakan maupun kehutanan. Berdasarkan hal tersebut, penulis merasa perlu untuk membuka semua cerita terkait dengan perdagangan daging anjing di Bali dalam bentuk film dokumenter berjenis observasi partisipan sehingga nantinya dapat digunakan sebagai media pergerakan untuk melawan konsumsi daging anjing. Film dokumenter “Ulam Asu” memilih menggunakan metode observasi partisipan dengan genre investigasi karena penulis ingin penonton merasa memiliki kedekatan dengan filmmaker. Sehingga membuat dampak psikologis dan emosional yang didapat penonton menjadi lebih kuat. Penulis mengharapkan dampak yang beragam dapat dirasakan penonton sesuai dengan subjektivitas dan pengalaman dari setiap individu. Film ini mampu secara langsung maupun tidak langsung menjadi media pergerakan melawan perdagangan daging anjing di Bali. Secara langsung, film ini dapat dipergunakan oleh aktivis dan organisasi pecinta hewan untuk melakukan perlawanan terhadap perdagangan daging anjing di Bali. Secara tidak langsung, film ini memancing emosi dan imajinasi penonton untuk melakukan perlawanan terhadap perdagangan daging anjing di Bali. Penonton diajak untuk berpikir ulang tentang apa yang sedang terjadi di Bali saat ini terkait dengan isu perdagangan daging anjing dengan berpijak terhadap kearifan lokal budaya Bali.Dogs are part of the life of Balinese people, as pets as well as animals of house keepers. Dogs in Balinese culture are also used as caru (offerings during yadnya ceremonies), which has a function as a means of cleansing ceremonial area. The phenomenon of dog meat trade in Bali has recently become more widespread. In the data of the Directorate General of Animal Husbandry and Health said that dog meat is not a category of food because it is not included in the category of animal husbandry or forestry. Based on this, the writer felt the need to open all the stories related to the dog meat trade in Bali in the form of documentary type of participant observation so that later can be used as a medium of movement to fight the consumption of dog meat. The documentary film “Ulam Asu” chose to use participant observation methods with the investigative genre because the author wants the audience to feel closer to the filmmaker. So as to make the psychological and emotional impact for the audience gets stronger. The authors expect the diverse impact audience can feel in accordance with the subjectivity and experience of each individual. This film is able to directly or indirectly become a media movement against dog meat trade in Bali. Directly, the film can be used by animal activists and organizations to fight against the dog meat trade in Bali. Indirectly, this film provoked the emotions and imagination of the audience to fight against the dog meat trade in Bali. Spectators are invited to re-think about what is happening in Bali at this time related to the issue of dog meat trade based on local wisdom of Balinese culture.
PERUBAHAN MEDIA TRADISI LISAN BALI; KAJIAN TERHADAP PERKEMBANGAN SATUA BALI Dwiyani, Ni Kadek; Puriartha, I Kadek; Prabhawita, Gede Basuyoga; Pandet, I Putu Raditya
Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara Vol. 4 (2024): Prosiding Bali Dwipantara Waskita: Seminar Nasional Republik Seni Nusantara
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Penelitian ini merupakan kajian terhadap tradisi lisan yang upakan bagian dari kebudayaan yang memegang perana penting dalam dalam penguatan identitas masyarakat yang memiliki fungsi dlam pewarisan pengetahuan antar generasi. Tradisi lisan merupakan sejumlah praktik budaya lisan berupa cerita rakyat, dongeng, nyanyian, puisi lisan, mitos, peribahasa, pantun, upacara dan ritual lisan, cerita sejarah lisan, tarian dan teater. Perkembangan tradisi lisan, salah stunya Satua Bali sebagai bagian dari cerita rakyat menjadi aspek yang harus menjadi perhatian dari semua pihak terkait karena memiliki nilai budaya, historis dan atau sosial yang tinggi yang mengandung sejarah, nilai moral dan pengetahuan tradisional. Seiring dengan perkembangan jaman, sistem pewarisan Satua Bali yang dilakukan secara lisan saat ini menjadi sesuatu hal konvensional dan dianggap tidak memiliki daya tarik untuk diketahui dan diwariskan kepada generasi muda. Hal ini tentunya menjadi tantangan besar bagi kita semua untuk memikirkan inovasi dalam memperkenalkan dan melestarikan tradisi lisan yang hidup dan berkembang dalam bingkai kebudayan di Indonesia. Tujuan penelitian adalah untuk memberikan kontribusi dalam penguatan Satua Bali sebagai salah satu identitas budaya Bali sehingga keberadaannya dapat dilestarikan secara turun temurun antar generasi. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif yang dielaborasikan dengan teori Tradisi Lisan dan Sejarah Media untuk mengungkap secara spesifik perkembangan alih wahana media Satua Bali saat ini. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat beberapa hal yang mempengaruhi perkembangan Satua Bali di Bali sehingga memberikan dampak dalam upaya penguatan dan pelestarian tradisi lisan, khususnya yang terjadi di Bali.
Visualisasi Kolonialisme Dalam Film Bumi Manusia Raditya Pandet, Putu
Proceeding Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference Vol. 5 (2025): Proceedings Bali-Bhuwana Waskita: Global Art Creativity Conference
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Bali

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31091/bbwp.v5i1.634

Abstract

Film Bumi Manusia (2019) merupakan film yang diangkat dari novel berjudul sama karya Pramoedya Ananta Toer. Visualisasi film ini menggambarkan kenyataan sosial dan sejarah kolonial di Hindia Belanda. Teori mise-en-scene digunakan untuk menganalisis elemen-elemen visual di setiap frame. Penelitian ini menerapkan metode deskriptif kualitatif dengan analisis semiotik terhadap momen-momen penting dalam film. Elemen mise-en-scene digunakan dengan baik untuk mendukung narasi dan karakterisasi, seperti pemanfaatan pencahayaan alami untuk menciptakan suasana realisme sejarah, serta pengaturan ruang dan properti yang mencerminkan ketidaksetaraan sosial antara pribumi dan kolonial. Penggunaan long shot dan wide-angle shot yang konsisten menegaskan kesan ruang serta dominasi kekuasaan kolonial, sedangkan pencahayaan naturalistik dan warna hangat menciptakan nuansa nostalgia dan ironi terhadap era penjajahan. Selain itu, pergerakan kamera yang lembut dalam momen-momen emosional juga memperkuat karakter utama, Minke, sebagai lambang perlawanan intelektual. Film ini mengungkapkan bahwa mise-en-scene bisa menjadi alat interpretasi yang signifikan dalam memahami ideologi dan konteks sejarah melalui visual.
DOKUMENTER EKSPOSITORI “RESONANCE OF CHANGE” Nanda, Putu Arya Dhamma; Dwiyani, Ni Kadek; Pandet, Putu Raditya
CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Calaccitra Agustus 2025
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

The production of the short documentary film Resonance of Change was created to observe the process of social adaptation of individuals in facing new environments. This film explored the changes in individual attitudes before and after adapting to their new surroundings, highlighting how social and cultural factors influenced their attitudes and identities. The documentary aimed to provide an in-depth insight into the dynamics of adaptation, focusing on the social, cultural, and emotional aspects involved in the process. With an expository approach, the narrative was presented in an informative and objective manner through interviews and direct observations, encouraging the audience's understanding of social attitude changes as a form of adaptation in daily life. The creation of this work involved partners and institutions to ensure the project had lasting benefits. This documentary project was chosen because it presented the story and information in an engaging format—film. It was also selected after extensive research, which concluded that the topic being addressed was very important and should be shared with the public in an interesting way.
PENERAPAN GAYA PENYUTRADARAAN HITCHCOCKIAN DALAM FILM PENDEK THRILLER UNPAID SOULS Diputra, Komang Purna; Payuyasa, I Nyoman; Pandet, Putu Raditya
CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Calaccitra Agustus 2025
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

With digital money, e-wallets, and online platforms, gambling has become increasingly accessible to teenagers, leading to conflicts like fights, theft, and even murder, often driven by debt and verbal abuse. Film, as a visual narrative medium, effectively highlights these issues. The author presents a thriller short film about a gambler facing significant loss, directed in Hitchcock’s suspenseful style, known for its psychological depth and innovative cinematography. This film critiques the negative impacts of gambling by combining narrative, symbolism, and visuals to deliver a socially relevant message, emphasizing the dangers of gambling and its profound consequences.
PENERAPAN TEKNIK KAMERA HANDHELD UNTUK MENINGKATKAN UNSUR DRAMATIK DALAM FILM PENDEK UNPAID SOULS Diputra, Komang Purna; Payuyasa, I Nyoman; Pandet, Putu Raditya
CALACCITRA: JURNAL FILM DAN TELEVISI Vol. 5 No. 1 (2025): Jurnal Calaccitra Agustus 2025
Publisher : UPT Pusat Penerbitan LP2MPP ISI Denpasar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Unpaid Souls is a thriller short film that emphasizes a dramatic and suspenseful atmosphere. The story follows a group of gamblers struggling to survive in a game of death. The shooting not only focuses on angles and lighting, but also uses handheld techniques to give the impression of flexibility and free movement following the storyline. This technique creates an intimate and emotional atmosphere, making the audience feel the moment more deeply. This study aims to explore the effectiveness of using handheld in building emotional atmosphere and character connection with the audience. The results show that handheld emphasizes emotional instability and strengthens the audience's immersion, especially in conflict scenes or emotional moments.