Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

ANALISIS SEMIOTIKA DALAM MEMAHAMI MAKNA KESETARAAN GENDER PADA FILM SELESAI Hakim, Taufiq; Suriani, Julis; Maharani, Reizki
Jurnal Riset Mahasiswa Dakwah dan Komunikasi Vol 6, No 2 (2024)
Publisher : Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.24014/jrmdk.v6i2.31115

Abstract

Film dapat didefinisikan sebagai bentuk media komunikasi massa modern yang berperan sebagai sarana informasi dan hiburan, serta memiliki kemampuan untuk menyampaikan pesan-pesan yang beragam kepada penonton. Film kerap kali mencerminkan berbagai fenomena masyarakat, menyajikan pesan kehidupan yang terinspirasi oleh peristiwa-peristiwa actual. Salah satu persoalan nya yaitu representasi feminisme dalam film dan juga produk media lainya yang sampai saat ini banyak diperdebatkan adalah persoalan diskriminasi gender. Diskriminasi merujuk pada segala bentuk pembatasan, pelecehan, atau pengucilan yang timbul dari perbedaan manusia, baik secara langsung maupun tidak langsung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis semiotika Roland barthes dalam memahami Makna Kesetaraan Gender pada film Selesai. Dalam penelitian ini, metode kualitatif diterapkan dengan menggunakan pendekatan deskriptif, menggunakan teori semiotika rolland barthesĀ  dengan memakai tiga petanda yaitu denotasi, konotasi dan mitos. Hasil penelitian ini terdapat adanya ketidakadilan gender yang terjadi didalam sebuah rumah tangga dimana pekerjaan rumah lebih di beratkan kepada perempuan. Bukan hanya itu akan tetapi terdapat juga hak dan kekuasaan yang tidak setara yang di atur penuh oleh laki laki dari pada perempuan.
The Dimension of Sufi on the Kiai Sholeh Darat Tahara (Cleanliness) Ritual and Its Implication to Moderation in Islam Hakim, Taufiq
SHAHIH: Journal of Islamicate Multidisciplinary Vol. 4 No. 2 (2019)
Publisher : Universitas Islam Negeri Raden Mas Said Surakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.22515/shahih.v4i2.1920

Abstract

This paper explains the sufistic dimension in rituals of purity well known as Tahara, namely when performing ablution and taking a Junub Washed. Kiai Sholeh Darat's pegon reading is titled Lathaif at-Thoroh wa Asrari al-Shalat. The book was written at the end of the 19th century. Through careful reading, translation of weaknesses, discussing the context of the text, and actualizing it with current conditions, an understanding of Sufistic explanations that integrates fiqh and Sufism in da'wah for the sake of an endeavor and a way of understanding a friendly and moderate Islam for Javanese society. Such patterns should be preserved so that Islam continues to be a religion of love and foster a moderate understanding of Islam for the community.
Manuscript Review: BABAD GEDHONGAN; CERITA JAWA YANG DISEMBUNYIKAN Hakim, Taufiq
The International Journal of Pegon : Islam Nusantara civilization Vol 1 No 01 (2018): Islam Nusantara Civilizaton
Publisher : INC- Islam Nusantara Center

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (1131.822 KB) | DOI: 10.51925/inc.v1i01.10

Abstract

Babad Gedhongan namanya. Informasi yang tercantum dalam bagian awal, naskah ini digubah atau disalin dengan hati-hati oleh penyalinnya. Sayangnya belum diketahui nama penyalin. Hanya tertera waktu penyalinan naskah dan manggala (pengantar puji-pujian atau persembahan karya). Tertera dalam bait pertama Pupuh I, naskah ini disalin pada bulan ketujuh, wuku Maktal, hari Kamis pada tanggal 5 Safar tahun 1845. Belum dapat dipastikan penulisan tahun tersebut berbentuk penanggalan Syamsiyah dan Qomariyah. Konversi penanggalan naskah pasca periode Sultan Agung sejauh pengetahuan saya belum pernah dilakukan. Dengan demikian, jika penanggalan dalam Babad Gedhongan merupakan tahun Qomariyah, maka naskah ini digubah pada periode pujangga terakhir Kraton Surakarta pada masa Aryo Mangkunegara IV masih hidup, atau penghujung abad ke-19. Informasi yang cukup mencengangkan terdapat pada pupuh selanjutnya. Babad Gedhongan disebut sebagai kitab rahasia, kisahnya disembunyikan oleh para pujangga zaman dulu lantaran kekejaman rajanya. Nama penyalinnya pun disamarkan. Menurut informasi yang terdapat dalam prolog, Babad Gedhongan merupakan intisari dari rahasia sejarah Jawa sejak jaman Majapahit hingga Surakarta. Si Penggubah juga menyatakan bahwa naskah ini menceritakan kisah secara apa adanya, dan merupakan kisah yang tidak terdapat di dalam Babad Jawa, serta yang dikehendaki oleh raja pertama di Surakarta.