Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

KONSEP KEWARISAN BEDA AGAMA DALAM AL-QUR’AN DAN HADIS TEKS DAN KONTEKS Desembri, Desembri; Arsal, Arsal
Jurnal AL-AHKAM Vol 15, No 1 (2024)
Publisher : UIN Imam Bonjol Padang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.15548/alahkam.v15i1.7845

Abstract

Abstrak Artikel ini menggali kompleksitas pewarisan harta dalam konteks meningkatnya keberagaman dan pluralitas budaya, seiring pertumbuhan penduduk yang tinggi. Masyarakat yang heterogen dari sudut pandang suku, agama, dan ras menjadi kenyataan tak terhindarkan, memperumit konsep pewarisan harta, terutama ketika melibatkan individu dari latar belakang agama yang berbeda. Implikasi mendalam terkait pewarisan harta muncul karena keberagaman agama yang terasa dalam keseharian, khususnya di kalangan umat Islam yang menganggap Al-Qur'an dan Hadis sebagai landasan utama dalam pemahaman dan implementasi prinsip-prinsip pewarisan. Artikel ini juga mencermati kemungkinan munculnya anggota keluarga dengan keyakinan yang berbeda, terutama dalam konteks muslim Indonesia pasca-Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2023. Dalam mengatasi kompleksitas ini, Islam sebagai panduan utama menghadirkan tantangan ketika hidup berdampingan dengan individu yang menganut keyakinan agama yang berbeda. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kebutuhan untuk memahami konsep pewarisan beda agama secara holistik, melibatkan kajian Al-Qur'an dan Hadis, serta konteks saat wahyu diterima. Dengan menganalisis teks dan konteks, artikel ini berusaha memberikan pemahaman yang kaya tentang nilai-nilai dalam konsep pewarisan Islam, dengan harapan dapat memberikan kontribusi positif terhadap harmoni dan keadilan di tengah masyarakat multireligius. Kata kunci : kewarisan, beda agama, teks dan konteks
CUSTOMARY SANCTIONS FOR NON-PRAYING INDIVIDUALS IN LIMA PULUH KOTA: A SADD AL-DZARIAH PERSPECTIVE ON STRENGTHENING SOCIAL NORMS Desembri, Desembri; Busyro, Busyro; Ikhwan, Ikhwan
Al Ushuliy: Jurnal Mahasiswa Syariah dan Hukum Vol 3, No 2 (2024)
Publisher : UIN Mahmud Yunus Batusangkar

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.31958/alushuliy.v3i2.13034

Abstract

This article examines the implementation and impact of social sanctions imposed on deceased individuals who did not perform prayers in Nagari Andaleh, Lima Puluh Kota Regency. In Islam, performing funeral prayers is a collective obligation for Muslims. However, in Nagari Andaleh, a unique policy is practiced: funeral prayers are withheld for those who never observed daily prayers during their lives. This practice is rooted in the local interpretation of Islamic teachings. Using the Sadd al-Dzariah approach, this study explores how these sanctions influence religious awareness and social cohesion within the community. Employing an ethnographic research method, the study integrates field observations, in-depth interviews, documentation, and juridical and sociological analyses. The findings reveal that these sanctions act as both informal law enforcement and a strategic effort to reinforce religious values and collective consciousness. The article provides an in-depth analysis of the social, psychological, and spiritual implications of this policy, offering valuable insights into the evolving interplay between religion, culture, and community identity in Nagari Andaleh. This study not only highlights the local community's innovative approach to addressing religious obligations but also sheds light on its broader impact on shaping behavior and sustaining religious norms.