Claim Missing Document
Check
Articles

Found 25 Documents
Search

Pergeseran Bentuk Siluet Kostum Tari Jaipongan Tahun 1980-2010 Marlianti, Mira; Saidi, Acep Iwan; Destiarmand, Achmad Haldani
PANGGUNG Vol 27, No 1 (2017): Pergeseran Dimensi Estetik dalam Teknik, Pragmatik, Filsafat, dan Imagi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v27i1.233

Abstract

ABSTRACKThis article is aimed at identifying the shift in silhouette of Jaipongan costume from its first appearance (in 1980) until thirty years later (2010). The silhouette of Jaipongan costume keeps changing at present, and is believed to become trends followed by other costume designers in different areas. Since it has never been studied by other researchers, the study result is expected to be the reference for future studiesthat focus on Jaipongan. The approach used in this study is aesthetics of form. The result shows that the aesthetics shift in silhouette of Jaipongan costume took place because the designers hadopportunities and freedom to be more expressive in designing Jaipongan dance costumes appropriate to current trends of the era and of the show. The shifts includesilhouette of blouse that entirely appears in silhouette fited and silhouette of skirt from slim line to fit and flare line. While the silhoutte cutting has shifted from amphora silhouette, hourglass silhouette, redingote silhouette toextra redingote silhouette.Keywords: shift, silhouette, Jaipongan costume periode 1980-2010ABSTRAKTampilan kostum Jaipongan sejak awal kemunculannya hingga kini semakin bervariasi, sehingga memungkinkan terjadinya pergeseran dalam hal siluet kostumnya. Tulisan ini bertujuan mengidentifikasi pergeseran bentuk siluet kostum Jaipongan tahun 1980-2010 di wilayah Bandung. Persoalan ini penting dikaji karena kajian terhadap bentuk siluet kostum Jaipongan belum pernah dilakukan oleh peneliti lain dan kostum Jaipongan di Bandung disinyalir menjadi trend senter yang banyak ditiru para penata kostum di wilayah lainnya.Tahun 1980-2010 dipilih karena untuk melihat pergeseran bentuk siluet kostum Jaipongan dari awal kemunculannya hingga genap tiga puluh tahun keterkinian-nya yang masih terus berkembang hingga kini. Pendekatan yang digunakan untuk kepentingan tersebut adalah estetika. Hasil kajian menunjukkan bahwa pergeseran bentuk siluet kostum Jaipongan terjadi karena bermunculanya kreativitas-kreativitas baru yang lebih bebas dan lebih ekspresif dalam hal perancangan desain kostum tari Jaipongan, sebagai upaya menyeimbangan akan tuntutan jaman dan tuntutan pertunjukan. Pergeseran tersebut meliputi siluet kostum atasan yang seluruhnya tampil dalam silhouette fited, dan bentuk siluet kostum bawahan yang berawal dari slim line menjadi fit and flare line. Adapun potongan silhouette diawali amphora silhouette, hourglass silhouette, redingote silhouette, dan diakhiri ekstra redingote silhouette.Kata Kunci: pergeseran, bentuk siluet, kostum Jaipongan rentang tahun 1980-2010 
Representasi Identitas Melalui Komunikasi Visual Dalam Komunitas Virtual Palanta Urang Awak Minangkabau Franzia, Elda; Pialang, Yasraf Amir; Saidi, Acep Iwan
PANGGUNG Vol 25, No 4 (2015): Representasi, Transformasi, Identitas dan Tanda Dalam Karya Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v25i4.45

Abstract

ABSTRACTIn virtual community, identity represented through various form. A person as community member is appearing through profile picture and doing communication activity between members in virtual community. The communication held actively in verbal and visual communication form consists of message exchange and meaning through symbols that understand thoroughly based on culture and custom with certain characteristic differ to each ethnic groups. Palanta Urang Awak Minangkabau is one of the virtual communities in Facebook social network. As an active virtual community, the communication is ongoing intensely between members. Conversation and interac- tion are often beginning with image posting by member. This research is aim to explain the variety of visual communication form in this certain virtual community as part of virtual identity con- struction of Minangkabau ethnic group. The method is virtual observation and documentation, with semiotic method analysis in cultural studies approach. This research gave the understanding of image typology and cultural symbolism in Minangkabau culture, especially in the context of virtual community in Facebook.Keywords: identity, communication, visual, Minangkabau, Facebook ABSTRAKDalam komunitas virtual, identitas direpresentasikan melalui berbagai bentuk. Individu yang menjadi anggota komunitas dihadirkan melalui foto profil dan melakukan aktivitas komunikasi antar individu dalam ruang komunitas virtual tersebut. Komunikasi berlangsung secara aktif meliputi tukar menukar pesan dan pemaknaan secara verbal dan visual melalui simbol-simbol penandaan yang dipahami bersama, dengan berbasis budaya dan adat dengan karakteristik tertentu yang berbeda antara etnis satu dengan yang lain. Palanta Urang Awak Minangkabau merupakan salah satu komunitas virtual di jejaring sosial Facebook. Sebagai komunitas virtual yang aktif, komunikasi berlangsung secara intens antar anggotanya. Percakapan dan interaksi sering kali dimulai dengan gambar yang dipaparkan oleh anggota komunitas. Kajian ini bertujuan untuk memaparkan ragam bentuk dan cara penyampaian komunikasi visual di dalam komunitas virtual ini sebagai bagian dari konstruksi identitas virtual etnis Minangkabau. Metode yang digunakan adalah observasi dan dokumentasi virtual, melalui analisis semiotik dengan pendekatan cultural studies. Kajian ini memberi pemahaman terhadap tipologi gambar dan simbol-simbol budaya yang berlaku dalam adat Minangkabau, khususnya dalam konteks komunitas vir- tual di Facebook.Kata kunci: identitas, komunikasi, visual, Minangkabau, Facebook
Visualisasi dan Transformasi Kebertubuhan Dalam Film Animasi Planes (Ke Arah Pembentukan Mitos Baru) Saidi, Acep Iwan; Budiwaspada, Agung Eko
PANGGUNG Vol 25, No 4 (2015): Representasi, Transformasi, Identitas dan Tanda Dalam Karya Seni
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26742/panggung.v25i4.41

Abstract

ABSTRACTThis research is entitled “Visualization and Transformation of Embodiment in the Film of Planes Animation”. As an animation film, Planes is interesting because it is using inanimate objects, in this case the planes, as characters. This fact indicates that the character transformation is done by an animator, from the character of inanimate objects in to live character. By using the methods of structural and semiotic analysis, found that the transformation is done not only for personification (it is made as if the inanimate objects becomes alive). In the Planes, “the living things” not only exist in the mind as imagination, but it is exist out of the mind, as an autonomous reality. Based on that, Planes is the animation film which opens space for creating a new myth in the history of culture. Like the fable as a myth in the tradition of primary orality, Planes allows the formation of myth in digital oral tradition.Key Words: Transformation, visualization, embodiment, personification, metaphor, tradition, myth ABSTRAKPenelitian ini bertajuk “Visualisasi dan Transformasi Kebertubuhan dalam Film Animasi Planes”.Sebagai film animasi, Planes menarik karena menggunakan benda-benda mati, dalam hal ini pesawat, sebagai tokoh cerita. Fakta ini mengindikasikan dilakukannya transformasi karakte r ole h animator, yakni dari karakte r “yang mati” ke “yang hidup”.Dengan menggunakan metode analisis structural dan semiotik, ditemukan bahwa transformasi tersebut dilakukan melampaui sarana retorika personifikasi (membuatseolah- olah yang mati menjadi hidup).Di dalam Planes, “yang hidup” itu tidak berada di dalam pikiran dan imajinasi apresiator sebagai yang seolah-olah, melainkan hadir di luar pikiran, berdiri sendiri sebagai realita sotonom. Berdasarkan hal itu, Planes merupakan film animasi yang membuka ruang bagi terciptanya mitos baru dalam sejarah cerita. Jika fable merupakan mitos dalam tradisi kelisanan primer, Planes memungkinkan terbentuknya mitos dalam tradisi lisan digital.Kata kunci: transformasi, visualisasi, kebertubuhan, personifikasi, metafora, tradisi, mitos.
Pergeseran Bentuk Siluet Kostum Tari Jaipongan Tahun 1980-2010 Marlianti, Mira; Saidi, Acep Iwan; Destiarmand, Achmad Haldani
PANGGUNG Vol 27, No 1 (2017): Pergeseran Dimensi Estetik dalam Teknik, Pragmatik, Filsafat, dan Imagi
Publisher : LP2M ISBI Bandung

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (777.283 KB) | DOI: 10.26742/panggung.v27i1.233

Abstract

ABSTRACKThis article is aimed at identifying the shift in silhouette of Jaipongan costume from its first appearance (in 1980) until thirty years later (2010). The silhouette of Jaipongan costume keeps changing at present, and is believed to become trends followed by other costume designers in different areas. Since it has never been studied by other researchers, the study result is expected to be the reference for future studiesthat focus on Jaipongan. The approach used in this study is aesthetics of form. The result shows that the aesthetics shift in silhouette of Jaipongan costume took place because the designers hadopportunities and freedom to be more expressive in designing Jaipongan dance costumes appropriate to current trends of the era and of the show. The shifts includesilhouette of blouse that entirely appears in silhouette fited and silhouette of skirt from slim line to fit and flare line. While the silhoutte cutting has shifted from amphora silhouette, hourglass silhouette, redingote silhouette toextra redingote silhouette.Keywords: shift, silhouette, Jaipongan costume periode 1980-2010ABSTRAKTampilan kostum Jaipongan sejak awal kemunculannya hingga kini semakin bervariasi, sehingga memungkinkan terjadinya pergeseran dalam hal siluet kostumnya. Tulisan ini bertujuan mengidentifikasi pergeseran bentuk siluet kostum Jaipongan tahun 1980-2010 di wilayah Bandung. Persoalan ini penting dikaji karena kajian terhadap bentuk siluet kostum Jaipongan belum pernah dilakukan oleh peneliti lain dan kostum Jaipongan di Bandung disinyalir menjadi trend senter yang banyak ditiru para penata kostum di wilayah lainnya.Tahun 1980-2010 dipilih karena untuk melihat pergeseran bentuk siluet kostum Jaipongan dari awal kemunculannya hingga genap tiga puluh tahun keterkinian-nya yang masih terus berkembang hingga kini. Pendekatan yang digunakan untuk kepentingan tersebut adalah estetika. Hasil kajian menunjukkan bahwa pergeseran bentuk siluet kostum Jaipongan terjadi karena bermunculanya kreativitas-kreativitas baru yang lebih bebas dan lebih ekspresif dalam hal perancangan desain kostum tari Jaipongan, sebagai upaya menyeimbangan akan tuntutan jaman dan tuntutan pertunjukan. Pergeseran tersebut meliputi siluet kostum atasan yang seluruhnya tampil dalam silhouette fited, dan bentuk siluet kostum bawahan yang berawal dari slim line menjadi fit and flare line. Adapun potongan silhouette diawali amphora silhouette, hourglass silhouette, redingote silhouette, dan diakhiri ekstra redingote silhouette.Kata Kunci: pergeseran, bentuk siluet, kostum Jaipongan rentang tahun 1980-2010 
UNSUR-UNSUR GOTIK DALAM NOVEL PENUNGGU JENAZAH KARYA ABDULLAH HARAHAP (Gothic Elements in the Novel Penunggu Jenazah by Abdullah Harahap) Darmawan, Adam; Priyatna, Aquarini; Saidi, Acep Iwan
METASASTRA: Jurnal Penelitian Sastra Vol 8, No 2 (2015)
Publisher : Balai Bahasa Jawa Barat

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26610/metasastra.2015.v8i2.161-178

Abstract

Tulisan ini mengkaji unsur-unsur gotik yang terdapat dalam novel Penunggu Jenazah karya Abdullah Harahap. Novel yang dikaji menunjukkan keterkaitan  unsur-unsur gotik sebagai pembangun cerita, yaitu hal-hal supernatural, bentuk-bentuk transgresi, latar yang menyeramkan, bentuk-bentuk monstrositas, excess dan fetis. Kajian ini dilandasi dengan menggunakan teori gotik. Hasil analisis menunjukkan bahwa unsur gotik dalam novel Penunggu Jenazah saling tumpang tindih. Hal-hal supernatural digunakan sebagai sumber konflik dan bentuk transgresi. Transgresi sebagai unsur gotik menggunakan pelanggaran terhadap tabu yang melibatkan transgresi terhadap seksualitas, tubuh, dan kematian. Latar yang menyeramkan, bentuk-bentuk monstrositas dan excess dihadirkan sebagai unsur gotik yang menggangu tatanan norma dan normalitas. Fetis yang muncul dalam Penunggu Jenazah adalah fetis terhadap tubuh perempuan dengan kecenderungan sadomasokis. Novel disajikan dengan mencampurkan semua unsur gotik dengan unsur supernatural, transgresi dan monstrositas sebagai unsur gotik yang dominan. Oleh sebab itu, penelitian ini saya fokuskan untuk mengungkap cara gotik ditampilkan dalam karya Harahap.Abstract: This paper examines the gothic elements in the novel entitled Penunggu Jenazah written by Abdullah Harahap. The novel shows that the gothic elements are supernatural, forms of transgression, scary setting, forms of monstrosity, excess and fetish. This study uses gothic theories. Furthermore, the results of the analysis also show that the gothic elements are overlapping. Transgression as the gothic element is using violation of taboo of sexuality, body and death. The scary setting, the forms of monstrosity and excess are representing to disturb norms and normality. The fetish in the Penunggu Jenazah novel is the fetish of a woman body with a tendency to sadomasochism. Gothic is represented by blending all gothic elements with the supernatural, transgression and monstrosity as the majority elements. Moreover, this study is focused on the way gothic represented.
GOFFMAN’ DRAMATURGY OF MOVEMENT CONCEPT IN SETAN JAWA FILM BY GARIN NUGROHO Dewi, Agustina Kusuma; Piliang, Yasraf Amir; Irfansyah, Irfansyah; Saidi, Acep Iwan
International Journal of Humanity Studies (IJHS) Vol 3, No 2 (2020): March 2020
Publisher : Sanata Dharma University

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (16.384 KB) | DOI: 10.24071/ijhs.v3i2.2339

Abstract

Dramaturgy Goffmann closely related to the model of the interaction between the persona by assuming that a mode of social relations as a stage show. There are self-raised, there are purposely hidden for management to create a certain impression. Setan Jawa Film by Garin Nugroho, as an art film, the issue of movement as the media said the film that marks the cultural code of Java to interact. This study aims to identify the perception of motion applicable to the 'movement' in Setan Jawa Film using test questionnaire responses on the perception of respondents from diverse ethnic, which was later confirmed by the method of Focused Group Discussion with Goffmann’ Dramaturgy analysis as the basis of interpretation.
Narasi Visual Kematian Pada Ilustrasi Buku Cerita Rakyat Anak Indonesia Indrayati, Refita Ika; Setyawan, Pindi; Saidi, Acep Iwan
Jurnal Budaya Nusantara Vol 2 No 1 (2018): NUSANTARA & TEKNOLOGI
Publisher : LPPM Universitas PGRI Adi Buana Surabaya

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.36456/b.nusantara.vol2.no1.a1713

Abstract

Folklore used as a tool to transfer life lesson from generation to generation. In the midst of modern children'sbooks that carry moral as a main theme, folklore must comes with a new adaptation to compete with other stories. Thisadaptation forced to change how sensitive theme must be delivered, such as death. This study aims to explore howIndonesian folklore books that narrated death in terms of images, texts, and relationships built between the twoelements. Using content analysis, this research takes an example of story containing subtheme as story line from fourprinted books of Indonesian children ’s folktales that published between 2015-2017.
Kritik sastra Indonesia: Pokok-Soal yang tak kunjung tercerahkan Saidi, Acep Iwan
Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia Vol. 2, No. 1
Publisher : UI Scholars Hub

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

ANALISIS SEMIOTIKA POS STRUKTURAL PADA FOTO RHEIN II (A POST-STRUCTURAL SEMIOTICS ANALYSIS OF THE PHOTOGRAPH RHEIN II) Jiuhanteng, Markus; Saidi, Acep Iwan; Utomo, R. Drajatno Widi
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 1 (2021): Jurnal Seni & Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v4i1.10095

Abstract

Abstract This paper is a study of Andreas Gursky’s photo Rhein II. In this study, the post-structural semiotic analysis method is used to interpret meaning based on signs on the Rhein II. The post-structural semiotic analysis becomes the basis for interpreting meanings using related references. In the study of Rhein II photo objects, visual text analysis is expected to provide positive benefits for the development of photography, especially academically. Rhein II is a photo by Andreas Gursky. In Rhein II’s photograph, a contemporary photo is presented as a multi-reality representation analyzed using the post-structural semiotic method. The object of research is interpreted as a text that has a layer of meaning that is squeezed out of its essence by semiotics. The deconstruction of the signification system in the visual element is identified by reading the structural postal semiotic theory codes: text analysis process, creation process. The results of semiotic extraction produce an interpretive study of Rhein II which is full of meaning.Keyword: imagery, photography, semioticaAbstrak Makalah ini merupakan kajian dari foto Rhein II karya Andreas Gursky. Dalam kajian ini digunakan metode analisis semiotika post struktural untuk menginterpretasikan makna berdasarkan tanda-tanda pada Rhein. Analisis semiotika post struktural menjadi landasan dalam menginterpretasikan makna-makna dengan menggunakan referensi terkait. analisis teks visual, dalam kajian objek foto Rhein II diharapkan dapat memberikan kebermanfaatan yang positif bagi perkembangan fotografi khususnya secara akademis. Rhein II adalah foto karya Andreas Gursky. Dalam karya Rhein II, sebuah foto kontemporer dihadirkan sebagai representasi multi realitas yang dianalisis menggunakan metode semiotika post struktural. Objek penelitian dimaknai sebagai teks yang memiliki lapisan makna yang terperas esensinya oleh semiotika. Dekonstruksi sistem penandaan dalam elemen visual diidentifikasikan dengan pembacaan kode-kode teori semiotika pos struktural. Proses analisis teks, proses penciptaan. Hasil ekstraksi semiotika menghasilkan kajian interpretatif Rhein II yang sarat makna.Kata kunci: citra imaji, fotografi, semiotika
KAJIAN SEMIOTIKA MAKNA SIMBOLIK LUKISAN KUDA KARYA AGUS TBR A SEMIOTICS STUDY ON THE SYMBOLIC MEANING OF AGUS TBR ‘S HORSE PAINTING Hismanto, AG. Andi; Sunarya, Yan Yan; Saidi, Acep Iwan
Jurnal Seni dan Reka Rancang: Jurnal Ilmiah Magister Desain Vol. 4 No. 2 (2022): Jurnal Seni dan Reka Rancang : Jurnal Ilmiah Magister Desain
Publisher : Universitas Trisakti

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.25105/jsrr.v4i2.13496

Abstract

Abstract A painting is not merely making doodles on canvas, but there are external factors that influence it; social, political, and cultural arts of the community. The visual language created by the painter is a personal symbol, formed by the experience of his creativity. Agus TBR chose horse as one of the visual languages for his paintings to form messages and symbolic meanings. This research was conducted to analyze the development of Agus TBR’s paintings. To understand the meaning in terms of denotation, connotation, myth and ideology as well as to identify the relation of visual signs in Agus TBR’s paintings. The analysis method is carried out using Roland Barthes’ semiotic approach in reading the signs contained in Agus’ painting entitled “Land of Hope”. This research is aimed to arouse artists and researchers ideas in creating paintings which include various visual objects that enriched with symbolic meanings. Keywords: AgusTBR, painting, semiotics, Roland Barthes Abstrak Sebuah lukisan tidak hanya sekedar membuat coretan di atas kanvas, tetapi ada faktor eksternal yang mempengaruhi seperti sosial, politik, dan seni-budaya masyarakat. Bahasa rupa yang dibuat oleh pelukis merupakan simbol-simbol yang bersifat pribadi, yang terbentuk dari pengalaman kreativitasnya. Agus TBR memilih objek kuda sebagai salah satu bahasa rupa untuk karya lukisannya dalam membentuk pesan dan makna simbolik. Penelitian ini dilakukan untuk membaca perkembangan karya seni lukis Agus TBR. Untuk memahami makna dalam tingkatan denotasi, konotasi, mitos dan ideologi serta membaca relasi tanda visual pada lukisan Agus TBR. Metode analisa yang dilakukan dengan menggunakan pendekatan semiotika Roland Barthes dalam membaca tanda-tanda yang terdapat pada karya lukisnya yang berjudul “Land of Hope”. Melalui penelitian ini diharapkan dapat memperkaya pemahaman dalam memahami pesan yang terdapat pada suatu lukisan. Selain itu juga diharapkan seniman lukis dapat mengembangkan ide dan gagasannya dalam menciptakan suatu karya lukis dengan objek-objek visual yang memiliki makna simbolik. Kata kunci: Agus TBR, seni lukis, semiotika, Roland Barthes