Pandie, Daud Alfons
Unknown Affiliation

Published : 2 Documents Claim Missing Document
Claim Missing Document
Check
Articles

Found 2 Documents
Search

Urgensi dan Model Penginjilan di Masa Pandemi Covid-19 Pandie, Daud Alfons; Han, Liem Kok
LOGIA: Jurnal Teologi Pentakosta Vol 2, No 1 (2020): Desember 2020
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Berea, Salatiga

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.37731/log.v2i1.46

Abstract

Penginjilan pada hakekatnya adalah pemberitaan kabar baik tentang keselamatan yang kekal di dalam Tuhan Yesus Kristus. Penginjilan menjadi bagian esensial dari eksistensi gereja dan semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat PribadiNya. Dengan perkataan lain, eksistensi gereja dan semua orang percaya ditentukan oleh pelaksanaan tugas penginjilan. Meskipun demikian, dari masa ke masa, tugas penginjilan seringkali hanya sampai pada tataran percakapan. Ada berbagai faktor yang menjadi penghambat tugas penginjilan. Apalagi saat ini di mana gereja-gereja dan semua orang percaya sedang bergumul dengan pandemi Covid-19, tentunya tugas penginjilan jemaat menjadi suatu pergumulan bagi gereja dan semua orang percaya. Artikel ini bertujuan mengemukakan urgensi dan model penginjilan Jemaat dalam masa pandemi covid 19 saat ini. Metode yang dipakai adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif analitis. Penelitian ini menyimpulkan bahwa urgensi penginjilan tidak pernah berubah dari masa ke masa, meskipun pergumulan dan tantangan dalam melaksanakan tugas penginjilan semakin dinamis dan kompleks. Sedangkan model penginjilan dapat berubah dan perlu direlevansikan dengan kontes, dan saat ini yang menjadi konteks adalah pandemi. Dan dalam masa pandemik Covid-19 ini, model penginjilan yang dapat dilakukan oleh gereja adalah dengan membangun networking di antara gereja dan semua orang percaya dengan memanfaatkan teknologi dan media sosial untuk melaksanakan tugas penginjilan dan penginjilan melalui pelayanan sosial.
Dalek esa sebagai “integrating force”: Sebuah konstruksi teologis interaksi sosial masyarakat multikultural berbasis kearifan lokal di Kabupaten Rote Ndao Pandie, Daud Alfons; Nugroho, Fibry Jati
KURIOS Vol. 11 No. 1: April 2025
Publisher : Sekolah Tinggi Teologi Pelita Bangsa, Jakarta

Show Abstract | Download Original | Original Source | Check in Google Scholar | DOI: 10.30995/kur.v11i1.1018

Abstract

There has been substantial research within Indonesian community contexts attempting to understand violent conflicts in inter-ethnic, religious, and cultural interactions. Conversely, research exploring how people can live harmoniously in social interactions across ethnic, spiritual, and cultural boundaries remains limited. This study examines the local wisdom of "Dalek Esa," which has underpinned inter-ethnic and inter-religious interactions in the context of Rote Ndao Regency, East Nusa Tenggara Province. Employing qualitative research methods with phenomenological and ethnographic approaches, the study involved the author's full immersion in the context of the community's life. The research reveals that "Dalek Esa" has served as a foundation in the mechanism of ethnic and religious agreements. At the same time, differences in livelihoods have constructed the peaceful and harmonious life of the culturally and religiously diverse Rote Ndao community.   Abstrak Terdapat banyak penelitian dalam konteks komunitas masyarakat di Indonesia yang berupaya memahami tentang konflik kekerasan dalam interaksi antar etnis, agama dan budaya. Sementara, di sisi yang lain, penelitian tentang bagaimana orang-orang bisa hidup rukun dalam interaksi sosial antar etnis, agama dan budaya masih belum banyak dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengekplorasi kearifan lokal “Dalek Esa” yang telah mendasari interaksi antar etnis dan agama dalam konteks masyarakat Kabupaten Rote Ndao- Propinsi Nusa Tenggara Timur. Metode penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan etnografi yang dilakukan berupa keterlibatan penuh penulis dalam konteks kehidupan masyarakat. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa “Dalek Esa” telah menjadi pondasi dalam mekanisme kesepakatan etnis, agama dan perbedaan mata pencaharian telah mengkonstruksi kehidupan masyarakat Rote Ndao yang berbeda budaya dan agama yang rukun dan damai.