Widiantoro, FX. Wahyu
Unknown Affiliation

Published : 5 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search
Journal : Psikostudia : Jurnal Psikologi

From Fear to Hope: Psychological Well-being Victims of Domestic Violence Yulianto, Muhammad Nurul; Widiantoro, Fx. Wahyu
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 14, No 4 (2025): Volume 14, Issue 4, Desember 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v14i4.21143

Abstract

Domestic Violence (DV) is a complex phenomenon that not only inflicts physical harm but also leaves deep psychological scars on victims. Data from the Indonesian National Commission on Violence Against Women (Komnas Perempuan) in 2023 indicates a significant increase in DV cases, particularly against women, often affecting their quality of life and psychological well-being. This study aims to explore the subjective experiences of DV survivors regarding their psychological well-being. Using a qualitative phenomenological approach, the study involved three adult women who had experienced DV, with data collected through in-depth interviews and observations. Data analysis employed an interpretative phenomenological method to uncover the deeper meanings of the victims’ lived experiences. The findings reveal that DV negatively impacts the six dimensions of psychological well-being identified by Ryff: self-acceptance, positive relations with others, autonomy, environmental mastery, purpose in life, and personal growth. The implications of this study highlight the necessity of a holistic intervention that not only focuses on victims’ psychological recovery but also strengthens social support systems, provides adequate protection, and empowers survivors to rebuild their identity, independence, and overall quality of life.Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) merupakan fenomena kompleks yang tidak hanya menimbulkan luka fisik, tetapi juga meninggalkan dampak psikologis mendalam bagi korban. Data Komnas Perempuan tahun 2023 menunjukkan peningkatan signifikan kasus KDRT, khususnya terhadap perempuan, yang sering kali memengaruhi kualitas hidup dan kesejahteraan psikologis mereka. Penelitian ini bertujuan mengeksplorasi pengalaman subjektif korban KDRT terkait kondisi kesejahteraan psikologis mereka. Menggunakan pendekatan kualitatif fenomenologis, penelitian melibatkan tiga perempuan dewasa yang pernah mengalami KDRT, dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan observasi. Analisis data dilakukan menggunakan metode fenomenologi interpretatif untuk mengungkap makna mendalam dari pengalaman korban. Hasil penelitian menunjukkan bahwa KDRT berdampak negatif pada enam dimensi kesejahteraan psikologis menurut Ryff, meliputi penerimaan diri, hubungan positif dengan orang lain, otonomi, penguasaan lingkungan, tujuan hidup, dan pertumbuhan pribadi. Implikasi dari temuan ini menunjukkan perlunya intervensi holistik yang tidak hanya berfokus pada pemulihan psikologis korban, tetapi juga pada penguatan sistem dukungan sosial, penyediaan perlindungan yang memadai, serta pemberdayaan korban agar mampu membangun kembali identitas, kemandirian, dan kualitas hidup mereka.
Self-Acceptance for Mothers Who Have Children with Special Needs on Lower-Middle Socio-Economic Status in Bantul Permatahati, Rosita; Widiantoro, Fx. Wahyu; Gigih Rizqia, Ayu
Psikostudia : Jurnal Psikologi Vol 14, No 1 (2025): Volume 14, Issue 1, Maret 2025
Publisher : Program Studi Psikologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30872/psikostudia.v14i1.17360

Abstract

Children with special needs are children who experience developmental delays either physically, psychologically, socially, or emotionally, and who have above-average abilities so that they need help that suits their needs to improve their abilities and quality of life. This study aims to find out the description of self-acceptance and the stages of self-acceptance of a mother who has a child with special needs with socioeconomic status with a middle to lower social status. The research method used is qualitative with a case study approach with several subjects 3. The data analysis methods used are reduction, data presentation, and conclusion drawn. The results of interviews and observations show that the three subjects have different self-acceptance, the middle to lower economy being one of the causes of different self-acceptance. The first subject has shown good acceptance, although sometimes they still feel dissatisfied in their efforts to achieve the recovery of children with special needs and resigned to their economic conditions. The second subject has been accepted, but the time is more used for work, so it is not optimal in accompanying children with special needs. The third subject with an unstable economy is still convinced that their needs can be met but still have difficulties in dealing with children with special needs. Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang mengalami keterlambatan perkembangan baik dari segi fisik, psikologis, sosial, atau emosional, dan yang mempunyai kemampuan diatas rata-rata sehingga mereka memerlukan bantuan yang sesuai dengan kebutuhannya untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas hidupnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran penerimaan diri dan tahapan penerimaan diri seorang ibu yang mempunyai anak berkebutuhan khusus dengan status sosial ekonomi dengan status sosial menengah ke bawah. Metode penelitian yang digunakan yaitu kualitatif dengan pendekatan studi kasus dengan jumlah subjek 3. Adapun metode analisis data yang digunakan yaitu reduksi, penyajian data, dan penarikan Kesimpulan. Hasil dari wawancara dan observasi menunjukkan bahwa ketiga subjek memiliki penerimaan diri yang berbeda, ekonomi menengah ke bawah menjadi salah satu penyebab berbedanya penerimaan diri. Subjek pertama sudah menunjukkan penerimaan yang baik, walaupun terkadang masih merasa kurang puas dalam usaha mencapai kesembuhan anak berkebutuhan khususnya dan pasrah terhadap kondisi ekonominya. Subjek kedua sudah menerima, akan tetapi waktunya lebih banyak digunakan untuk bekerja, sehingga kurang maksimal dalam mendampingi anak berkebutuhan khususnya. Subjek ketiga dengan ekonomi belum stabil tetap yakin kebutuhannya bisa terpenuhi, tetapi masih kesulitan dalam menangani anak berkebutuhan khususnya.