Program beasiswa harusnya menjadi salah satu daya tarik bagi masyarakat untuk dapat mengakses pendidikan yang berkualitas. Universitas paramadina memiliki program beasiswa paramadina fellowship (PF) yang diperuntukan untuk para pelajar berprestasi meningkatkan kualitas pendidikan di universitas paramadina. Sejak tahun 2023 kuota beasiswa paramadina fellowship mengalami hambatan tidak terpenuhinya kuota sebanyak 30 penerima beasiswa, sehingga penelitian berfokus untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan strategi komunikasi, serta tantangan atau hambatan yang dihadapi oleh tim direktorat kerjasama, pemasaran dan hubungan alumni (DKP) dalam usahanya untuk memenuhi kuota penerima beasiswa PF. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori strategi komunikasi dan komunikasi model berlo (smcr), dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan metodologi studi kasus, studi kasus melalui wawancara mendalam sebagai metode utama pengumpulan data dan data sekunder melalui observasi langsung, buku, referensi. Data disajikan dengan uraian-uraian berdasarkan informasi yang didapatkan. Hasil penelitian menunjukan bahwa, hambatan tim DKP dalam melakukan sosialisasi program beasiswa PF terdapat pada metode penyebaran pesan dan kata kunci pesan yang disampaikan. Kata kunci fellowship masih disalah artikan oleh masyarakat, arti kata fellowship dianggap berbeda dengan arti kata beasiswa, sehingga membuat masyarakat kurang tertarik untuk mendaftar program PF. Metode penyebaran pesan yang digunakan belum maksimal, selain memanfaatkan media website dan instagram, tim DKP akan melakukan sosialisasi secara tatap muka langsung bekerjasama dengan direktorat lain yang juga memiliki program beasiswa. Hambatan-hambatan komunikasi tersebut, menyebabkan tidak terpenuhinya kuota penerimaan mahasiswa baru program PF di tahun 2024.