Claim Missing Document
Check
Articles

Found 3 Documents
Search

Strategi Komunikasi dalam membentuk Budaya Keselamatan kerja melalui Implementasi Observasi PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja) di PT. X Sulistyo P, Bambang
Jurnal Kajian Ilmiah Vol. 20 No. 1 (2020): Januari 2020
Publisher : Lembaga Penelitian, Pengabdian Kepada Masyarakat dan Publikasi (LPPMP)

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | Full PDF (251.917 KB) | DOI: 10.31599/jki.v20i1.66

Abstract

In an effort to establish organizational culture can not be separated from the application of the principles of Communication. In building a culture, surely an organization will carry out a communication process, whereby the Management / Management of the company conveys various policies, responsibilities through messages both verbally and non-verbally continuously to shape the behavior of members of the company organization. For this reason, an appropriate communication strategy is needed, so that company workers can understand, implement, and be affected by messages conveyed and socialized by the Management / Leadership of the organization. As it is known within the organization, it invites organizational members/workers to implement/implement Cultural behavior not easily, so that the communication strategy must be formulated and planned properly, so that it can be used as a reference/guideline in carrying out communication activities. This study seeks to determine the communication strategy implemented in the PT. Pertamina EP HSSE Division in building a Safety and Health culture for all workers/members of the organization. By using the method of observation, carried out on aspects of PEKA (Safety Observation) with the process of Planning, Implementation and evaluation of the Communication Program that is run Based on the observations and evaluations of researchers it can be concluded that communication carried out in the workplace is able to improve unsafe behavior, create dialogue related to safe and unsafe behavior, to safe and unsafe condition and be able to prioritize observations based on the level of risk and subsequently be able to determine the corrective action results from work Safety observations. Keywords: Organization culture, Communication strategy, Safety Observation (PEKA) Abstrak Dalam upaya pembentukan Budaya organisasi tidak dapat lepas dari penerapan prinsip-prinsip Komunikasi. Dalam membangun budaya, tentunya sebuah organisasi akan melakukan proses komunikasi, dimana para Manajemen/Pimpinan perusahaan menyampaikan berbagai kebijakan, tanggung jawab melalui pesan baik verbal maupun non verbalsecara terus menerus berkesinambungan untuk membentuk perilaku anggota organisasi perusahaan. Untuk itu diperlukan strategi komunikasi yang tepat , agar para pekerja perusahaan dapat memahami, mengimplementasikan, dan terpengaruh dengan pesan yang disampaikan dan disosialisaikan oleh Manajemen /Pimpinan organisasi .Seperti diketahui didalam organisasi untuk mengajak anggota organisasi / pekerja untuk mengimplementasikan / menerapkan perilaku Budaya tidak mudah, sehingga strategi komunikasi harus dirumuskan dan direncanakan dengan baik, sehingga dapat dipergunakan sebagai acuan/pedoman dalam melaksanakan aktivitas berkomunikasi. Penelitian ini berupaya untuk mengetahui strategi komunikasi yang dilaksanakan di Divisi HSSE PT. X dalam membangun budaya K3 kepada seluruh pekerja/anggota organisasi. Dengan menggunakan metode observasi, dilakukan pada aspek PEKA (Pengamatan Keselamatan Kerja) dengan proses Perencanaan, Penerapan/Implementasi dan Evaluasi Program Komunikasi yang dijalankan. Berdasarkan hasil pengamatan dan evaluasi peneliti dapat disimpulkan bahwa komunikasi yang dijalankan ditempat kerja mampu memperbaiki perilaku tidak aman, kondisi tidak aman, menciptakan dialog terkait dengan perilaku aman dan tidak aman, dan kondisi aman dan tidak aman serta mampu memprioritaskan observasi berdasarkan tingkat risiko dan selanjutnya apat menentukan tindakan koreksi hasil observasi dari pengamatan Keselamatan kerja. Kata Kunci: Budaya organisasi, Strategi Komunikasi, Observasi PEKA
Kegiatan Penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat) Di RW–010, Kelurahan Leuwinanggung Kecamatan Tapos Kota Depok Jawa Barat Sulistyo P, Bambang; Husen
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 4 No. 1 (2023): JURNAL ABDIMAS MUTIARA (IN PRESS)
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Menerapkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) dalam lingkungan masyarakat, keluarga sangat penting untuk dilakukan karena memiliki manfaat yakni mencegah penyakit infeksi, mendukung produktivitas, mendukung tumbuh kembang anak, melestarikan kebersihan dan keindahan lingkungan. Realitanya, masih banyak orang yang kurang memperhatikan pentingnya PHBS bagi kesehatan diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) adalah gerakan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat. PHBS dapat diterapkan di lingkungan rumah tangga, sekolah, tempat kerja, maupun masyarakat umum. Tujuan pengabdian masyarakat ini untuk memberikan penyuluhan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) kepada masyarakat karena program ini masih kurang dilakukan masyarakat diantaranya pemilahan sampah organik dan anorganik di rumah tangga dan bagaimana cara cuci tangan yang benar. Kegiatan Pengabdian Masyarakat ini dilakukan kepada masyarakat di Kelurahan Leuwinanggung Kecamatan Tapos Kota Depok Jawa Barat (khususnya wilayah RW 010 ( RT 01,RT 02,RT 03 dan RT 04). Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara sosialisasi dan memberikan pendampingan pada masyarakat secara langsung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan checklist ( daftar pertanyaan wawancara) dan Observasi langsung mendatangi masyarakat sekitar nya untuk mencari data. Hasil dari pengabdian masyarakat ini sangat positif dalam meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan dalam meminimalkan dan menghasilkan sampah dengan melakukan proses daur ulang sampah dengan pengelolaan sampah berbasis masyarakat.
Penyuluhan Penerapan untuk Peningkatan Budaya K3 di tempat kerja di PT XYZ, Karang Ampel, Indramayu Sulistyo P, Bambang; Husen; Sahuri
Jurnal Abdimas Mutiara Vol. 5 No. 1 (2024): JURNAL ABDIMAS MUTIARA
Publisher : Universitas Sari Mutiara Indonesia

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar

Abstract

Pentingnya penerapan Program peningkatan Budaya K3 di tempat kerja di PT XYZ, Karang Ampel, Indramayu”sudah seharusnya menjadi kebiasaan sehari-hari. Budaya K3 yang baik dapat membentuk perilaku pekerja terhadap keselamatan kerja yang diwujudkan melalui perilaku aman dalam melakukan pekerjaan, yang menjadi tantangan besar bagi seorang pemimpin keselamatan dalam membangun budaya K3 di tempat kerja, karena mereka harus mengubah kebiasaan banyak orang. Tidak dapat disangkal hingga kini aspek "kesehatan dan keselamatan kerja (K-3) belum mendapat perhatian serius di Indonesia. Kalaupun hal tersebut sering dibicarakan diberbagai seminar dan diskusi, umumnya tidak disertai dengan konsep implementasi yang jelas dan konkrit. Kenyataan ini tentu tidak akan menguntungkan bagi Indonesia di masa mendatang, sebab masalah tersebut sejak dua dekade silam sudah menjadi isu internasional yang serius, karena berkaitan erat dengan berbagai masalah lainnya yang kini mendapat sorotan dunia. . Pembinaan Peningkatan Budaya K3 di tempat kerja di PT XYZ, Karang Ampel, Indramayu”dapat dilakukan dalam bentuk program sebagai bentuk perwujudan pemberian pengalaman pengetahuan atau menciptakan suatu kondisi yang kondusif bagi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat sekitar operasional PT.XYZ, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku agar dapat menerapkan Budaya K3 tidak bisa dibentuk oleh satu individu, tetapi harus melibatkan semua orang yang ada di dalam organisasi atau perusahaan. Budaya keselamatan (Safety Culture) harus dilaksanakan oleh seluruh sumber daya yang ada, pada seluruh tingkatan dan tidak hanya berlaku untuk pekerja saja. Dari aspek penggunaan teknologi, misalnya perkembangan teknologi industri yang maju dengan pesat disatu sisi telah memberikan manfaat luar biasa bagi kehidupan ummat manusia. Namun disisi lain teknologi juga menebar beraneka ragam ancaman serius bagi kesehatan dan keselamatan masyarakat, terutama bagi para pekerja dan lingkungan sekitar lokasi industri. Potensi ancaman terhadap kesehatan dan keselamatan kerja tersebut ada yang "latent" ada pula yang "manifest." Begitu pula proses kemunculannya ada yang berlangsung gradual ada pula yang muncul spontan. Dari sudut konfigurasi ketenaga-kerjaan tampilnya "kelompok pekerja profesional" sebagai elemen vital bagi kelangsungan dan kemajuan perusahaan, mendorong perlunya perhatian serius terhadap kelompok pekerja, baik demi kelangsungan perusahaan maupun demi peningkatan produktivitas..Dalam industri modern, posisi pekerja profesional memang menjadi faktor penentu mati hidupnya perusahaan. Sementara mendidik pekerja menjadi profesional selain membutuhkan biaya tinggi juga waktu panjang. Karena itu demi menopang kehidupan danperkembangan perusahaan aspek kesehatan dan keselamatan kerja perlu perhatian serius agar kualitas para pekerja tidak mengalami degradasi. Metode pelaksanaan dilakukan dengan cara sosialisasi dan memberikan pendampingan pada pekerja secara langsung. Observasi langsung berdiskusi dengan pekerja Hasil dari pengabdian masyarakat ini sangat positif dalam meningkatkan Implementasi Budaya K3 (Budaya Keselamatan / Safety Culture), budaya K3 dibangun atas komitmen bersama, sistem manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (SMK3) yang mumpuni, dan persepsi bersama yang menekankan pentingnya K3, sehingga membentuk kebiasaan keselamatan kerja ( SafetyCulture)yang berkesinambungan.