Dalam konteks sosial yang terus berkembang, pernikahan sering dianggap menakutkan oleh generasi muda, terutama di kalangan mahasiswa yang berada di usia produktif untuk menikah. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganalisis persepsi mahasiswa muslim generasi z di kampus perguruan tinggi di kota Bandung terkait isu "marriage is scary". Dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif, data yang dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan informan yang dipilih menggunakan teknik purposive sampling, kemudian dianalisis. Indikator yang dianalisis dalam penelitian ini mencakup persepsi mahasiswa terhadap pernikahan, dinamika peran gender, risiko konflik dan kekerasan dalam rumah tangga, stigma sosial, kesulitan mencari pasangan yang sesuai, dan kebutuhan akan pendidikan pra-nikah. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tematik untuk mengidentifikasi dan mengelompokkan tema-tema utama dari data wawancara, serta analisis naratif untuk memahami bagaimana pengalaman pribadi mahasiswa terkait dengan pernikahan membentuk persepsi mereka. Temuan dari penelitian ini memberikan rekomendasi untuk pengembangan program pendidikan pra-nikah yang lebih relevan dan aplikatif dalam konteks kehidupan mahasiswa muslim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berbagai faktor berkontribusi pada ketakutan akan pernikahan, seperti dinamika peran gender, risiko konflik dan kekerasan dalam rumah tangga, serta pengaruh lingkungan sosial. Selain itu, faktor berkontribusi pada ketakutan akan pernikahan adalah adanya stigma sosial dan sulitnya mencari pasangan yang sesuai. Penelitian ini menekankan pentingnya pendidikan pra-nikah dalam membekali generasi muda dengan pengetahuan dan kesiapan yang diperlukan untuk menghadapi tantangan pernikahan.