Budaya keselamatan yang baik dapat memperkecil insiden yang berhubungan dengan keselamatan pasien. Penelitian Harvard School of Public Health (HSPH) (2011) menyebutkan bahwa dari seluruh dunia 43 juta orang dirugikan setiap tahun akibat perawatan yang tidak aman. Sekitar 70% dari pasien yang mengalami kesalahan medis menderita cacat ringan atau sementara, 7% pasien cacat permanen dan 13,6% kasus berakibat fatal (Collinson, Throne, Dee, MacIntyre, & Pidgeon,2013). Budaya keselamatan pasien ini terkait dengan motivasi pelaporan kejadian keselamatan pasien yang dilaksanakan dengan penuh kejujuran dan tanpa budaya menyalahkan (blame free culture. Tujuan penelitian ini sebagai sarana untuk mengukur, menilai, serta mengevaluasi pelaksanaan Budaya Keselamatan Pasien yang berdampak terhadap mutu pelayanan di Rumah Sakit Islam Jombang.Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskripsi dengan menjelaskan fenomena sesuai tujuan penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2019 dengan subjek penelitian ini adalah 178 staf Rumah Sakit Islam. Instrumen penelitian ini adalah angket. Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya keselamatan RS Islam Jombang kuat, dengan indicator budaya keselamatan pasien untuk kerjasama dalam kategori kuat, pesepsistaf di kategori kuat, komunikasi di kategori lemah, dukungan manajemen kategori lemah, respon tidak menghukum kategorilemah, dan pelaporan kategori kurang. Oleh karena itu perlu adanya perbaikan budaya keselamatan dengan upaya yang komprehensifdan terstrukturguna meningkatkan keselamatan pasien.