Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa keberhasilan inseminasi buatan (IB) induk sapi PFH dengan riwayat abortus karena penyakit mulut dan kuku (PMK). Materi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data dari hasil survey keberhasilan IB induk sapi PFH dengan riwayat abortus karena PMK sebanyak 30 ekor. Pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Kriteria sampel berupa induk sapi PFH yang sembuh dari PMK, pernah bunting dan kemudian abortus karena PMK. Metode penelitian adalah metode studi kasus. Data yang diperoleh diuji dengan Uji t berpasangan yaitu membandingkan keberhasilan IB induk sapi PFH sebelum dan sesudah PMK dengan riwayat abortus. Variabel yang diamati terdiri dari Service per Conception (S/C) dan Conception Rate (CR). Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai S/C dan CRÂ Sapi PFH sebelum PMK berbeda sangat nyata ( P > 0.01) dengan setelah PMK. Rata-rata nilai S/C setelah PMK yaitu 1.53 lebih tinggi daripada sebelum PMK yaitu 1.07. Nilai Rataan CR setelah PMK lebih rendah yaitu 60% dari sebelum PMK yaitu 93%. Kesimpulan penelitian ini yaitu efisiensi reproduksi sapi perah PFH dengan riwayat abortus karena PMK berbeda dengan sebelum PMK. Nilai SC dan CR lebih bagus sebelum PMK dibandingkan setelah PMK. Saran dari penelitian ini adalah bahwa peternak sebaiknya lebih memperhatikan manajemen pemeliharaan ternak khususnya pada tata laksana reproduksi yang meliputi kondisi kesehatan reproduksi ternak setelah abortus dan pencegahannyaKata kunci: ib, abortus, pmk, s/c, cr.