Claim Missing Document
Check
Articles

Found 4 Documents
Search

Narasi Visual Kematian Pada Ilustrasi Buku Cerita Rakyat Anak Indonesia Indrayati, Refita Ika; Setyawan, Pindi; Saidi, Acep Iwan
Jurnal Budaya Nusantara Vol 2 No 1 (2018): NUSANTARA & TEKNOLOGI
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol2.no1.a1713

Abstract

Folklore used as a tool to transfer life lesson from generation to generation. In the midst of modern children'sbooks that carry moral as a main theme, folklore must comes with a new adaptation to compete with other stories. Thisadaptation forced to change how sensitive theme must be delivered, such as death. This study aims to explore howIndonesian folklore books that narrated death in terms of images, texts, and relationships built between the twoelements. Using content analysis, this research takes an example of story containing subtheme as story line from fourprinted books of Indonesian children ’s folktales that published between 2015-2017.
PARADIGMA KECANTIKAN DALAM IKLAN PRODUK CITRA BEAUTY LOTION TAHUN 1994-2022 Tuwio, Namuri Migo; Indrayati, Refita Ika; Wijaya, Pande Gede Wisnu
VCoDe : Visual Communication Design Journal Volume 3, Nomor 1, Desember 2023
Publisher : Institut Seni Indonesia Padangpanjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/vcode.v3i1.3700

Abstract

Wacana kecantikan merupakan fenomena yang terus berkembang, dan selama ini direkonstruksi oleh budaya untuk selanjutnya diretorikakan oleh berbagai media salah satunya iklan. Sehingga Iklan dianggap sebagai media yang memberi kontribusi signifikan terhadap terbentuknya standart Kecantikan dalam sebuah masa. Secara khusus penelitian ini berusaha untuk menggali lebih dalam tentang fenomena kecantikan dengan cara menganalisis iklan Citra hand and body lotion sejak tahun 1994-2022. Empat iklan dijadikan sebagai obyek material yang dianalisis dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes dan psikoloanalisis Sigmund Freud. Semiotika digunakan untuk mengungkap definisi kecantikan yang tersembunyi dalam simbol-simbol visual pada adegan iklan Citra. Berbagai aspek ideologis, paradigma masyarakat yang berkembang pada saat itu menjadi hal menarik untuk digali guna mengungkap tanda yang mampu mengarahkan kita pada kesimpulan tertentu. Untuk memperkuat hal tersebut pendekatan psikoanalisis digunakan sebagai alat dalam memahami dampak iklan tersebut bagi pemenuhan psikologis khususnya wanita pada saat itu. Berdasarkan penelitian tersebut, terungkap bahwa pada iklan Citra yang tayang pada tahun 1994 definisi cantik dirumuskan berdasarkan ukuran wanita Jawa yang tertulis pada “Serat Centhini”. Sedangkan pada tahun 2004 wanita cantik adalah sosok yang putih, feminim, berpendidikan, dan berpikiran modern. Definisi cantik pada iklan tahun 2017 adalah sosok wanita yang memiliki kulit putih, langsing dan berpenampilan layaknya wanita Asia Timur. Pada tahun 2022 definisi cantik adalah wanita yang mengenal dan bangga akan identitasnya sebagai wanita Indonesia yang multi etnis dan berbudaya heterogen. Iklan Citra juga dapat dijadikan sebagai sarana bagi wanita dalam memenuhi kebutuhan eksistensialisme dan seksualitas.
Perancangan Permainan Edukasi untuk Pendidikan Kebencanaan bagi Anak oleh Relawan Muhammadiyah Disaster Management Center Lampung: Educational Game Design for Disaster Education for Children by Muhammadiyah Disaster Management Center Lampung Volunteers An Nur, Muhammad Hajid; Indrayati, Refita Ika; Rohman, Tefur Nur; Pustika, Reza
PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat Vol. 9 No. 11 (2024): PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian kepada Masyarakat
Publisher : Institute for Research and Community Services Universitas Muhammadiyah Palangkaraya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33084/pengabdianmu.v9i11.8124

Abstract

Indonesia is classified as a country vulnerable to natural disasters, including tsunamis. The information about pre-disaster knowledge and tsunami preparedness needs to be passed on to the public, especially children. Earthquakes and tsunamis can happen at any time and hit anyone, including children, so it's important to conduct disaster education in schools. But in the event of a disaster, schools in the area must be vacant and replaced by volunteers of hatred. So hatred volunteers like Muhammadiyah Disaster Management Center are the right institutions to give educational games for hatred education. The activities of dedication to this community are carried out in three stages: 1) Design and production of toys and educational games; 2) Design trials for partners; and 3) Analysis of the results of the SUS (System Usability Scale) of partners. The results of this activity are toy design and education games that are well designed and accepted by MDMC partners Lampung and have SUS scores quite good with design 2 (Category B, 74.8) and design 3 (Category B, 71.1). However, design 1 still has a score below the average standard and requires improvement before it can be used in the field as one of the alternative educational media for tsunami prevention.
Estetika Cinema Vertical Pada Film “Siklus” Karya Garin Nugroho Wijaya, Wisnu; Jaelani, Jejen; Indrayati, Refita Ika
GESTALT : JURNAL DESAIN KOMUNIKASI VISUAL Vol. 7 No. 1 (2025): Jurnal Gestalt : Desain Komunikasi Visual
Publisher : Program Studi Desain Komunikasi Visual. Fakultas Arsitektur dan Desain Jalan Raya Rungkut Madya, Gn.Anyar, Surabaya, Jawa Timur 60294

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.33005/gestalt.v7i1.432

Abstract

Seiring dengan pencapaian dan perkembangan karya berbasis videografi, dewasa ini mulai muncul karya-karya baru yang ditampilkan dengan format vertikal (skala 16:9) dan dikenal dengan istilah Sinema Vertikal (Cinema Vertical). Sama halnya dengan karya videografi konvensional yang disajikan dengan format horizontal (televisi, bioskop, layar monitor), sinema vertikal juga menampilkan pembabakan sebuah cerita yang dikemas dengan teknik sinematografi untuk menghasilkan kesan artistik bagi penonton. Meskipun demikian, secara teknik sinematografi, film dengan format vertikal memiliki perbedaan mendasar yakni perubahan gambar yang mengeliminasi ruang imajiner yang sebelumnya berada di sisi samping kiri dan kanan dipindahkan kebagian atas dan bawah. Kondisi tersebut memberikan tantangan kreatif bagi seorang sutradara untuk memaksimalkan ruang tersebut untuk menampilkan kesan estetik bagi penonton. Pengalaman estetik penonton ketika berhadapan dengan karya sinema yang ditampilkan dalam format vertikal, menjadi hal yang menarik untuk diungkap. Di balik banyaknya penelitian tentang aspek estetika pada karya film dengan format horizontal, menjadi sebuah kebaruan ketika mengungkap aspek estetik pada karya sinema vertikal. Pada penelitian ini, penulis menggunakan metode analisis deskriptif yang didukung melalui survei kepada responden yang memiliki pemahaman tentang konsep sinematografi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan teori Elemen Estetika Sinematografi (Aesthetic Elements of the Cinematographic) oleh Philip Cowan. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan fakta aspek warna, angle, dan pergerakan kamera sangat penting dalam menghasilkan pengalaman estetik ketika menciptakan sinema vertikal.