Claim Missing Document
Check
Articles

Found 7 Documents
Search

Perbedaan Kapasitas Vital Paru Mahasiswa Laki-Laki Perokok dan Tidak Perokok di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang Tahun 2012 Husodo, Reyki Yudho; Irfannuddin, Irfannuddin; Tanzila, R.A
Syifa'Medika Vol 3, No 2 (2013): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v3i2.1431

Abstract

Rokok memiliki lebih dari 4000 substansi yang telah diidentifikasi, menyebabkan terhambatnyalaju pertumbuhan dan turunnya fungsi paru- paru bila dikonsumsi. Di lingkungan FakultasKedokteran Universitas Muhammadiyah Palembang (FK UMP) masih ada mahasiswa laki- lakiperokok. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan Kapasitas Vital Paru perokok dantidak perokok mahasiswa FK-UMP. Desain penelitian ini adalah observasional potong lintang.Didapatkan 60 sampel dari 75 populasi mahasiswa laki- laki FK UMP. Data diambil darikuesioner serta pemeriksaan spirometri. Hasil penelitian dibandingkan secara statistik dengan ujidua kelompok populasi independen. Hasil penelitian menunjukkan 23,3% mahasiswa merokokfilter dengan 50% mahasiswa merokok selama 5 tahun dengan 57,2% mahasiswa mengonsumsirokok sebanyak 6-10 batang/hari. 78,6% mahasiswa belum pernah berhenti merokok ? 1 tahun.Hasil uji dua kelompok populasi independen menunjukkan FEV1 p=0,457; FVC p=0,829;FEV1/FVC p=0,116; VC p=0,119 sehingga H0 diterima. Disimpulkan tidak ada perbedaan yangbermakna kelompok mahasiswa merokok dan tidak merokok. Untuk mengubah kebiasaan merokokyang dilakukan mahasiswa, tetap perlu diungkap fakta-fakta gambaran fungsi paru-paru padaperokok dan bukan perokok.
Gambaran Pengetahuan dan Sikap Siswa SMP Negeri 40 Palembang terhadap Rokok Muchtar, Ali; Tanzila, R.A; Ammah, Al Mashlahatul
Syifa'Medika Vol 2, No 2 (2012): syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v2i2.1440

Abstract

Lebih dari sepertiga (37,3%) siswa SMP di Indonesia adalah perokok. Kebiasaan perilaku merokok remaja dikaitkan pada pengetahuan dan cara merokok. Pengetahuan tentang merokok merupakan salah satu faktor yang berperan dalam menentukan cara pandang terhadap — merokok. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat pengetahuan dan cara siswa di SMP Negeri 40 Palembang terhadap rokok. Penelitian ini merupakan survei deskriptif dengan menggunakan data primer berupa kuesioner. Populasi penelitian ini 840 siswa di SMP Negeri 40 Palembang. Kemudian sampel diambil dengan menggunakan stratified random sampling. Sejumlah 270 responden. Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas responden tingkat pengetahuan terhadap merokok merupakan kategori sedang, yaitu 47%. Sementara, dalam kategori baik sebesar 19,6% dan pada kategori kurang sebesar 33,3%. Sementara itu, pada tes cara dari responden terhadap mayority merokok adalah pada kategori sangat positif, yaitu sebesar 86,7%, dalam kategori Positif sebesar 12,6%, sedangkan dalam kategori negatif sebesar 0,7%, tidak ditemukan responden berada pada kategori sangat negatif. Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan siswa di SMP Negeri 40 Palembang terhadap merokok adalah pada kategori sedang dan cara terhadap merokok merupakan pada kategori sangat positif.
Perbedaan Kapasitas Vital Paru dan Kapasitas Vital Paksa pada Atlet Renang dan Voli di Sekolah Olahraga Negeri Sriwijaya Palembang Tanzila, R.A
Syifa'Medika Vol 8, No 2 (2018): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v8i2.1351

Abstract

Olahraga yang dilakukan secara teratur khususnya pada atlet mampu meningkatkan fungsi paru karena terjadi adaptasi dari sistem sistem respirasi berupa peningkatan konsumsi oksigen. Olahraga renang merupakan salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam jenis tipe latihan fisik daya tahan, sedangkan voli merupakan salah satu cabang olahraga yang termasuk dalam jenis tipe latihan fisik kecepatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan kapasitas vital paru dan kapasitas vital paksa pada atlet renang dan voli di Sekolah Olahraga Negeri Sriwijaya Palembang. Jenis penelitian ini adalah deskriptif komparatif dengan menggunakan data primer dari pengukuran fungsi paru dengan kapasitas vital paru dan kapasitas vital paksa dengan menggunakan spirometri. Sampel penelitian diambil berdasarkan total sampel dan diperoleh sebanyak 40 sampel. Hasil penelitian menunjukkan nilai rerata kapasitas vital paru dan kapasitas vital paksa pada atlet renang sebesar 4,45 liter dan 4,31 liter, lebih tinggi dari nilai rerata kapasitas vital paru pada atlet voli sebesar 3,63 liter dan 3,50 liter. Hasil analisis statistic dengan uji T tidak berpasangan didapatkan nilai p = 0,010 dan p = 0,030. Sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan bermakna kapasitas vital paru dan kapasitas vital paksa pada atlet renang dan voli di Sekolah Olahraga Negeri Sriwijaya Palembang.
Analisis Atrofi Otot Akibat Bedrest Lama pada Pasien Stroke di RSUD Palembang Bari Tanzila, R.A; Irfannuddin, Irfannuddin
Syifa'Medika Vol 6, No 1 (2015): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v6i1.1379

Abstract

Penyakit stroke telah menjadi masalah kesehatan yang selain menyebabkan kematian juga merupakan penyebab utama kecacatan dan penyebab seseorang dirawat di rumah sakit dalam waktu lama. Keadaan imobilisasi pasca stroke dapat menyebabkan atrofi otot. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan bedrest lama pada pasien stroke dengan atrofi otot di RSUD Palembang BARI. Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional analitik potong lintang. Penelitian ini dilakukan di RSUD Palembang BARI. Pengambilan data dilakukan dengan metode total sampling dengan jumlah sampel sebesar 9 pasien. Data lingkar paha pasien diambil dengan menggunakan meteran elastis satuan cm dan diikuti selama kurang lebih 2 minggu. Data dianalisa dengan menggunakan uji t berpasangan. Hasil uji t berpasangan mendapatkan nilai p 0,13 untuk perbandingan pengukuran hari ke-1 dan hari ke-4 sehingga disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara lingkar paha hari ke-1 dan hari ke-4. Pengukuran hari ke-1 dan hari ke-8 mendapatkan nilai p 0,01 dan untuk perbandingan pengukuran hari ke-1 dan hari ke-12 mendapatkan nilai p 0,001, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara lingkar paha hari ke-1 dan hari ke-8 serta lingkar paha hari ke-1 dan hari ke-12. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka dapat disimpulkan terdapat hubungan antara bedsrest lama pada pasien stroke dengan atrofi otot.
Gambaran Antropometri Atlet Taekwondo di Palembang Mitayani, Mitayani; Tanzila, R.A
Syifa'Medika Vol 6, No 2 (2016): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v6i2.1386

Abstract

Antropometri adalah ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan pengukuran ukuran, berat, dan proporsi badan manusia. Proposi badan dapat diukur dengan berat badan, ukuran lingkar lengan atas, dan indeks massa tubuh (IMT). Hal ini penting untuk melihat perubahan proporsi tubuh yang disebabkan oleh massa lemak dan massa otot. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ukuran indeks massa tubuh, berat badan, dan lingkar lengan atas (LILA) atlet taekwondo di Palembang. Penelitian ini adalah studi deskriptif pada seluruh atlet taekwondo Palembang. Data diambil dengan pengukuran langsung pada 36 atlet taekwondo di KONI Palembang. Dari hasil penelitian didapatkan sebanyak 30 atlet (83,3 %) memiliki IMT normal, 1 atlet (2,8 %) memiliki IMT kurang, dan 5 atlet (13,9%) memiliki IMT lebih. Sebanyak 29 orang (80,6%) memiliki LILA normal, 1 orang (2,8%) memiliki LILA kurang dan 6 orang (16,7%) memiliki LILA lebih. Nilai rata-rata berat badan atlet pria taekwondo Palembang 52,3 ± 12,75 dan atlet perempuan 58,2 ± 14,4. Atlet taekwondo Palembang sebagian besar memiliki IMT dan LILA normal. Terdapat 30 dari 36 atlet yang diteliti memenuhi kriteria pertandingan taekwondo nasional.
Pengaruh Low Level Laser Therapy (LLLT) Terhadap C-Reactive Protein (CRP), Hitung Jenis dan Jumlah Leukosit pada Proses Pemulihan setelah Latihan Interval Intensitas Tinggi Tanzila, R.A
Syifa'Medika Vol 4, No 2 (2014): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v4i2.1407

Abstract

LASER (Light Amplification by Stimulated Emmission of Radiation) merupakan suatu alat yang memancarkan radiasi elektromagnetik, melalui proses pancaran koheren terstimulasi yang banyak digunakan di bidang kedokteran, karena terbukti aman dan efektif untuk terapi. LASER memiliki banyak manfaat diantaranya, untuk perbaikan sirkulasi, perbaikan jaringan dan anti inflamasi. Latihan fisik dengan intensitas tinggi, jika dilakukan terus menerus dapat menimbulkan kelelahan, kerusakan jaringan dan inflamasi. Berbagai penanda inflamasi yang dapat timbul pada proses pemulihan akibat latihan intensitas tinggi, diantaranya C-Reactive Protein (CRP), leukosit dan hitung jenis leukosit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Low Level Laser Therapy (LLLT) terhadap CRP, jumlah leukosit dan hitung jenis leukosit pada proses pemulihan setelah latihan interval intensitas tinggi. Jenis penelitian yang digunakan eksperimental kuasi dengan rancangan randomized pretest posttest group dan control dengan single blinded design. Sampel berjumlah 20 orang, yang dibagi menjadi 2 kelompok, masing-masing 10 orang. Semua sampel menjalani latihan interval intensitas tinggi selama 30 menit, kemudian pada kelompok LLLT akan dilanjutkan dengan pemberian LLLT jenis infra red selama 2000 detik. Dilakukan pengambilan darah sebelum dan sesudah perlakuan pada semua kelompok. Data yang didapat akan diolah dengan menggunakan uji T dependent dan T independent bila berdistribusi normal, atau uji Wilcoxon rank dan Mann Whitney bila tidak berdistribusi normal dengan derajat kemaknaan p<0,05. Pada penelitian ini didapatkan LLLT efektif mempengaruhi nilai CRP, jumlah leukosit (p=0,002), neutrofil (p=0,034), limfosit (p=0,015) dan monosit (p=0,005), serta tidak terdapat pengaruh LLLT terhadap eosinofil (p=0,393) dan basofil setelah latihan. Disimpulkan LLLT mempengaruhi CRP, jumlah leukosit, neutrofil, limfosit dan monosit setelah latihan interval intensitas tinggi.
Gambaran Tanda Kardinal Asfiksia Pada Kasus Kematian Gantung Diri di Departemen Forensik RSU Dr. Muhammad Hoesin Palembang Periode Tahun 2011-2012 Nasution, Indra Sakti; Tanzila, R.A; Irfanuddin, Irfanuddin
Syifa'Medika Vol 5, No 1 (2014): Syifa' MEDIKA: Jurnal Kedokteran dan Kesehatan
Publisher : Faculty of Medicine

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.32502/sm.v5i1.1425

Abstract

Penggantungan adalah salah satu penyebab kematian akibat asfiksia yang paling sering ditemukandalam kasus kedokteran forensik, umumnya urutan ke-3 sesudah kecelakaan lalu lintas dan traumamekanik. Penelitian tentang gantung diri di Indonesia juga masih sangat terbatas jumlahnya.Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan cross-sectional yang bertujuan untuk mengetahuitanda kardinal asfiksia yang ditemukan pada visum et repertum kasus gantung diri di DepartemenForensik RSUP dr.Muhammad Hoesin Palembang pada tahun 2011 – 2012. Kasus gantung diri padatahun 2011 terdapat 6 kasus dan 14 kasus pada tahun 2012. Dari 20 kasus gantung diri hanyaditemukan 11 hasil visum, 1 hasil visum pada tahun 2011 dan 10 hasil visum pada tahun 2012.Hasilpenelitian menunjukkan angka kejadian gantung diri lebih banyak ditemukan pada tahun 2012 (90,9%).Berdasarkan jenis kelamin, kejadian bunuh diri banyak terjadi pada laki-laki dibanding perempuanyaitu 7 kasus (63,6%). Berdasarkan kelompok umur, pelaku gantung diri banyak dilakukan padarentang umur 22-49 tahun sebanyak 6 kasus (54,5%). Tanda kardinal yang banyak ditemukan adalahsianosis (100,0%) dan kongesti (36,4%).