Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Pengaruh Tingkat Pendidikan Dan Peran Orangtua Dalam Menurunkan Stressor Hospitalisasi Pada Pasien Anak Di Rs Mayapada Tangerang Tahun 2020 Puspita Ayu Marhaeni; Yuni Susilowati; Zahra Maulidia Septimar
Jurnal Health Sains Vol. 1 No. 3 (2020): jurnal health sains
Publisher : Syntax Corporation Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.46799/jhs.v1i3.29

Abstract

Hospitalisasi adalah keadaan kritis yang terjadi pada anak-anak saat mereka sedang menjalani perawatan di rumah sakit, sehingga mereka harus menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah sakit, peralatan medis, dan prosedur medis yang menakutkan bagi anak-anak. Dampak dari hospitalisasi ini memberikan beragam reaksi pada anak dari tahap protes hingga menolak. Penurunan stressor hospitalisasi akan memberikan dampak yang baik untuk proses penyembuhan pada anak. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh tingkat pendidikan dan peran orangtua dalam menurukan stressor hospitalisasi pada pasien anak di RS Mayapada Tangerang tahun 2020. Metode : Penelitian ini menggunakan model penelitian causative dengan pendekatan corss sectional. Penelitian ini dilakukan di RS Mayapada Tangerang dengan jumlah sampel sejumlah 133 responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara non probability sampling yaitu teknik purposive sampling. Instrument penelitian menggunakan lembar kuesioner dengan uji chi-square .Diskusi : Hasil penelitian ini menunjukan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan serta peran orangtua dalam menurunkan stressor hospitalilasi pada anak. Penelitian ini dapat digunakan RS Mayapada Tangerang agar melibatkan orangtua dalam memberikan asuhan kepada anak selama dirawat di rumah sakit.
Hubungan Persepsi Masyarakat Tentang Vaksinasi Booster Covid-19 Terhadap Tingkat Kecemasan Pre-Vaksinasi Booster 2 Di RW 007 Kutabaru Amanda Putri; Solihati; Zahra Maulidia Septimar
Gudang Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 1 No. 1 (2023): GJIK - AGUSTUS s/d JANUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Latar belakang : Persepsi adalah salah satu aspek psikologis terpenting bagi manusia, karena mereka bereaksi terhadap berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi masyarakat terhadap vaksinasi dapat mempengaruhi kecemasan dan partisipasi mereka dalam melakukan vaksinasi. Salah satu sumber kecemasan masyarakat terhadap vaksin COVID-19 adalah keamanan dan efektivitas vaksinasi, efek samping vaksin, kesalahpahaman kebutuhan akan vaksinasi, kurangnya kepercayaan pada sistem kesehatan, dan juga kurangnya informasi tentang penyakit COVID-19 yang dapat dicegah dengan vaksin. Tujuan : penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan persepsi masyarakat tentang vaksinasi booster covid-19 terhadap tingkat kecemasan pre-vaksinasi booster 2 di rw 007 kutabaru. Metode : penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan teknik probability sampling dengan cara simple random sampling. Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat dewasa rw 007 Kutabaru Kab. Tangerang yang berjumlah 155 responden. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji chi-square. Hasil : hasil dari pengolahan data responden menggunkan chi-square menunjukkan Terdapat hubungan yang signifikan antara persepsi kerentanan (p-value 0,000), persepsi keseriusan (p-value 0,006), persepsi manfaat (p-value 0,000), persepsi hambatan (p-value 0,000), isyarat untuk bertindak (p-value 0,000) dengan tingkat kecemasan pada masyarakat di RW 007 Kutabaru. Kesimpulan : hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara persepsi dengan tingkat kecemasan karena kecemasan saat mengikuti vaksinasi covid-19 dapat terjadi karena munculnya pikiran-pikiran yang ragu mengenai vaksin, dalam hal ini munculnya persepsi negatif terhadap vaksin dapat menimbulkan stress dan cemas. Sebaliknya, dengan terbentuknya persepsi yang positif terhadap vaksin akan mengurangi kemungkinan terjadinya kecemasan pada individu dalam mengikuti vaksinasi covid-19.
Hubungan Life Style Dengan Kejadian Hipertensi Pada Dewasa Pertengahan (45-54 Tahun) Kurnia; Sayuti; Zahra Maulidia Septimar
Gudang Jurnal Ilmu Kesehatan Vol. 2 No. 2 (2024): GJIK - AGUSTUS s/d JANUARI
Publisher : PT. Gudang Pustaka Cendekia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.59435/gjik.v2i2.842

Abstract

Latar Belakang: Hipertensi adalah suatu kondisi dimana jantung harus bekerja lebih keras dan memicu meningkatnya tekanan darah. Seseorang dikatakan mengalami hipertensi apabila sistolik berada pada ˃140 mmHg atau lebih dan diastolik berada pada ˃90 mmHg. Life style merupakan salah satu faktor penting yang mempengaruhi terjadinya hipertensi. Pada usia dewasa pertengahan 45-54 tahun, merupakan faktor resiko utama terjadinya hipertensi, karena kemampuan dan mekanisme tubuh meningkat dan menurun secara perlahan seiring dengan bertambahnya usia. Tujuan: Penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan life style dengan kejadian hipertensi pada dewasa pertengahan (45-54 tahun). Desain penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yang bersifat korelasional, dengan menggunakan pendekatan cross sectional. Teknik sampel: Penelitian ini menggunakan total sampling pada masyarakat usia (45-54 tahun) yang menderita hipertensi dengan jumlah sampel 110 orang. Analisa data: yang digunakan adalah chi-square. Hasil: life style pada dewasa pertengahan (45-54 tahun) kategori Baik sebanyak 53 responden (48,2%) dan Kurang Baik sebanyak 57 responden (51,8%). Sedangkan Kejadian hipertensi pada dewasa pertengahan (45-54 tahun) mayoritas masyarakat mengalami kejadian hipertensi stadium 1 yaitu pada 43 responden (39,1%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan life style dengan kejadian hipertensi pada dewasa pertengahan (45-54 tahun) pada uji Chi squre dengan nilai P-value 0,001. Kesimpulan: bahwa terdapat hubungan life style dengan kejadian hipertensi pada dewasa pertengahan (45-54 tahun).