Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search
Journal : Melayu Arts and Performance Journal

PEWARISAN TARI RAWAS DALAM MASYARAKAT SUKU SERAWAI DI KAWASAN MANNA, KABUPATEN BENGKULU SELATAN Fresti Yuliza
Melayu Arts and Performance Journal Vol 3, No 2 (2020): Melayu Art and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v3i2.1334

Abstract

This paper discusses the rawas dance, which is the name of a dance that lives and develops in the Serawai ethnic community in Manna, South Bengkulu Regency. Applying a qualitative research approach with descriptive analysis methods, a review of the rawas dance is conducted to see: (2) the structure of the dance; (2) the rituals that follow; and (3) the creation myth behind it. Research shows that the rawas dance is sacred by the Manna community, because it is believed to be a dance created by a mystical force. The connection with this mystical power creates a myth about the creation of the rawas dance, which describes the process of creating this dance. The inheritance of the rawas dance then goes along with the inheritance of the myths about its creation. A form of inheritance, traditionally running from one generation to the next through a unique way of learning.Keywords: Rawas dance; Serawai myth; Menjambar ritual; dance inheritanceAbstrakTulisan ini membahas tentang tari rawas, yang merupakan nama salah satu tarian yang hidup dan berkembang dalam masyarakat suku Serawai di Manna, Kabupaten Bengkulu Selatan. Menerapkan pendekatan penelitian kualitatif dengan metode analisis deskriptif, tinjauan terhadap tari rawas dilakukan untuk melihat: (2)struktur tarinya; (2) ritual yang mengikutinya; serta (3) mitos penciptaan yang melatar belakanginya. Penelitian menunjukkan bahwa tari rawas disakralkan oleh masyarakat Manna, karena diyakini merupakan sebuah tarian yang diciptakan oleh suatu kekuatan mistis. Kaitan dengan kekuatan mistis ini menciptakan suatu mitos tentang penciptaan tari rawas, yang menggambarkan proses penciptaan tari ini. Pewarisan tari rawas kemudian berjalan bersama dengan pewarisan akan mitos tentang penciptaannya itu. Suatu bentuk pewarisan, berjalan secara tradisional dari satu generasi ke generasi berikutnya melalui satu cara pembelajaran yang khas.Kata Kunci: Tari Rawas; ritual; mitos Serawai; ritual Menjambar; Pewarisan Tari
KONSEP GARAPAN ANDUNG HU: SEBUAH TAFSIR MUSIKAL ATAS RATAPAN KEMATIAN MASYARAKAT BATAK TOBA Della Rosa Panggabean; Fresti Yuliza; Sherli Novalinda; Hafif HR
Melayu Arts and Performance Journal Vol 5, No 1 (2022): Melayu Arts and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v5i1.2501

Abstract

This article discusses the musical concept of an orchestral piece entitled Andung Hu, which in Batak language means my lament. Andung Hu’s work departs from the reinterpretation of the Andung tradition, a lamentation of sorrow in the context of the death committed by the Toba Batak people. Applying the method of transformation, with the concept of transit and transition, this paper is intended as a form of elaboration of the concept of Andung Hu’s work. The data collected from the work process by Della Rosa Pangabean, which was analyzed critically-reflectively, by viewing the work process as a form of artistic research. The results of the analysis show that the transformation process from the Andung tradition in the Toba Batak society to the Andung Hu Orchestra takes three key stages, namely: interpretation; orchestration; and improvisation. The materials and tools used in the stages of the creation process are: scales; atonal technique; motive; development techniques; and taganing motifs. The result of the work is a composition in the form of a program music entitled Andung Hu.Keywords: lamentation; Toba Batak; musical concept; Andung Hu; orchestraAbstrakTulisan ini membicarakan tentang konsep musikal dari sebuah karya orkestra berjudul Andung Hu, yang dalam Bahasa Batak berarti ratapanku. Karya Andung Hu berangkat dari reinterpretasi atas tradisi Andung, sebuah ratapan kesedihan dalam konteks kematian yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba. Menerapkan metode transformasi atau alih wahana, dengan konsep transit dan transisi, tulisan ini dimaksudkan sebagai bentuk penjabaran konsep garapan dari karya Andung Hu. Data-data dihimpun dari proses berkarya oleh Della Rosa Pangabean, yang dianalisis secara kritis-reflektif, dengan memandang proses berkarya tersebut sebagai suatu bentuk penelitian artitik. Hasil analisis menunjukkan bahwa proses transformasi dari tradisi Andung dalam masyarakat Batak Toba menjadi karya Orkestra Andung Hu, menempuh tiga tahapan kunci, yakni: interpretasi; orkestrasi; dan improvisasi. Adapun bahan dan alat yang digunakan dalam tahapan proses penciptaan itu adalah: tangga nada; teknik atonal; motif; teknik pengembangan; dan motif taganing. Adapun hasil karya adalah sebuah komposisi dengan bentuk musik programa yang diberi judul Andung Hu.Kata Kunci: ratapan kematian; Batak Toba; konsep musikal; Andung Hu; orkestrasi
PEMBENTUKAN KARAKTER PENARI MELALUI KESENIAN YANG DIMILIKI SUATU DAERAH Tudhy Putri Apyutea Kandiraras; Fresti Yuliza
Melayu Arts and Performance Journal Vol 5, No 2 (2022): Melayu Arts and Performance Journal
Publisher : Pascasarjana Institut Seni Indonesia Padang Panjang

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.26887/mapj.v5i2.3217

Abstract

Identitas merupakan penanda kehadiran kelompok dalam masyarakat. Identitas budaya termasuk dalam kategori identitas yang memudahkan komunikasi antar budaya disekelilingnya. Penentuan Identitas budaya diukur dari pola perilaku sosial yaitu berupa pola persepsi, berpikir, perasaan, dan struktur sosialnya. Jati diri yang dimiliki seseorang merupakan sebuah identitas yang diperoleh sejak lahir, kemudian melalui proses interaksi dalam kehidupan yang dilakukan setiap hari dan membentuk suatu pola khusus yang mendefinisikan tentang karakter seseorang tersebut. Melalui budaya tebentuk cara hidup yang berkembang dan dimiliki oleh seseorang atau sekelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Penggabungan istilah identitas budaya memiliki pengertian sebagai pembedakan antara satu kebudayaan dengan kebudayaan yang lain karena identitas budaya tersebut merupakan suatu karakter khusus yang melekat dalam suatu kebudayaan. Pembentukan karakter budaya yang ada dilandasi oleh kreativitas yang dimiliki oleh setiap manusianya. Kreativitas merupakan jalan keluar seseorang mengeluarkan berbagai ide yang didorong oleh kebutuhan berekspresi. Seseorang dapat berkreasi menciptakan benda seni yang unik dan bernilai tinggi dalam lingkup dunia seni sehingga mampu memiliki identitas kekhasan. Berbagai seni timbul karena kemampuan manusia untuk menggali pandangan yang tajam dari pengalaman hidupnya. Proses kreatif tersebut merupakan suatu tangkapan inderawi, perasaan apa yang dirasakan, eksplorasi pengamatan dan perasaan, hubungan imajinatif dari pengalaman yang tersimpan, yang akhirnya kemudian membentuk suatu produk baru. Produk yang dihasilkan merupakan wujud dari sebuah pendidikan karakter yang dimiliki oleh berbagai daerah.Kata kunci: Identitas; Pendidikan Karakter; Kreatifitas                            AbstractIdentity is a marker of the presence of a group in society. Cultural identity is included in the category of identity that facilitates communication between the surrounding cultures. Cultural identity is determined by patterns of social behavior, namely patterns of perception, thinking, feeling, and social structure. A person's identity is obtained from birth through a process of interaction in life that is carried out every day and forms a unique pattern that defines that person's character. Through culture, a way of life is formed that develops, is owned by a person or group of people, and is passed down from generation to generation. The combination of the term cultural identity has a meaning as a distinction between one culture and another because cultural identity is a unique character inherent in the culture. The formation of existing cultural character is based on the creativity of every human being. Creativity is a way for someone to issue various ideas driven by the need for expression. For example, a person can be creative in creating unique art objects of high value within the scope of the art world so that they can have a distinctive identity. Various arts arise because of the human ability to dig sharp insights from life experience. The creative process is a sensory capture of what feelings are felt, exploration of observations and feelings, and imaginative relationships from stored experiences, which eventually form a new product. The resulting product is a form of character education owned by various regions.Keywords: Identity; Character Education; Creativity