Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Transaksi Jual Beli Produk Grabfood Dalam Perspektif Maqashid Al- Shari’ah di Kabupaten Banyuwangi suharlina, siti
At-Turost : Journal of Islamic Studies Vol 7 No 1 (2020): Februari 2020
Publisher : STAI Nurul Huda Kapongan Situbondo

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.52491/at.v7i1.37

Abstract

GrabFood, ialah menggunakan akad al-murabahah li al-amribi ash-shira’, yaitu jual beli murabahah yang dilakukan setelah ada pesanan dari pemesan yang mengajukan pembelian secara murabahah. Bentuk murabahah ini melibatkan tiha pihak, yaitu pemesan pembelian (konsumen), pembeli (driver Grab) dan penjual (merchant).Maka dari itu tujuan penulisan artikel ini mengkaji transaksi jual beli produk grabfood dalam perspektif maqashid Al-Shari’ah. Metode yang digunakan pada penelitian ini ialah kualitatif yang bertempatan di kabupaten Banyuwangi. Hasil menunjukkan, jika dikaji maqashid al-shari’ah yang ada dalam transaksi ini adalah tingkatan Tahsiniyah. Bentuk kemaslahatan yang ada pada grabfood adalah makanan halal, adanya keamanan (terhindar dari penipuan), dan transaksi yang dilakukan jelas. Sedangkan pada sistem pembayaran menggunakan OVO, kesesuaian OVO dengan prinsip maqashid al- shari’ah dalam menjaga harta pada tingkatan hajiyat dapat memperhatikan keamanan, kehalalan, dan tabzir (pemborosan). Selain itu, OVO memiliki keunggulan dalam mendatangkan kemaslahatan, diantaranya, transaksi pembayaran dilakukan dimuka, transaksi lebih mudah karena dilakukan secara online, serta efisien.
Analisis Akad Nikah Virtual: Perspektif Syariat dan Realita Sosial Ramadhoni; Suharlina, Siti; Suryantoro, Dwi Dasa
As-Syar i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga  Vol. 7 No. 4 (2025): As-Syar’i: Jurnal Bimbingan & Konseling Keluarga
Publisher : Institut Agama Islam Nasional Laa Roiba Bogor

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.47467/as.v7i4.9720

Abstract

Technological developments have brought about various forms of adaptation in the daily lives of Muslims, one of which is the implementation of virtual marriage. In special circumstances, such as during a pandemic or due to significant geographical distances, online marriage ceremonies have emerged as a practical and appropriate solution. This study aims to analyse the compatibility of virtual marriage ceremonies with Sharia principles, while also examining the social response to such practices. This study addresses two main issues: whether the conditions and pillars of marriage in Islam can be fulfilled in a virtual marriage ceremony, and the Sharia perspective on its validity. This study uses a qualitative-critical approach based on social hermeneutics to examine the meaning of virtual marriage ceremonies in modern society. Data was collected from classical fiqh sources, contemporary fatwas, as well as news and documentation of virtual marriage practices. A virtual marriage contract is deemed valid as long as the pillars and conditions, such as the bride and groom, guardian, witnesses, and the exchange of consent, are fulfilled. As long as communication is clear and smooth, and the principles of marriage are upheld, the contract remains legally valid under Islamic law even without direct face-to-face interaction. Scholars differ in their opinions: the Shafi’i, Maliki, and Hanbali schools reject virtual contracts because the physical presence of the parties (ittihad al-majelis) is not fulfilled, while the Hanafi school permits them if they occur in real-time. Technical problems can invalidate a contract according to most schools of thought. Although it is valid if the main conditions are met and communication is clear, caution is still required